Nestapa Barcelona

Untuk pertama kali sejak 2000/2001, Barcelona gagal ke 16 besar Liga Champions.

AP/Joan Monfort
Pelatih Barcelona Xavi Hernandez.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Barcelona menyentuh titik terendah dalam dua dekade terakhir terkait catatan penampilan di Liga Champions. Dibungkam Bayern Muenchen, 0-3, pada laga pamungkas penyisihan Grup E, Kamis (9/12) dini hari WIB, La Blaugrana dipastikan mengakhiri kiprah di Liga Champions musim ini.

Dalam laga di Stadion Allianz Arena tersebut, Barcelona sama sekali tidak berkutik. Gol sundulan Thomas Mueller, gol sepakan dari luar kotak penalti Leroy Sane, dan sambaran Jamal Musiala, akhirnya menjadi penanda perbedaan kualitas antara kedua tim di laga tersebut.

Kekalahan ini memperpanjang rekor buruk Barcelona saat menghadapi Die Bayern, dengan menelan kekalahan di tiga bentrokan terakhir dan kebobolan total 14 gol serta hanya bisa mencetak dua gol. Namun, bukan lanjutan rekor buruk kontra Muenchen ini yang menjadi sumber ratapan Blaugrana dari laga ini.

Akibat kekalahan ini, Barcelona harus puas finis di peringkat ketiga klasemen akhir penyisihan Grup E. Klub asal Katalan itu hanya mampu mengoleksi tujuh poin dari enam laga hasil dari dua kemenangan, satu hasil imbang, dan tiga kekalahan. Blaugrana tertinggal satu poin dari peringkat kedua, Benfica, yang sukses membungkam Dinamo Kiev, 2-0, di laga lainnya.

Untuk pertama kalinya sejak musim 2000/2001, klub asal Katalan gagal melangkah ke babak 16 besar atau fase gugur Liga Champions. Pengoleksi empat gelar Liga Champions dalam 20 musim terakhir itu pun harus rela turun kasta ke Liga Europa pada sisa musim ini.

Terakhir kali Barcelona tampil di kasta kedua kompetisi antarklub Eropa adalah pada musim 2003/2004. Saat itu, Barca, yang finis di peringkat keenam La Liga Spanyol pada musim sebelumnya, merumput di pentas Piala UEFA sebelum akhirnya berubah format dan berganti nama menjadi Liga Europa pada 2009.

Baca Juga

Sejumlah media di Spanyol menggambarkan kegagalan Barcelona melangkah ke babak 16 besar Liga Champions sebagai musibah besar. AS dalam edisi digitalnya menyebut, kekalahan dari Muenchen adalah pengunduran diri Barcelona dari jajaran klub elite Eropa.

Sementara Marca menilai, Barcelona tidak bisa beranjak dan seolah terperangkap dalam waktu. Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, tidak bisa menyembunyikan amarah dan kekecewaan terkait kegagalan ini.

Mantan kapten dan gelandang Barcelona ini tidak pernah menyangka, level permainan Blaugrana bisa begitu tertinggal dengan klub raksasa Eropa lainnya. Kehadiran Xavi yang diharapkan bisa mengangkat performa Blaugrana usai hancur lebur saat ditangani Ronald Koeman, ternyata sudah begitu terlambat.

''Ini adalah realitas menyakitkan yang harus kami hadapi. Tempat kami di Liga Champions, bukan di Liga Europa. Catatan mengecewakan ini titik balik buat klub. Kami harus benar-benar memulai dari awal lagi untuk bisa kembali ke level tertinggi. Sekarang, kami harus bisa menjuarai Liga Europa,'' ujar Xavi seperti dikutip Reuters, Kamis (9/12).

Setelah finis di peringkat ketiga penyisihan Grup E Liga Champions, Barcelona akan melanjutkan kiprahnya di kompetisi Eropa musim ini dengan tampil di fase play-off babak gugur Liga Europa. Kendati begitu, kampiun Copa del Rey musim lalu itu tentu tidak bisa hanya fokus di Liga Europa. Maklum, di pentas La Liga, Barcelona juga masih terseok-seok dan tertinggal cukup jauh dalam perebutan titel juara.

Terpaku di peringkat ketujuh klasemen sementara, Memphis Depay dkk masih tertinggal 17 poin dari pemuncak klasemen sementara, Real Madrid. Performa Blaugrana pun masih jauh dari menyakinkan dengan menelan tujuh kekalahan, termasuk kekalahan beruntun di dua laga terakhir di semua ajang.

 
Berita Terpopuler