Relawan Prabowo-Puan Dukung Deklarasi Dini Koalisi Parpol dan Capres

Deklarasi lebih awal dinilai dapat memberikan pendidikan politik kepada rakyat.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Relawan yang menamakan diri Poros Prabowo-Puan mendeklarasikan diri untuk mengusung Prabowo Subianto-Puan Maharani pada Pilpres 2024 di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (3/11).
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Relawan Prabowo-Puan meminta agar Partai Gerindra dan PDIP berkoalisi sejak awal mengusung Prabowo Subianto-Puan Maharani sebagai capres dan cawapres 2024. Bahkan relawan yang mengatasnamakan Presidium Nasional Poros Prabowo Puan ini mengajak partai lain untuk berkoalisi. 

Baca Juga

"Kami sangat sepakat dengan gagasan agar partai politik dan/atau gabungan partai politik agar segera mengumumkan koalisi lebih dini," kata Deklarator Poros Prabowo-Puan, Andianto dalam keterangan persnya Rabu, (8/12).

Menurut Andianto, dengan deklarasi lebih awal dapat memberikan pendidikan politik kepada rakyat. Rakyat diberikan kesempatan waktu yang luas untuk menilai, memilih, dan memutuskan pasangan yang paling tepat untuk pemimpin Indonesia ke depan.

"Ini adalah tradisi yang positif untuk pemilihan pemimpin di Indonesia yang lebih tepat," ujar Andianto. 

Andianto mengaku, usulan itu juga sudah disampaikan ke Partai Gerindra dan PDIP. Kata dia, usulannya mendapat respons positif dari kedua partai. 

"Semoga apa yang dibutuhkan oleh rakyat dan bangsa Indonesia mampu dijawab dan diselesaikan Prabowo dan Puan," kata Andianto.

Hal senada diungkapkan pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi mengenai akan terjadi perubahan peta dukungan publik terhadap figur capres 2024. Perubahan itu yakni habisnya masa jabatan beberapa kepala daerah dan koalisi partai yang dilakukan lebih awal sehingga memunculkan calon lebih awal. 

Dua hal yang menurut Hasan dapat mengubah adalah tokoh-tokoh yang habis masa jabatannya. Diketahui bahwa Anies Baswedan akan habis masa jabatannya pada 2022, dan Ganjar Pranowo pada 2023.

"Itu efeknya bisa luas. Karena enggak punya jabatan itu jangankan dengan partai dengan teman sendiri aja susah," kata Hasan sembari mencontohkan Gatot Nurmantyo yang sempat tinggi angka surveinya kini makin meredup.  

Konteks kedua yang dapat mengubahnya adalah koalisi lebih awal antar partai politik dan penentuan calon lebih awal. Sebab, hingga saat ini masyarakat tidak tahu siapa yang benar-benar punya tiket untuk maju. Apalagi adanya anggapan bahwa mendeklarasikan diri jauh-jauh hari itu buruk.

Dari perolehan suara partai, ada tiga partai yang potensial untuk memajukan calon. PDIP yang bisa memajukan calon sendiri, atau Gerindra dan Golkar yang hanya membutuhkan satu partai tambahan.

"Ini dua hal yang bisa mengubah peta survei. Kalau sudah dibungkus saya yakin orang akan melihat ooh ini yang sudah punya tiket," ujar Hasan.

Namun elit politik kerap menginginkan calon ditentukan di akhir-akhir. " Karena di akhir makin tinggi harga negonya. Padahal publik menginginkan jauh-jauh hari," ujarnya.

 
Berita Terpopuler