AS Sanksi Produsen Obat China karena Sebabkan Kecanduan

AS menjatuhkan sanksi terhadap produsen obat penghilang rasa sakit dari China

www.freepik.com.
AS menjatuhkan sanksi terhadap produsen obat penghilang rasa sakit dari China. (ilustrasi).
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi terhadap produsen obat penghilang rasa sakit dari China, termasuk seorang bandar steroid anabolik terbesar di dunia. Tindakan ini menjadi upaya AS untuk meningkatkan pengawasan guna mengekang epidemi kecanduan obat yang menewaskan 100 ribu warganya tahun lalu.

Tren pembelian pil narkoba secara daring dari luar negeri khususnya China semakin tinggi, utamanya karena harga dipatok lebih murah. Untuk itu, Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang memudahkan AS untuk membidik para pengedar narkoba asing.

“Tindakan ini akan membantu memutus rantai pasokan global dan jaringan keuangan yang memungkinkan opioid sintetis dan bahan kimia prekursor mencapai Amerika Serikat,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir The Guardian, Kamis (16/12).

Di bawah perintah eksekutif baru, Departemen Keuangan menjatuhkan sanksi pada empat perusahaan kimia China dan seorang bernama Chuen Fat Yip yang digambarkan sebagai salah satu produsen steroid anabolik terbesar. Departemen luar negeri juga menawarkan hadiah total 5 juta dolar untuk menangkap pria berusia 68 tahun yang diyakini tinggal di Wuhan, China.

Dalam tuntutan federal yang diajukan pada tahun 2018, perusahaan Chuen Fat Yip dituduh memproduksi steroid anabolik senilai 280 juta dolar AS selama lima tahun, dan mengirimkan bahan-bahan untuk fentanil penghilang rasa sakit melalui paket-paket kecil ke seluruh dunia. Bulan lalu, otoritas AS menyita obat tersebut setara dengan 2,3 juta dolar AS dalam mata uang kripto bitcoin yang ditelusuri kembali ke Chuen, kata jaksa yang berbasis di Dallas.

Departemen keuangan juga menjatuhkan sanksi pada dua kelompok narkoba kriminal di Meksiko dan satu di Brasil. Sanksi tersebut akan memblokir aset apa pun di AS yang mungkin dimiliki oleh kelompok bandar maupun Chuen, serta mengkriminalisasi transaksi dari Amerika Serikat.

Baca Juga

Diketahui, lebih dari 100 ribu warga Amerika meninggal karena overdosis obat penghilang rasa sakit tahun lalu. Epidemi kecanduan pil ini dilatarbelakangi oleh bagaimana masifnya promosi ihwal khasiat pil, yang diperparah akses untuk mendapatkan pil juga sangat amat gampang.

Jumlah kecanduan akibat pil penghilang rasa sakit semakin melonjak karena menjamurnya obat-obatan palsu yang acap kali diselundupkan dari luar negeri dan dapat dibeli secara daring. Sebuah laporan tahun 2020 oleh Badan Penegakan Narkoba AS menuding biang kerok problematika ini adalah China. Negara berjuluk Negeri Tirai Bambu itu menjadi pemasok utama bahan fentanil ke bandar Meksiko, yang kemudian pil produksi Meksiko diselundupkan ke AS.

Laporan itu mengatakan bahwa India, yang dikenal dengan industri farmasi raksasanya, juga dengan cepat menjadi sumber obat penghilang rasa sakit terlarang. “Saya pikir sangat sederhana bahwa banyak prekursor opioid sintetis berasal dari China,” kata seorang pejabat pemerintahan Biden.

“Dan penting bagi kami untuk mengirim sinyal ke depan itu,” imbuhnya.

Di bawah tekanan berat dari AS, China pada April 2019 mengeluarkan larangan fentanil. Sebuah laporan tahun lalu oleh Center for Advanced Defense Studies menemukan bahwa produsen obat China dengan cepat membuka cabang usaha untuk menjual prekursor di dalam fentanil, yang tidak dilarang.

Jaksa di Texas mengatakan Chuen bahkan diyakini telah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat pada 2015 untuk menghadiri pameran dagang dan menegosiasikan transaksi. Perintah eksekutif Biden memungkinkan AS untuk menargetkan produsen obat asing secara langsung daripada berfokus pada kartel atau kelompok kriminal lainnya, yang secara historis merupakan fokus upaya AS.

Biden juga membentuk Dewan AS untuk Kejahatan Transnasional Terorganisir, yang akan berkoordinasi antar departemen untuk memerangi kejahatan transnasional.

 
Berita Terpopuler