Langkah Menuju Perusahaan Otomotif Netral Karbon

Perusahaan otomotif yang netral karbon tentu membutuhkan modal yang tak sedikit.

EPA/Ole Spata
Volkswagen
Rep: Eric Iskandarsjah Z Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WOLFSBURG -- Menjadi sebuah perusahaan otomotif yang netral karbon tentu membutuhkan modal yang tak sedikit. Selain harus menghadirkan produk yang ramah lingkungan, pabrikan juga harus memastikan seluruh proses produksi bisa dilakukan dengan tahapan yang ramah lingkungan.

Volkswagen (VW) Group pun jadi salah satu pabrikan yang ingin segera menjadi pabrikan netral karbon. Jenama Jerman itu pun mengajukan pinjaman kepada konsorsium enam bank di Eropa.

Dikutip dari Drive pada Jumat (10/12), dana segar sebesar 1,8 miliar Euro itu akan digunakan oleh VW Group untuk mempercepat pengembangan mobil listrik dan pembangunan fasilitas produksi yang lebih ramah lingkungan.

Uniknya, pinjaman itu tak dikenai besaran bunga yang ditetapkan oleh pasar. Tapi, bunga yang ditetapkan bergantung pada besaran target emisi yang dicapai oleh VW Group.

Artinya, jika VW Group ingin membayar pinjaman dengan bunga ringan, maka pabrikan itu harus secepat mungkin menekan emisi CO2. Skema pinjaman yang unik ini pun kemungkinan baru pertama kali diterapkan dalam dunia industri.

VW Group sendiri percaya diri untuk mengajukan pinjaman dengan skema itu karena VW Group telah berkomitmen untuk menekan emisi sebesar 30 persen pada 2030 dan menjadi pabrikan netral karbon pada 2050.

Untuk produk, VW Group menargetkan akan menghadirkan 70 mobil listrik hingga 2030. Di tahun yang sama, VW Group menargetkan mobil listrik akan berkontribusi sebesar 70 persen terhadap total penjualan di Eropa.

Chief Financial Officer VW Group, Arno Antlitz mengatakan, VW berkomitmen untuk secara sistematis mengubah portofolio produk VW Group menuju elektromobilitas dan menjadikan Volkswagen perusahaan netral karbon pada tahun 2050.

"Adanya sejumlah bank yang bersedia untuk menghadirkan intersest rate sesuai emisi pun menekankan soal urgensi pengurangai emisi kendaraan," kata Arno Antlitz.


Baca Juga

Piaggio Group bangun ekosistem kendaraan listrik

Mempercepat ekosistem kendaraan listrik demi menuju kendaraan yang ramah lingkungan juga dilakukan oleh Piaggio Group. Piaggio Group bersama bp akan melakukan kerjasama untuk mengembangkan dan meluncurkan serangkaian layanan yang komperhensif. Kerja sama ini untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik dari roda dua dan tiga di Eropa, India dan Asia.

Piaggio Group dan bp, bersama dengan afiliasi Jio-bp di India, akan meninjau peluang baru untuk bekerja sama dalam menawarkan stasiun pengisian dan pertukaran baterai. Keduanya juga akan mengembangkan layanan yang mencakup  'Battery as a Service' (BaaS) leasing, manajemen dan daur ulang baterai kendaraan, serta 'Vehicle as a Service' (VaaS) leasing, perbaikan, pemeliharaan dan manajemen energi kendaraan cerdas tersebut.

 

Upaya dan fokus awal akan dilakukan di India, di mana Jio-bp dan Piaggio telah terlibat dalam pengembangan solusi kendaraan listrik. Perusahaan-perusahaan ini juga bermaksud untuk mengeksplorasi berbagai peluang di Asia yang lebih luas, seperti di Cina, Indonesia, Vietnam, serta negara di Eropa.

Wakil presiden senior bp, mobilitas dan solusi masa depan, Richard Bartlett mengungkapkan bahwa pasar kendaraan roda dua dan tiga yang besar dan bertumbuh dengan pesat sudah memimpin jalan menuju elektrifikasi dan pihaknya melihat potensi yang besar untuk pertumbuhan yang berkelanjutan untuk seluruh Asia dan Eropa.

"Bekerja sama dekat dengan Piaggio Group, pemimpin dunia di pasar ini, kami bertujuan untuk mengembangkan dan memberikan layanan inovatif yang dibutuhkan customer," ungkap Richard Bartlett dalam keterangan resminya dikutip Jumat (10/12).

"Hal tersebut akan mendukung pertumbuhan mobilitas perkotaan yang cepat dan menciptakan kemudahan dalam menggunakan kendaraan knalpot tanpa emisi, memungkinkan pengurangan polusi udara dan membantu kota-kota dalam upaya mereka untuk menghilangkan jejak karbon," tambah dia.

 

 

 

 

 

 

Kendaraan seperti sepeda motor listrik, skuter, dan kendaraan komersial berukuran compact saat ini merupakan kelas kendaraan yang paling banyak ditenagai oleh listrik secara global, dengan 44 persen penjualan. Sebanyak 25 persen dari armada global yang tersedia atau sekitar 250 juta kendaraan telah ditenagai oleh listrik.

Diperkirakan bawah pada tahun 2040 proporsi penjualan kendaraan listrik dapat meningkat mencapai lebih dari 80 persen. Jumlah kendaraan roda dua dan roda tiga secara global mungkin dapat meningkat sebanyak tiga kali lipat hingga 750 juta.

Dalam kerjasama yang dilakukan ini, kedua perusahaan tersebut bertujuan untuk mendukung pertumbuhan adopsi kendaraan roda dua dan roda tiga listrik secara global untuk membantu mengatasi kemacetan dan mengurangi polusi di daerah perkotaan.

 

Kepala strategi dan produk Piaggio Group, Michele Colaninno mengungkapkan bekerja sama dengan bp akan membantu perusahaan menyampaikan ide dan tawaran revolusi mobilitas masa depan."Dalam mencapai tujuan ini, kami perlu mempromosikan adopsi kendaraan listrik secara luas seperti sepeda motor, skuter bermotor dan kendaraan komersial kompak yang dilengkapi dengan teknologi pertukaran baterai atau pengisian daya plug-in," kata dia.

 
Berita Terpopuler