PBB Kecam Larangan Perjalanan karena Varian Omicron

Sekjen PBB menyebut larangan perjalanan yang mengisolasi satu negara tidak adil

AP/John Minchillo/POOL AP
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sekjen PBB menyebut larangan perjalanan yang mengisolasi satu negara tidak adil. Ilustrasi.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (1/12) mengecam negara yang melakukan pembatasan maupun larangan perjalanan terkait varian baru Covid-19 yaitu Omicron. Menurut Guterres, larangan perjalanan yang mengisolasi satu negara atau wilayah merupakan tindakan yang tidak adil dan tidak efektif dalam mencegah penyebaran virus.

Guterres mengatakan satu-satunya cara untuk mengurangi risiko penularan adalah dengan melakukan pengujian terhadap para pendatang. Termasuk menerapkan langkah lainnya sesuai protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

“Kami memiliki instrumen untuk melakukan perjalanan yang aman. Mari kita gunakan instrumen itu untuk menghindari semacam ini, menurut saya perjalanan apartheid tidak dapat diterima," kata Guterres.

Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika wilayah selatan. Sejak varian baru tersebut diumumkan, Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara lainnya telah menerapkan pembatasan perjalanan dari Afrika.

Afrika memiliki tingkat vaksinasi Covid-19 terendah di seluruh dunia karena kurangnya akses. Guterres telah lama memperingatkan tentang bahaya ketidaksetaraan vaksin di seluruh dunia dan tingkat imunisasi yang rendah adalah tempat berkembang biak untuk varian baru.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (30/11) memperingatkan agar seluruh negara tidak memberlakukan larangan perjalanan menyeluruh atas varian Omicron. WHO mengatakan pemerintah dan ilmuwan saat ini mencoba untuk menentukan seberapa besar perlindungan vaksin terhadap varian baru tersebut.

WHO meminta negara-negara untuk menerapkan pendekatan berdasarkan informasi dan risiko. Termasuk kemungkinan penyaringan atau karantina penumpang internasional. Menurut WHO, larangan perjalanan tidak akan menghentikan penyebaran Omicron.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia memahami kekhawatiran tentang varian Omicron. WHO menyarankan penundaan perjalanan bagi mereka yang tidak sehat atau berisiko lebih tinggi terkena Covid-19, termasuk mereka yang berusia di atas 60 tahun atau orang yang tidak divaksinasi.

"Saya prihatin beberapa negara anggota menerapkan tindakan (pembatasan dan larangan perjalanan) yang menyeluruh, serta tidak berdasarkan bukti sehingga akan memperburuk ketidakadilan," ujar Tedros.

Baca Juga

Pada Rabu (24/11), pihak berwenang Afrika Selatan melaporkan keberadaan virus yang sangat bermutasi ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Masih banyak yang belum diketahui tentang varian baru, termasuk apakah varian itu lebih menular, seperti yang diduga oleh beberapa otoritas kesehatan. Termasuk apakah varian Omicron dapat membuat orang lebih sakit parah, dan menggagalkan vaksin.

Ketakutan varian baru telah mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk bergerak cepat memperketat kontrol perbatasan. Mereka mencegah terulangnya lockdown ketat tahun lalu dan penurunan ekonomi yang tajam.

Otoritas Hong Kong telah memperluas larangan masuk bagi non-warga negara dari beberapa negara seperti Angola, Ethiopia, Nigeria, dan Zambia mulai 30 November. Selain itu, non-penduduk yang telah bepergian ke Austria, Australia, Belgia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, Jerman, Israel, dan Italia dalam 21 hari terakhir tidak akan diizinkan memasuki kota mulai 2 Desember.

Di Australia, lima pelancong dinyatakan positif Omicron. Mereka saat ini sedang menjalani karantina. Para pejabat menjelaskan mereka tidak menunjukkan gejala atau menunjukkan gejala yang sangat ringan.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan dua pelancong dari Johannesburg yang positif Omricon di Sydney telah transit melalui Bandara Changi. Australia menunda pembukaan kembali perbatasan negara untuk pelajar internasional dan migran terampil.

"Kami melakukan ini karena sangat berhati-hati, tetapi pandangan kami (Omicron) adalah varian yang dapat dikelola," kata Menteri Kesehatan Federal Australia Greg Hunt.

Kanada memperpanjang larangan masuk terhadap pendatang dari sepuluh negara Afrika wilayah selatan mencakup Nigeria, Malawi, dan Mesir. Menteri Kesehatan Jean-Yves Duclos menuturkan Kanada akan mewajibkan orang yang datang melalui udara dari semua negara kecuali Amerika Serikat untuk mengikuti tes Covid-19.

Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Selasa menyarankan orang Amerika agar tidak melakukan perjalanan ke Niger, Papua Nugini, Polandia, Trinidad, dan Tobago. CDC menyebut sekitar 80 negara tujuan masuk dalam klasifikasi Level 4 atau risiko Sangat Tinggi setelah Gedung Putih mengumumkan pembatasan perjalanan baru terkait varian Omicron.

 
Berita Terpopuler