4 Gejala Kanker Pankreas yang Sering Terabaikan

Kanker pankreas termasuk kanker yang paling mematikan.

Musiron/Republika
Sakit perut (Ilustrasi). Penderita kanker pankreas menggambarkan nyeri mulai dari perut tengah dan menjalar ke punggung.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan. Ironisnya, gejala-gejala ini sering kali tak disadari oleh sepertiga penderita kanker pankreas.

Pancreatic Cancer UK mengungkapkan bahwa ada empat gejala kanker pankreas yang tak boleh disepelekan. Keempat gejala tersebut adalah masalah pencernaan, nyeri punggung, nyeri perut, dan penurunan berat badan yang berlangsung selama lebih dari empat pekan.

Baca Juga

Penderita kanker pankreas menggambarkan nyeri mulai dari perut tengah dan menjalar ke punggung. Nyeri bisa menjadi lebih buruk saat berbaring dan sering kali dapat dikurangi dengan mencondongkan tubuh ke depan.

Di samping itu, Pancreatic Cancer UK juga menyoroti gejala lain berupa jaundice atau penyakit kuning. Mereka yang kulit atau matanya menjadi kekuningan perlu segera ke unit gawat darurat.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Savanta ComRes terhadap sekitar 2.000 orang dewasa, ada sekitar 28 persen responden yang menunggu sampai tiga bulan untuk mendapatkan pertolongan medis ketika mengalami suatu gejala. Selain itu, 31 persen responden memilih untuk menunda ke dokter lebih lama dari biasanya karena pandemi.

"Sangat mengkhawatirkan mengetahui bahwa begitu banyak orang menunda mencari pertolongan selama itu," ujar CEO Pancreatic Cancer UK Diana Jupp, seperti dilansir The Sun, Senin (15/11).

Jupp mengatakan kanker pankreas tak menghilang begitu saja karena ada pandemi Covid-19. Oleh karena itu, jangan menunda-nunda pemeriksaan ke dokter bila mengalami gejala yang tak bisa dijelaskan dan menetap. Jupp mengatakan penundaan dapat membuat kanker pankreas menjadi semakin berat dan sulit ditangani.

"Tak ada waktu untuk menunggu bagi kanker pankreas," ungkap Jupp.

Jupp mengatakan, dia tak ingin orang-orang menjadi panik bila mengalami beberapa atau semua gejala yang disebutkannya. Sederet gejala tersebut bukan patokan pasti bahwa seseorang pasti terkena kanker pankreas. Akan tetapi, masyarakat perlu mengetahui bahwa gejala-gejala yang dia sebutkan bisa berkaitan dengan kanker pankreas.

"Tetapi sangat penting bagi orang-orang untuk mempelajari lebih banyak mengenai penyakit ini, bicara dengan orang-orang tercinta mengenai ini," ujar Jupp.

Kanker pankreas termasuk kanker yang paling mematikan. Di Inggris misalnya, kanker pankreas merupakan jenis kanker dengan harapan hidup paling rendah. Lebih dari setengah pasien kanker pankreas meninggal dalam kurun waktu tiga bulan setelah terdiagnosis.

Seperti namanya, kanker pankreas merupakan kanker yang mengenai kelenjar besar di dalam tubuh bernama pankreas. Dua fungsi utama pankreas adalah menghasilkan enzim pencernaan di usus untuk membantu proses pemecahan makanan dan melepaskan hormon insulin serta glukagon untuk mengatur kadar gula darah.

Diagnosis kanker pankreas

Di AS, November diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Pankreas. Dilansir USA Today, setelah didiagnosis, rata-rata pasien bertahan hidup sekitar lebih dari dua kali, menurut Hirshberg Foundation untuk penelitian kanker pankreas.

Kurang dari 10 persen orang hidup dalam lima tahun setelah didiagnosis, menurut American Society for Clinical Oncology (ASCO). Mengapa tingkat kelangsungan hidup sangat rendah?

Ini dikarenakan terlambatnya deteksi dini pada orang tanpa gejala. Alhasil, kakner pankreas sulit didiagnosis. Di samping itu, biaya pemeriksaan juga tak bisa dibilang terjangkau.

Akibatnya, kebanyakan kasus didiagnosis pada stadium lanjut, sering kali Tahap 4, yakni ketika kanker telah menyebar ke hampir semua bagian tubuh. Kebanyakan orang yang didiagnosis dengan kanker tidak dapat dioperasi karena kanker telah menyebar ke luar pankreas ke bagian tubuh lainnya. Selain itu, meskipun ada fasilitas pengobatan, kanker pankreas dianggap tidak dapat disembuhkan.

Kenali risiko
Kemungkinan, kanker pankreas akan menyerang sekitar satu dari 64 orang, menurut American Cancer Society. Meski demikian, organisasi tersebut melaporkan peluang itu dipengaruhi oleh faktor risiko tertentu yang sebenarnya dapat dikontrol. Berikut daftarnya:

- Orang yang merokok dua kali lebih mungkin untuk kena kanker pankreas.
- Orang yang "sangat kelebihan berat badan" memiliki peluang 20 persen ​​lebih tinggi untuk terusik kanker pankreas.
- Diabetes, terutama tipe 2, membuat orang lebih berisiko.
- Peradangan kronis pada pankreas, biasanya terkait dengan merokok dan penggunaan alkohol yang berlebihan, meningkatkan kemungkinannya.

Faktor lain, termasuk usia, setidaknya dua per tiga pasien berusia 65 tahun atau lebih. Selain itu, faktor risiko kanker pankreas adalah jenis kelamin (pria sedikit lebih mungkin untuk mendapatkannya), ras (orang kulit hitam sedikit lebih mungkin dibandingkan orang kulit putih), dan mutasi gen yang diturunkan (ditemukan pada 10 persen kasus).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS memberi pedoman untuk terapi antibodi generasi baru yang dirancang guna pengobatan kanker pankreas dan jenis kanker lainnya. Ini berarti status khusus untuk obat atau produk biologis penyakit dan kondisi langka dapat diajukan atas permintaan sponsor, menurut FDA.

Obat memenuhi syarat sponsor untuk berbagai insentif pengembangan, termasuk kredit pajak untuk pengujian klinis yang memenuhi syarat, hingga tujuh tahun eksklusivitas pemasaran dan pembebasan biaya FDA tertentu. Apexigen, Inc. perusahaan yang mengembangkan penelitian, dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa imunoterapi, stimulasi buatan dari sistem kekebalan, juga sedang dieksplorasi sebagai pengobatan.

 
Berita Terpopuler