ICP Oktober Dipatok 81,80 Dolar AS per Barel

Kenaikan harga ICP didorong krisis listrik di Eropa dan peningkatan permintaan minyak

Pertamina
Tren positif harga minyak terus berlanjut. Harga rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) atau minyak mentah Indonesia pada bulan Oktober 2021 mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Rep: Intan Pratiwi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren positif harga minyak terus berlanjut. Harga rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) atau minyak mentah Indonesia pada bulan Oktober 2021 mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan perhitungan Formula ICP, rata-rata ICP Oktober mencapai 81,80 dolar AS per barel, melonjak sebesar 9,60 dolar AS per barel dari 72,20 dolar AS per barel pada bulan September.

Baca Juga

Penetapan harga rata-rata ICP bulan Oktober ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 217.K/HK.02/MEM.M/2021 tanggal 8 November 2021. Selain itu ICP, SLC juga naik sebesar 9,27 dolar AS per barel dari 72,25 dolar AS per barel menjadi 81,52 dolar AS per barel.

Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Oktober 2021 dibandingkan bulan September 2021 mengalami peningkatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain krisis pasokan gas dan peningkatan harga batu bara berujung pada timbulnya krisis listrik di Eropa dan Asia, saat memasuki periode musim dingin yang diperkirakan lebih dingin dari sebelumnya, sehingga meningkatkan permintaan minyak mentah sebagai bahan bakar pengganti.

Faktor lainnya, kesepakatan OPEC Plus untuk tidak menambah peningkatan produksi dan hanya akan melanjutkan rencana kenaikan produksi 400 ribu BOPD per bulan meskipun terdapat peningkatan permintaan minyak mentah.

OPEC melalui laporan bulan Oktober 2021 menyampaikan bahwa peningkatan proyeksi permintaan minyak mentah global pada kuartal IV tahun 2021 sebesar 0,12 juta BOPD menjadi 99,82 juta BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya. Selain itu, penurunan proyeksi produksi minyak mentah negara Non OPEC pada triwulan 4 tahun 2021 sebesar 3,2 juta BOPD menjadi 65,24 juta BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

 

Penurunan stok minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, titik serah WTI (Nymex), sebesar 3,9 juta barel menjadi 27,33 juta barel, lebih rendah 47 persen dibandingkan rata-rata stok minyak mentah dalam 5 tahun terakhir, demikian dikutip dari exsum tersebut.

Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) terjadi penurunan stok gasoline dan distillate di Amerika Serikat dibandingkan akhir bulan sebelumnya di mana stok gasoline turun sebesar 6,1 juta barel menjadi 215,7 juta barel, sedangkan stok distillate turun sebesar 4,7 juta barel menjadi 125,0 juta barel. Peningkatan harga minyak juga dipengaruhi oleh pemulihan kondisi ekonomi dan pertumbuhan industri yang sebelumnya terdampak Covid meningkatkan permintaan akan energi terutama minyak mentah.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh musim dingin yang datang lebih awal di China meningkatkan permintaan batu bara, gas dan minyak mentah lebih cepat dari perkiraan. Penyebab lainnya adalah peningkatan impor minyak mentah di Asia, dengan impor minyak mentah di bulan Oktober 2021 untuk India diperkirakan meningkat sebesar 310 ribu barel menjadi 4,19 juta BOPD dibandingkan bulan September 2021 seiring membaiknya perekonomian pasca COVID-19.

Kemudian impor minyak Jepang diperkirakan sebesar 3,01 juta barel, tertinggi di tahun ini, sebagai cadangan untuk pemenuhan kebutuhan musim dingin. Korea Selatan diperkirakan sebesar 2,99 juta barel per hari, juga untuk memastikan kebutuhan di musim dingin serta membaiknya perekonomian pascacovid.

 

 

 
Berita Terpopuler