Kepala BRIN Ungkap Rencana Revitalisasi Fasilitas Nuklir

Rencananya revitalisasi fasilitas nuklir dilakukan di tiga tempat.

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko. BRIN merencanakan revitalisasi fasilitas nuklir.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kini tengah bergerak melakukan transformasi dari energi fosil tak terbarukan menuju energi baru terbarukan. Salah satunya adalah dengan melakukan pengoptimalisasian fasilitas nuklir di Indonesia.

"Indonesia adalah negara pertama di ASEAN yang memiliki fasilitas ketenaganukliran sejak tahun 1960-an, saat ini usianya sudah lebih dari 60 tahun dan ini adalah masa yang krusial sebab fasilitas tersebut perlu direvitalisasi," ujar Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, dilansir dari laman BRIN, Senin (6/11).

Handoko menyampaikan, BRIN merencanakan revitalisasi fasilitas nuklir di tiga tempat, yaitu Serpong, Bandung, Yogyakarta. Pembangunan fasilitas nuklir di ketiga tempat tersebut rencananya akan dilaksanakan selama lima tahun yang akan dimulai pada 2023.

"Revitalisasi fasilitas nuklir ini meliputi perbaikan, pembangunan reaktor baru, penonaktifan reaktor, serta pengembangan fasilitas nuklir yang non reaktor. BRIN saat ini sedang bernegosiasi untuk mewujudkan PLTN generasi IV," terang dia.

Disamping fasilitas, Handoko juga menilai aspek sumber daya manusia (SDM) merupakan aspek yang tak kalah penting. Indonesia, kata dia, membutuhkan SDM andal di bidang nuklir. Karena itu dia menilai Poltek Nuklir harus menjadi salah satu tiang kemajuan nuklir di Indonesia.

Baca Juga

 

 

 
Berita Terpopuler