4 Hal yang Diincar Israel dari Palestina

Israel melakukan okupasi dengan empat cara di Palestina.

AP
Tembok yang dibangun Israel untuk memisahanwilayah palestina yang didudukinya denganwilayah yang disebutkan sebagai terotorial Israel. Pembangunan tembok seperti ini sudah dilakukan sejak 20 tahun silam.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Wakaf Yayasan Wakaf Umat yang berbasis di Turki, Dr. Samir Saeed, menerangkan, setidanya ada empat hal yang menjadi sasaran Israel di Palestina. Di antaranya bumi atau tanah Palestina, orang Palestina, identitas orang Palestina, dan tempat-tempat suci Muslim Palestina.

Baca Juga

Samir mengatakan, Israel melakukan okupasi dengan empat cara di dalam wilayah Al-Quds, Palestina. Di antaranya, menyerang tanah atau tempat tinggal, menyerang orang, identitas, dan tempat-tempat suci Palestina.

Ia mengatakan, pertama menyerang tanah Palestina, Israel mengokupasi Palestina dengan melakukan pendudukan, membangun dinding pembatas, menghancurkan bangunan orang Palestina, dan mengambil tanah orang Palestina.

 "Kedua, menyerang manusia, Israel membunuh orang Palestina, menyingkirkan orang Paestina, menangkap dan memenjarakan orang Palestina," kata Samir saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, Selasa (23/11).

Ia menyampaikan, yang ketiga menyerang identitas orang Palestina. Israel mengganti banyak terminologi Palestina, mengubah kurikulum pendidikan, dan menyebarkan narkoba ke dalam wilayah Al-Quds untuk menyasar warga Palestina. Keempat, Iarael menyerang tempat-tempat suci Muslim Palestina. Israel menghancurkan masjid dan kuburan Muslim bersejarah.

"Dari dalam Palestina, Israel melakukan okupasi. Sementara dari luar, empat negara melakukan normalisasi dengan Israel," ujarnya.

 

 

Terpisah, Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, Sarbini Abdul Murad terus melakukan Safari Kemanusiaan dengan berbagai elemen bangsa termasuk para tokoh lintas agama. Safari tersebut dilakukan dalam rangka mendorong kemerdekaan Palestina.

Sebagai rangkaian dari kegiatan safari ini, Sarbini bertemu dengan Rohaniawan Katolik yang juga Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonious Benny Susetyo pada Senin (22/11).

Dalam pertemuan tersebut, Sarbini memperkenalkan MER-C sebagai sebuah lembaga sosial dengan misi kemanusiaan dan perdamaian yang saat ini salah satu fokusnya mendorong kemerdekaan Palestina. MER-C melakukan itu sebagai bagian dari tanggung jawab sejarah dan tanggung jawab konstitusi bangsa Indonesia.

Romo Benny juga menyatakan dukungannya terhadap upaya MER-C. Menurutnya Palestina adalah masalah global yang harus didukung semua pihak.

"Kami memberi dukungan, sikap Paus mengatakan bahwa Palestina juga harus memiliki negara sendiri dan Yerusalem sebagai kota internasional," kata Romo Benny dalam siaran pers MER-C yang diterima Republika, Selasa (23/11)

 

 

Menurutnya, ini sebenarnya momentum bersama untuk merajut kemanusiaan. Karena teman-teman Kristen juga ingin merdeka dari Israel. Jadi persoalan di Palestina adalah persoalan global.

"Kita mendukung karena kemanusiaan dan ini harus didukung semua pihak. Ini bagian dari misi kemanusiaan yang tidak mengenal agama, suku, etnis. Kita punya komitmen yang sama bahwa Palestina harus memiliki kemerdekaan dan negeri," ujarnya.

Romo Benny juga mengapresiasi langkah MER-C yang telah membangun Rumah Sakit Indonesia di Palestina. Baginya, apa yang dilakukan MER-C sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. 

"Kita bersyukur karena MER-C mampu membangun solidaritas kemanusiaan itu. Ini harus didukung oleh semua umat beragama di Indonesia," ujarnya. 

 

Romo Benny menegaskan, negara ini berdasarkan Pancasila, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, mencintai Tuhan berarti mencintai manusia. Sehingga yang dilakukan MER-C mengaktualisasi nilai Pancasila dalam praksis yang jelas sekali berpegang pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

 
Berita Terpopuler