Kadar Berbeda Mimpi Bertemu Rasulullah SAW dan Caranya

Mimpi bertemu Rasulullah SAW sangat mungkin terjadi

republika
Mimpi bertemu Rasulullah SAW sangat mungkin terjadi, Ilustrasi Rasulullah SAW.
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mimpi bertemu Rasulullah ﷺ banyak dibahas di sejumlah literatur klasik dan masa kini. Di antara pembahasannya adalah seputar hukum mimpi itu sendiri. 

Baca Juga

Dalam haditsnya, Rasulullah ﷺ bersabda: 

مَنْ رَآنِي فِي المَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي اليَقَظَةِ، وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي

“Barangsiapa melihatku dalam mimpi maka ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga dan setan tidak dapat menyerupaiku.” (HR Bukhari).

Menurut Syekh Hasan Muhammad Syaddad, hadits di atas menegaskan jika seseorang bermimpi bertemu Rasulullah, maka mimpinya adalah benar, bukan mimpi yang berdasar pada khayalan atau dari rekayasa setan. 

Dalam kitab Kaifiyah al-Wushul li Ru’yati Sayyidina ar-Rasul, Syekh Hasan menjelaskan sebagai berikut: 

  ومعنى الأحاديث أنّ رؤياه صلّى الله عليه وآله وسلّم صحيحة وليست بأضغاث أحلام ولا من تشبيهات الشيطان   

“Makna hadits di atas: sesungguhnya mimpi bertemu Nabi adalah mimpi yang benar, bukan mimpi yang sia-sia dan juga bukan hasil penyerupaan setan.” (Syekh Hasan Muhammad Syaddad, Kaifiyah al-Wushul li Ru’yati Sayyidina ar-Rasul, hal. 21)

“Maka dapat disimpulkan bahwa orang yang bermimpi bertemu Rasulullah ﷺ tidak dapat disepelekan, karena mimpinya adalah mimpi yang benar secara syara’,” jelas anggota Dewan Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, M Ali Zainal Abidin, yang dikutip Republika.coid, Selasa (7/12). 

Meski begitu, menurut sebagian ulama, orang yang bermimpi bertemu Rasulullah ﷺ akan dihadapkan dengan bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat keistiqamahannya dalam menjalankan syariat. 

Semakin seseorang istiqamah dalam menjalankan kewajiban dan sunnah, maka semakin jelas rupa Rasululah ﷺ dalam mimpinya. Sebaliknya, jika tingkat keistiqamahannya rendah, maka semakin ‘abstrak’ rupa Rasulullah ﷺ dalam mimpinya. 

  اعلم أنّ من وفقه الله تعالى وأكرمه برؤية رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم فإنّه قد يراه على أشكال كثيرة. وهذا يعود إلى أحوال الرائي لتغير حاله فى الإستقامة وفى مخافة الله وبأداء الفرائض على الوجه الصحيح. وكلّما حسنت أفعال الرائي حسنت له صورته له. قد يراه صلى الله عليه وسلم كما هو موصوف فى الشمائل – قد يراه البعض بنقصان بعض شمائله الشريفة. وهذا راجع إلى أحوال الرائي لتغير أحواله فى الإستقامة. فإنّه صلّى الله عليه وسلم كالمرآة   

“Ketahuilah bahwa orang yang diberi pertolongan dan kemuliaan oleh Allah ﷻ dengan mampu melihat Nabi Muhammad ﷺ (dalam mimpi) maka ia akan melihat Nabi dalam bentuk yang banyak. Perbedaan bentuk ini berdasarkan keadaan orang yang bermimpi dalam keistiqamahan, rasa takut kepada Allah ﷻ, dan kesesuaian pelaksanaan kefardhuannya dengan tuntunan yang benar. 

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Babi Haram Dikonsumsi Menurut Islam

Semakin baik perbuatan orang yang bermimpi, semakin baik pula bentuk Nabi Muhammad ﷺ yang tampak pada dirinya. Terkadang seseorang melihat Nabi Muhammad ﷺ dalam mimpinya sama seperti yang disifati dalam syama’il (kepribadian Nabi) namun terkadang pula sebagian orang melihat Nabi Muhammad ﷺ dalam mimpinya dengan keadaan kurangnya sebagian syamail Nabi yang mulia.  

Hal ini kembali pada tingkah laku ...

Hal ini kembali pada tingkah laku orang yang bermimpi karena pasang-surutnya dalam keistiqamahannya. Sesungguhnya Nabi (yang tampak dalam mimpi) layaknya seperti cermin (bagi orang yang bermimpi).” (Syekh Hasan Muhammad Syaddad, Kaifiyah al-Wushul li ru’yati sayyidina ar-Rasul, hal. 24).  

Sementara itu, Prof Quraish Shihab membagikan cara untuk dapat berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW dalam mimpi. Penyusun kitab Tafsir al-Misbah ini mengatakan setidaknya ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk dapat bermimpi bertemu Rasulullah ﷺ.

Pertama, mengikuti keteladanan Rasulullah ﷺ. Dalam salah satu video yang diunggah di kanal YouTube resmi Quraish Shihab, pakar tafsir dan ilmu Alquran ini menjelaskan bahwa meneladani perilaku dan amalan harian Rasulullah ﷺ bukan hanya dengan melaksankan ibadah harian, melainkan juga melakukan sunnah-sunnah kecil yang dilakukan Rasulullah ﷺ, seperti adab masuk rumah, hingga kebiasaan lain Rasulullah ﷺ. 

“Dibanding amalan-amalan yang sifatnya sunnah, saya kira yang paling sulit adalah meneladani akhlak beliau,” kata Prof Quraish yang dikutip Republika.co.id, Senin (6/12). 

Cara kedua yang dapat dilakukan adalah memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Bersholawat, kata Quraish, merupakan hal mudah yang dapat dilakukan dengan rutin dan mampu memberikan ketenangan bagi pembacanya. 

“Sering bershalawat setiap waktu dan setiap hari dapat menghadirkan kelapangan hati. Itulah mengapa membaca shalawat Nabi dianjurkan setiap waktu, meskipun tidak berwudhu,” terang pendiri Pusat Studi Al-Quran itu.

Cara terakhir adalah berdakwah atau menyampaikan pesan-pesan kebenaran Islam, baik melalui perilaku maupun dalam bentuk nasihat. “Ada banyak cara, tapi ketiga hal itulah yang bisa dilakukan,” ujar mantan Menteri Agama itu. 

Dia juga menjelaskan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk bertemu dengan Rasulullah ﷺ melalui mimpinya, sebab Rasulullah ﷺ benar-benar tidak bisa diserupai oleh makhluk lain. 

“Mimpi yang pasti benar itu bila kita mimpi Rasulullah ﷺ, yang bermimpi itu bisa bermacam-macam, ada yang muda, ada yang tua. Tapi yang jelas, mimpi bertemu Rasulullah ﷺ tidak mungkin salah, yang salah adalah jika bermimpi bertemu Tuhan,” ujar pria yang masuk dalam daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia itu. 

Baca juga: 5 Dalil Tegaskan Rasulullah SAW Bukan Penebus Dosa Umatnya

Dia menjelaskan, terdapat banyak hadits yang meriwayatkan keutamaan berjumla dengan Rasulullah dalam mimpi, salah satunya adalah hadits riwayat Imam Muslim. “Hadits itu berbunyi:

  من رآني في المنام فقد رآني، فإن الشيطان لا يتمثل في صورتي

‘Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku,’” terang Quraish.        

 

“Rasulullah ﷺ juga bersabda dalam satu hadits, ‘Barangsiapa memimpikanku, maka aku akan bersamanya nanti di surga,” sambung doktor lulusan Universitas Al-Azhar Kairo itu.      

 
Berita Terpopuler