Nikaragua Ubah Arah, China Gembira, Taiwan Menyesal

Keputusan Nikaragua bangun kembali hubungan diplomatik dengan China dinilai tepat.

Daniel Ortega

Hubungan Taiwan dan China kian memanas.

Rep: Dwina Agustin/antara Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEJING  -- Pemerintah China menilai keputusan Nikaragua untuk kembali menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing sudah tepat sehingga layak mendapatkan apresiasi. Ini pilihan yang tepat karena sejalan dengan tren global yang didukung oleh masyarakat. China sangat mengapresiasi keputusan ini.

Demikian pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China (MFA) yang diterima Antara di Beijing, Jumat pagi. Para delegasi China dan Nikaragua menggelar pertemuan dan menandatangani komunike bersama di Kota Tianjin untuk mengumumkan dimulainya kembali hubungan diplomatik.

Sebelumnya negara di kawasan Amerika Tengah itu mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Taiwan. Langkah tersebut semakin menyudutkan Taiwan yang kini sedang dibawah ancaman China daratan.

"Kedua pemerintahan telah memutuskan adanya saling pengakuan dan dimulainya kembali hubungan diplomatik di tingkat kedutaan yang berlaku efektif sejak penandatanganan komunike bersama," demikian dinyatakan MFA.

Bagi China, Nikaragua merupakan negara penting di Amerika Tengah. Nikaragua pada akhirnya mengakui dan berkomitmen mematuhi prinsip Satu China sehingga untuk selanjutnya tidak lagi melakukan pertukaran atau hubungan secara resmi dengan Taiwan.

China akan bekerja sama dengan Nikaragua di berbagai sektor untuk kepentingan bersama dan saling menguntungkan masyarakat di kedua negara. Pada September lalu Presiden Honduras Xiomara Castro juga menyampaikan keinginannya untuk menjalin lagi hubungan diplomatik dan komersial dengan China.

Namun pada November lalu Lithuania memutuskan pembukaan kantor perwakilan resminya di Taiwan.Sikap Lithuania tersebut memicu protes dari China yang diikuti dengan penurunan level perwakilannya. China menganggap Taiwan bagian yang tak terpisahkan dari wilayahnya dengan memegang teguh prinsip "Satu China". Sampai saat ini masih ada 14 negara yang mempertahankan hubungan diplomatiknya dengan Taiwan.

Taiwan sesalkan Nikaragua

Taiwan menanggapi dengan cepat keputusan pemutusan diplomatik oleh Nikaragua. Taipei mengungkapkan rasa sakit dan penyesalan atas keputusan tersebut.

Baca Juga

Presiden negara Amerika Tengah, Daniel Ortega, dinilai telah mengabaikan persahabatan antara rakyat Taiwan dan Nikaragua. Namun pemerintah Taiwan juga menyatakan pembangkangan.

"Sebagai anggota masyarakat internasional, Taiwan berhak untuk bertukar dan mengembangkan hubungan diplomatik dengan negara lain," kata Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Menurut pernyataan itu, Taiwan akan terus mempromosikan diplomasi pragmatis untuk memperluas ruang internasionalnya. Taipei pun berusaha untuk mencapai status internasional.

 

 

 

Nikaragua memutuskan hubungan diplomatik yang sudah terjalin lama dengan Taiwan pada Kamis (9/12). Negara ini memutuskan itu sebagai bentuk pengakuan atas kebijakan Satu Cina dari Partai Komunis China.

"Pemerintah Republik Nikaragua hari ini memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan tidak lagi memiliki kontak atau hubungan resmi," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan dalam bahasa Spanyol dan Inggris.

"Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh China dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China," tambahnya.

Pemutusan hubungan diplomatik dengan Taiwan merupakan pukulan bagi Amerika Serikat. Peristiwa ini menyusul berbulan-bulan memburuknya hubungan antara Ortega dan Joe Biden.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah menjatuhkan sanksi pada penasihat keamanan nasional Ortega, Nestor Moncada Lau. AS menuduh dia mengoperasikan skema penipuan impor dan bea cukai untuk memperkaya anggota pemerintahan Ortega.

Bulan lalu pun Biden menyerang Ortega dengan menyebut pemilihan presiden Nikaragua sebagai pantomim. Serangan ini karena mantan milisi Marxis dan musuh Perang Dingin AS ini memenangkan pemilihan untuk masa jabatan keempat berturut-turut.

 

 

 
Berita Terpopuler