Daerah Diminta tak Kendorkan Testing & Tracing

Bermutasinya virus Covid-9 harus diikuti dengan perubahan perilaku masyarakat.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Calon penumpang pesawat terbang menjalani tes usap PCR di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.
Rep: Fauziah Mursid Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengingatkan daerah tidak mengendorkan testing dan tracing meski kasus Covid-19 di wilayahnya sudah menurun. Sebab kata Nadia, kecenderungannya semua pihak merasa aman jika kasus Covid-19 sudah menurun dan mengendorkan testing dan tracing.

Baca Juga

"Terkait dengan tracing dan testing, karena biasanya kasus sudh sedikit, masyarakat juga merasa sudah tenang, aman, kemudian testing jadi turun, ini yang kita tidak mau," ujar Nadia di acara Penguatan Gerakan Pramuka yang disiarkan di Youtube Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahad (14/11).

Nadia mengatakan, untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia, salah satunya dengan meningkatkan deteksi melalui testing dan tracing. Di samping itu, menerapkan protokol kesehatan, pemeriksaan genome sequencing, menyiapkan pengobatan, dan mempercepat vaksinasi Covid-19.

Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk terbiasa melakukan perubahan perilaku dengan menerapkan upaya pengendalian Covid-19 tersebut.

"Bagaimana perubahan perilaku protokol kesehatan, bukan artinya karena kondisi sudah baik perubahan perilakunya artinya kita sudah nggak usah makai masker, nggak usah jaga jarak atau menghindari kerumunan, bukan, perubahan perilaku adalah kita tetap konsisten untuk prokotol kesehatan," ujarnya.

Ia mengingatkan, terus bermutasinya virus Covid-9 harus diikuti dengan perubahan perilaku masyarakat. Hal ini untuk mencegah terjadinya mutasi kasus yang berpotensi meningkatkan penularan Covid-19.

"Virusnya aja berubah, masa iya kita tidak berubah perilaku kita untuk menghadapi dia, ini yang selalu kita sampaikan," katanya.

 

 
Berita Terpopuler