Siapa yang Paling Berisiko Tinggi Kena Komplikasi Covid-19?

Studi terbaru ungkap kelompok orang yang paling berrisiko kena komplikasi Covid-19.

AP/Andreea Alexandru
Pasien Covid-19 dirawat di ICU Institut Pneumologi Nasional Marius Nasta di Bucharest, Rumania, Rabu, 6 Oktober 2021. Studi terbaru mengungkap kelompok orang yang paling berisiko mengalami komplikasi Covid-19.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah studi terbaru menemukan bahwa orang-orang dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi Covid-19. Mereka hampir 50 persen lebih mungkin berakhir dalam perawatan intensif setelah tertular penyakit akibat infeksi virus SARS-CoV-2 tersebut.

Dilansir laman Express.co.uk, Selasa (23/11), studi yang diterbitkan di BMJ Open Diabetes Research and Care telah memperlihatkan risiko tersebut. Risikonya paling besar pada pengidap diabetes tipe 2 yang tidak melakukan upaya untuk mengelola gula darah mereka dalam jangka panjang.

Para peneliti membandingkan mereka yang memiliki manajemen gula darah "buruk" dengan diabetesi yang memiliki kontrol glikemik jangka panjang yang lebih baik. Studi ini berfokus pada beberapa dampak potensial Covid-19 parah di antara pasien diabetes.

Kendati demikian, penelitian ini juga menemukan bahwa pasien diabetes yang menjalani pengobatan umum memiliki risiko komplikasi Covid-19 yang lebih rendah. Studi ini melihat catatan lebih dari 16 ribu orang dengan diabetes tipe 2 dan positif Covid-19.

Baca Juga

Para peneliti telah meneliti catatan ini sepanjang 2017 hingga 2020.
Mereka membagi catatannya menjadi dua kelompok, yakni diabetesi dengan kontrol glikemik "buruk" dan yang memiliki kontrol "memadai."

Kelompok sampel dengan kontrol glikemik "buruk" adalah 48 persen lebih mungkin membutuhkan perawatan perawatan intensif.  Mereka yang menderita diabetes tidak dapat mengontrol jumlah glukosa darah tanpa obat atau mengatur pola makan mereka, lapor studi tersebut. Namun kadar gula darah tinggi dalam jangka panjang merusak berbagai fungsi tubuh, mulai dari sistem saraf hingga sistem kekebalan tubuh.

Manajemen glikemik yang buruk menciptakan reaksi yang menyebabkan molekul yang dikenal sebagai produk akhir glikasi lanjut (AGEs) menumpuk. Produk akhir ini diketahui berkontribusi pada stres oksidatif dan peradangan yang lebih tinggi, yang merupakan faktor risiko Covid-19 serta penyakit pernapasan lainnya.

Tim awalnya melihat kontrol gula darah dan risiko patah tulang. Namun, mereka menemukan temuannya juga bisa "berguna" dalam memprediksi kasus Covid-19.

Penelitian juga menunjukkan bahwa pasien diabetes yang menggunakan obat metformin memiliki risiko 12 persen lebih rendah untuk membutuhkan unit perawatan intensif. Mereka yang menggunakan metformin dan pengobatan insulin memiliki risiko 18 persen lebih rendah, sedangkan mereka yang menggunakan kortikosteroid memiliki risiko 29 persen lebih rendah.

Jenis-jenis tes gula darah. - (Republika)

"Orang-orang tahu bahwa diabetes adalah faktor risiko untuk hasil terkait Covid-19, tetapi tidak semua pasien diabetes sama. Beberapa orang memiliki riwayat diabetes yang lebih panjang, beberapa memiliki diabetes yang lebih parah, dan itu harus dipertimbangkan," kata Bowen Wang, peneliti utama dan mahasiswa doktoral di lab Vashishth.

"Apa yang dilakukan penelitian ini adalah untuk membuat stratifikasi tingkat diabetes yang lebih baik dalam populasi," tuturnya.

 
Berita Terpopuler