Nilai-Nilai Islam Mitigasi Dampak Negatif Digitalisasi

Nilai-nilai Islam harus jadi upaya untuk menghindari dampak negatif dari digitalisasi

Republika/Putra M. Akbar
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menyampaikan pendapat saat kunjungan ke Kantor Republika, Jakarta, Kamis (22/4). Kunjungan MUI ke kantor Republika itu untuk mendiskusikan kondisi ekonomi umat di Indonesia. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Nilai-nilai Islam harus jadi upaya untuk menghindari dampak negatif dari digitalisasi yang saat ini gencar terjadi. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Anggota Badan Pengurus Dewan Syariah Nasional MUI, Anwar Abbas menyampaikan digitalisasi telah membawa banyak manfaat dan potensi.

Baca Juga

"Di sisi lain, perlu juga kita mitigasi dampak-dampak negatif, seperti dalam kasus pinjol ilegal," katanya dalam Ijtima' Sanawi Dewan Pengawas Syariah 2021, Kamis (2/12).

Anwar Abbas mengatakan digitalisasi telah membuka ruang interaksi yang luas bagi berbagai pihak agar lebih efisien dan efektif. Digitalisasi juga telah meningkatkan produktivitas, kemudahan jangkauan pengguna, dan memperluas kolaborasi berbagai sektor.

Meski demikian, ada juga kemudharatan yang masih perlu diantisipasi. Maka dari itu, Anwar Abbas mengatakan nilai-nilai universal dalam Islam harus jadi bagian dari upaya preventif, mitigasi, dan mengurangi dampak negatifnya.

Segala unsur-unsur ekonomi yang akan membawa kemudhratan bagi masyarakat wajib dihindari berdasar pada ajaran-ajaran Islam. Setiap keputusan yang keluar dari DSN MUI haruslah merujuk pada kemaslahatan masyarakat dan tidak ada unsur yang merugikan.

"Kita tidak boleh menganiaya dan juga teraniaya, jangan sampai memberi kemudaratan pada masyarakat," katanya.

 

 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menambahkan, digitalisasi adalah cara agar bisa lebih banyak beribadah dan membawa pada kemaslahatan. Ia menyebut setidaknya ada tiga hikmah dari Allah SWT dengan terjadinya pandemi.

Pertama agar lebih ramah lingkungan sehingga hilirisasi sumber daya alam terus dilakukan. Kedua, digitalisasi membuat aktivitas menjadi lebih efisien sehingga lebih banyak waktu digunakan untuk beribadah.

Ketiga, digitalisasi akan memperbesar ekonomi rakyat sehingga meningkatkan optimisme kedepan. Perry mengatakan, BI menggunakan seluruh instrumen kebijakan untuk menstabilkan perekonomian.

"Berkaitan dengan stabilitas harga, kami jaga harga-harga rendah karena menyangkut kesejahteraan masyarakat, pembiayaan juga terus tumbuh," katanya.

Kesejahteraan umat didukung harga-harga yang terkendali. BI juga mendukung setiap program di bawah koordinasi dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Termasuk memperbesar nilai halal value chain di sektor makanan halal dan modest fashion.

 
Berita Terpopuler