Tips Membuat Taman Vertikal di Rumah

Taman vertikal bisa menjadi solusi bagi orang yang ingin berkebun tapi lahan terbatas

Republika/Mahmud Muhyidin
Pekerja Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta mamasang tumbuhan di taman vertikal di Kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (6/8).
Rep: Shelbi Asrianti Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taman vertikal yang cantik bisa menjadi solusi bagi orang yang ingin berkebun tapi memiliki lahan terbatas. Tanaman bisa digantung di dinding, memaksimalkan perawatan, dan memudahkan penyiraman.

Tren yang mengemuka ini tidak membutuhkan alat berkebun yang mewah maupun tanaman khusus. Tanaman bisa dibeli secara daring dengan harga terjangkau. Berikut tips memulainya, dikutip dari laman Real Simple.

1. Pilih konsep
Ada taman vertikal bergaya kontainer, yang artinya pot ditempelkan dan bertumpuk di dinding. Ada juga taman saku, di mana tanaman diletakkan di semacam kanvas bersaku. Konsep lain yakni membuat taman vertikal di kayu besar dengan panel-panel, pot plastik, atau palet daur ulang.

2. Pencahayaan
Taman vertikal bisa ditempatkan di dalam ruangan maupun di luar ruangan, asal memiliki pencahayaan memadai sesuai kondisi tanaman yang dipilih. Jika memutuskan taman dalam ruang, pastikan tetap ada paparan cahaya.

3. Pilih tanaman yang fleksibel
Selain sukulen, coba tanam herba, sayuran, philodendron, tanaman keras, atau pakis yang akan menjuntai dan terkulai. Ini lebih fleksibel dibanding pohon, semak, atau tanaman merambat yang batang kayunya kaku.

4. Campur tanaman serupa
Serupa yang dimaksud adalah dalam aspek perawatan dan pertumbuhannya. Jika menggabungkan tanaman dengan pertumbuhan lambat dan cepat, tanaman dengan pertumbuhan cepat akan mendominasi lainnya.

5. Kebutuhan tanah dan air
Taman vertikal bisa mengering dengan cepat seperti tanah di pot. Direkomendasikan untuk menyusun tanaman yang tidak membutuhkan banyak air pada bagian atas taman, karena bagian itu cepat kering.

6. Tumbuhkan terlebih dahulu
Sebagian tanaman perlu ditanam secara horizontal terlebih dahulu selama beberapa pekan. Tujuannya, agar akar bisa berdiri dan membantu menahan tanah sebelum dipindahkan ke taman vertikal.

7. Sistem irigasi tetes
Pada awalnya, taman vertikal mungkin membutuhkan lebih banyak perawatan daripada taman biasa. Dinding hidup ini lebih padat dan karenanya memiliki lebih sedikit tanah sehingga mungkin perlu disiram lebih sering.

Jika merasa penyiraman rumit, disarankan memakai sistem irigasi tetes. Ada sistem canggih dengan selang dan pengatur waktu, ada pula opsi yang lebih mendasar di mana lubang di bagian bawah kantong membuat air menetes.

8. Siapkan tanaman ekstra
Selalu ada risiko sebagian tanaman tak bertahan hidup. Jika terjadi, lubang-lubang di taman vertikal membuatnya tidak cantik. Karena itu, siapkan beberapa tanaman ekstra sebagai cadangan ketika ada yang layu atau kering.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler