Omicron Masuk Indonesia, Wapres: Antisipasi Jangan Seperti Delta

Wapres minta semua Pemda bersiap dan mencegah penyebaran varian Omicron.

BKKBN
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres) K.H. Maruf Amin
Rep: Febrianto Adi Saputro, Fauziah Mursid   Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta semua pemerintah daerah melakukan persiapan dan pencegahan terhadap varian Omicron. Ini setelah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi kasus varian Omicron terdeteksi di Indonesia.

Baca Juga

"Ketika ini baru satu (kasus) ini, semua pemda harus melakukan upaya penyiapan untuk pencegahannya, jangan sampai masuk ke daerah-daerah, antisipasi," ujar Wapres di sela kunjungan kerja ke Jawa Timur, Kamis (16/12).

Wapres mengingatkan pengalaman varian Delta di Tanah Air pada pertengahan tahun ini yang mengakibatkan lonjakan kasus di semua wilayah. Kondisi tersebut kata Wapres, karena kurangnya antisipasi terhadap varian Delta.

Karena itu, ia berharap kasus Omicron ini bisa diantisipasi sejak awal jangan sampai meluas hingga ke berbagai daerah.

"Kita punya pengalaman Delta, Delta itu kurang kita antisipasi sehingga kemudian kita kebobolan. Karena itu, ketika ini baru satu ini semua harus diantisipasi. Kita tidak ingin seperti Delta lagi," ujar Kiai Ma'ruf.

Wapres juga meminta percepatan vaksinasi Covid-19 terus dilanjutkan kepada masyarakat yang belum divaksin. Di samping itu, pembatasan mobilitas dan protokol kesehatan juga harus diterapkan semua pihak untuk mencegah penularan varian tersebut.

"Ya saya kira kita harus waspada ya, sejak awal kita sudah wanti-wanti bahwa kita jangan sampai seperti negara-negara lain," ungkapnya.

 

Sebelumnya Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan ada lima kasus probable varian omicron di Indonesia. Sejauh ini, sudah ada satu kasus omicron yang terkonfirmasi. 

"Karena kita melalukan tes PCR dengan spesifikasi khusus, kita mendeteksi ada lima kasus probable (belum pasti) omicron, " ungkap Budi dalam konfrensi pers secara daring, Kamis (16/12).

Budi menuturkan, dari lima kasus tersebut, dua kasus adalah WNI yang baru kembali dari AS dan Inggris. Saat ini, keduanya sedang dikarantina di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Sementara itu, tiga kasus lainnya adalah WNA China yang datang ke Manado. Ketiganya sekarang sedang menjalani isolasi di Manado, Sulawesi Utara. "Sekali lagi, lima orang ini sifatnya masih (belum pasti omicron), baru dites PCR secara khusus," kata Budi.

Menurut Budi, sampel lima kasus positif Covid-19 dengan dugaan omicron itu sudah dikirimkan ke Balitbangkes. Kini, peneliti masih melakukan pengurutan genomnya. 

"Genom sequensing-nya diharapkan dalam tiga hari ke depan sudah menginformasikan apakah benar omicron atau tidak, " ujar mantan wakil menteri BUMN tersebut.

Budi juga meminta agar masyarakat untuk tetap tenang di tengah temuan kasus omicron. Ia menyerukan agar protokol kesehatan terus diterapkan dan memacu laju vaksinasi.

"Tidak usah panik, tetap hidup seperti normal, patuhi protokol kesehatan, patuhi surveilans, lakukan vaksinasi lebih cepat lagi. Mari kita merayakan liburan di dalam negeri," katanya.

Kasus pertama varian omicron di Indonesia melibatkan seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran berinisial N. Petugas tersebut diketahui positif Covid-19 pada Rabu (8/12) pekan lalu saat pemeriksaan RT PCR rutin di Wisma Atlet.

Sampelnya langsung dikirim ke Kemenkes RI untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS). Pada Jumat (10/12), dari hasil WGS terkonfirmasi tiga orang positif Covid-19.

Sampel dari tiga petugas kebersihan itu pun dikirimkan langsung ke Balitbangkes untuk kembali diurutkan genomnya. Dari hasil yang keluar pada Rabu (15/12), satu terkonfrimasi positif varian omicron.

Budi mengatakan, data-data itu juga sudah dikonfirmasikan ke GISAID. Pihak GIASID juga sudah mengonfirmasi data pengurutan genom bahwa benar itu adalah omicron. GISAID adalah lembaga independen yang melaporkan varian-varian virus serta sequence-nya.

Ketiga pekerja yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu tidak memiliki gejala. Budi mengungkapkan, mereka masih sehat tanpa demam, tanpa batuk-batuk, dan saat ini sudah di RT PCR kembali setelah tiga hari berikutnya.

"Hasil tes PCR-nya negatif," kata Budi.

Penyebaran varian omicron diyakini 70 kali lebih cepat dari versi asli SARS-CoV-2 dan varian delta dalam 24 jam. Varian omicron pertama kali terdeteksi akhir November di Afrika Selatan (Afsel).

WHO memasukkan omicron ke dalam "variant of concern", yang perlu diwaspadai bersama delta. Sudah lebih dari 72 negara mengonfirmasikan temuan omicron. Meski kebanyakan kasus bergejala ringan, Inggris telah melaporkan kematian pertama pasien infeksi omicron awal pekan ini.

Wakil Ketua Komisi IX DPR, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengatakan dengan masuknya Omikron melalui seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet membuktikan bahwa penularan yang paling mungkin terjadi melalui orang yang baru kembali dari luar negeri. Karena itu ia mengimbau agar pintu masuk Indonesia melalui jalur udara perlu diperketat.

"Deteksi juga harus lebih masif, lebih kencang lagi kita lakukan di tanah air, terutama di pintu-pintu masuk orang luar atau WNI yang baru datang, kemudian testing dan tracing juga harus diperluas di seluruh tanah air," kata Melki kepada Republika.co.id, Kamis (16/12). 

Selain itu ia juga mengapresiasi keterbukaan pemerintah yang umumkan secara terbuka adanya kasus covid varian Omikron di Indonesia. Keterbukaan tersebut dinilai penting sehingga semua masyarakat tetap waspada, antisipatif, dan disiplin dalam melihat perkembangan yang terjadi secara lebih rasional.

"Tentu bagi seluruh kita warga masyarakat dengan resmi diumumkan Omikron sudah ada di tanah air, kita lebih memperketat lagi dan disiplin lebih waspada terkait, pertama soal prokes, 5 M harus kita perketat dan disiplin menjalankan ini semua," ujarnya.

Politikus Partai Golkar itu juga mendorong agar rumah sakit mempersiapkan sarana dan prasarana secara baik alat kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan covid-19. Terakhir dirinya juga meminta agar pemerintah terus menggenjot vaksinasi.

"(Vaksinasi) harus dikencangkan kembali terutama di daerah yang belum sama sekali atau masih rendah kita kencangkan vaksinasi sampai 70 persen lebih untuk sasaran dosis pertama dan kedua juga kita kencangkan lagi dan kita persiapkan booster di tahun depan," tuturnya. 

 

 

 
Berita Terpopuler