Film Dune Dianggap tak Mampu Representasikan Muslim

Film Dune Part One (2021) dianggap tidak mampu merepresentasikan Muslim.

Warner Bros
Salah satu adegan dalam film Dune. Kisah antarplanet itu akan diputar di bioskop pada 13 Oktober.
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  WASHINGTON -- Film Dune Part One (2021) dianggap tidak mampu merepresentasikan orang Arab, Muslim dan islam. Hal ini disampaikan oleh Professor of Iranian Studies and Comparative Literature di Universitas Columbia, Hamid Dabashi lewat kolom opini di laman Aljazeraa.

Baca Juga

"Rilis baru-baru ini dari Dune: Part One (2021), sebuah film fiksi ilmiah Amerika yang disutradarai oleh Denis Villeneuve, sekali lagi mengangkat pertanyaan menjengkelkan tentang mis/representasi Hollywood terhadap orang-orang Arab, Muslim, dan Islam. Para kritikus film khususnya dari dunia Arab dan Muslim mengangkat senjata dan kembali pada 'hobbyhorse' mereka tentang bagaimana Hollywood salah mengartikan mereka," kata Dabashi.

Adapun kepercayaan hingga kultur Islam dan Arab menjadi inspirasi utama pada novel fiksi ilmiah dan film Dune. Film yang diadaptasi dari novel fiksi ilmiah 1965 karya Frank Herbert. Kisah ini begitu terpengaruh oleh citra dari dunia Islam dan Timur Tengah. Herbert juga menggunakan bahasa Timur Tengah, khususnya bahasa Arab di seluruh novelnya.

"Sudah waktunya untuk memeriksa kenyataan dan menerima kenyataan bahwa Hollywood sebagai abstraksi adalah dalam bisnis salah mengartikan semua orang. Ia tidak memiliki komitmen terhadap kebenaran.  Itu telah membuat bisnis yang menggiurkan untuk menipu dunia," ucapnya.   

"Penduduk asli Amerika, Afrika-Amerika, Arab, Asia, Latin, Muslim, Afrika, semua orang di planet Bumi disalahartikan karena alasan sederhana bahwa di pusat Hollywood sebagai sebuah industri berdiri narator kulit putih faktual, virtual, atau fiktif yang memberi tahu dunia bahwa dia adalah ukuran kebenaran dan kebijaksanaan, kegembiraan dan hiburan," lanjut Dabashi.

 

 

Dabashi mengatakan, pada 1984, David Lynch membuat versi film dari novel tersebut yang membuat para kritikus kecewa. Tetapi adaptasi pada 2021 oleh Denis Villeneuve telah menerima banyak pujian dari hampir semua orang. Namun beberapa kritikus film Arab dan Muslim menganggap film Dune salah menggambarkan mereka, dan pada intinya memiliki fantasi penyelamat kulit putih.

"Bagi orang Arab dan Muslim untuk mengejar film-film ini dan bertanya mengapa Anda salah menggambarkan kami, atau mengapa Anda meminjam dari Islam tanpa pengakuan apa pun, atau mengapa Anda memilih aktor kulit putih sebagai pemeran utama daripada generasi pertama India, Pakistan, atau 'Muhammad' Mesir," kata Dabashi.

Sutradara dalam film ini menggaet aktor muda Timothee Chalamet sebagai pemeran utama. Film ini juga turut dimeriahkan dengan kehadiran Oscaar Isaac, Rebecca Ferguson, Jason Momoa, Zendaya, hingga Josh Brolin. 

"'Arab' bukanlah orang sungguhan dalam karya fiksi ini.  Arrakis di Dune bukanlah orang Irak di tanah air mereka.  Mereka adalah figuratif, metaforis dan metonimik.  Mereka adalah sinekdoke belaka untuk historiografi sastra Orientalisme Amerika. Mereka adalah kiasan, maket yang ada untuk narator kulit putih untuk menceritakan kisah kemenangannya," kata Dabashi.

 

 

 
Berita Terpopuler