Staf Parlemen Muslim Tuntut Tindakan Atas Islamofobia Kongres AS

Staf parlemen Muslim mengecam retorika kebencian oleh pejabat publik.

Foto : MgRol_93
Staf Parlemen Muslim Tuntut Tindakan atas Islamofobia Kongres AS. Ilustrasi Islamofobia
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, CHICHAGO -- Puluhan anggota staf Muslim di kongres Amerika Serikat (AS) mengirim surat terbuka kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada Rabu (8/12). Surat tersebut berisi tuntutan tindakan atas komentar Islamofobia yang dibuat oleh seorang anggota dari Partai Republik.

Baca Juga

Surat itu berisi pernyataan mengecam komentar Lauren Boebert dari negara bagian Colorado yang terlihat di video di sebuah acara humor publik. Di acara tersebut, Boebert melontarkan nyinyiran rasialis yang ditujukan kepada anggota Kongres dari Partai Demokrat Ilhan Omar.

Boebert menggambarkan Omar, seorang Muslim yang lahir di Somalia, sebagai anggota "pasukan jihad" pada sebuah acara di negara bagian Colorado bulan lalu. Boebert juga mengatakan bahwa aman untuk naik bersamanya di lift gedung Kongres Capitol Hill jika Omar tidak mengenakan sebuah ransel.

"Yah, dia tidak punya ransel. Kita pastinya akan baik-baik saja," ujar Boebert mengacu pada terorisme dalam nyinyirannya terhadap Omar, dilansir di Anadolu Agency, Jumat (10/12).

Komentar tersebut lantas membuat Omar dan Muslim lainnya marah. Omar, yang merupakan wakil dari negara bagian Minnesota, itu mengatakan cerita itu tidaklah benar. Atas komentar Boebert tersebut, 62 anggota staf Muslim di DPR dan Senat, bersama dengan hampir 400 staf menandatangani surat yang mengecam retorika kebencian oleh pejabat publik yang membahayakan keselamatan mereka, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

 

"Menyaksikan pelecehan yang tidak terkendali terhadap salah satu dari hanya tiga anggota Kongres Muslim, dan satu-satunya anggota Muslim yang terpandang, kami merasa bahwa tempat kerja kami tidak aman dan tidak disambut baik," demikian pernyataan puluhan staf Muslim tersebut.

"Surat ini menuntut Kongres menolak retorika yang membara yang membahayakan kesejahteraan fisik, mental dan emosional staf di kedua sisi lorong," tambahnya.

Banyaknya sorotan terhadap komentar Boebert menjadi semakin kontroversial. "Pelawak ini menunduk ketika dia melihat saya di Capitol. Sedih dia berpikir kefanatikan ini mendapatkan pengaruhnya," cicit Omar setelah komentar itu dipublikasikan bulan lalu.

Sementara itu, Boebert merilis sebuah pernyataan di akun Twitter kongresnya yang menyampaikan permintaan maafnya. "Saya meminta maaf kepada siapa pun di komunitas Muslim yang tersinggung dengan komentar saya tentang anggota kongres Omar. Ada banyak perbedaan kebijakan untuk difokuskan tanpa gangguan yang tidak perlu ini," kata Boebert di akun Twitter miliknya.

Boebert juga mengaku akan menghubungi Omar secara pribadi. Akan tetapi menurut Omar, dalam panggilan telepon itu Boebert tidak memberikan permintaan maaf langsung dan justru melipatgandakan retorikanya. Omar mengatakan ia lantas memutuskan untuk mengakhiri panggilan yang disebutnya tidak produktif itu.

Sejak itu, Omar mengatakan dia telah menerima pesan-pesan yang penuh kebencian dan mengancam. Dia dan anggota Demokrat lainnya telah meminta Pemimpin Mayoritas DPR dari Republik Kevin McCarthy untuk mencopot Boebert dari tugas komite kongresnya. Namun, McCarthy mengatakan dia puas dengan permintaan maaf Boebert. Di sisi lain, Omar mengatakan dia juga yakin bahwa ketua DPR dari Demokrat, Nancy Pelosi, akan mengambil langkah untuk menegur Boebert atas komentarnya.

 
Berita Terpopuler