Vaksin Baru Kelak Dapat Atasi Semua Jenis Virus Corona

Peneliti di Inggris mengembangkan vaksin yang dapat tangkal semua virus corona.

CDC via AP, File
Ilustrasi SARS-CoV-2, virus corona tipe baru penyebab Covid-19. Ilmuwan Inggris tengah mengembangkan vaksin baru yang dapat mengatasi semua jenis virus corona, termasuk aneka varian SARS-CoV-2 dan virus penyebab selesma.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dari University College London dan St Bartholomew Hospital, Inggris mengklaim vaksin barunya dapat mengatasi semua virus yang menyerang pernapasan, termasuk varian virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) dan selesma. Kandungan vaksin baru itu dijanjikan dapat mengeliminasi virus sejak awal.

Baca Juga

Dengan kemampuan itu, vaksin dapat membantu menghentikan penyebaran virus yang cepat seperti yang terjadi pada varian baru SARS-CoV-2, yaitu delta dan beta. Penelitian terbaru ini diterbitkan di jurnal ilmiah Nature.

Menurut peneliti, paparan masa lalu terhadap virus corona jenis yang lain dapat mempercepat kesembuhan Covid-19. Untuk mencegah penyebaran virus di antara populasi, para ahli mengatakan vaksin di masa depan harus bertujuan untuk menginduksi respons imun terhadap protein spesifik yang penting pada fase awal siklus virus.

Vaksin yang mengaktifkan memori sel kekebalan yang dikenal sebagai sel T dapat membantu mematikan virus di awal karena mereka akan menyerang sel yang terinfeksi. Pengembangan vaksin ini nantinya dapat melengkapi vaksin Covid-19 yang saat ini sedang diluncurkan di seluruh Inggris.

Vaksin ini akan membantu melindungi terhadap virus corona pada hewan, Covid-19, dan common cold (selesma). Para ahli di University College London dan St Bartholomews menganalisis respons kekebalan tenaga kesehatan yang berbasis di London  sejak awal gelombang pertama pandemi di Inggris.

Alih-alih terlindungi secara penuh dari infeksi, sebagian tenaga kesehatan tampaknya mengalami infeksi tingkat rendah (infeksi gagal) sementara yang tidak dapat dideteksi dengan tes rutin. Infeksi semacam ini menghasilkan sel T yang spesifik terhadap Covid-19.

Orang-orang tersebut juga tampak memiliki sedikit peningkatan pada penanda infeksi virus saat menjalani tes darah. Penulis senior Prof Mala Maini dari Divisi Infeksi dan Imunitas University College London mengatakan, penelitiannya menunjukkan bahwa orang yang secara alami resisten infeksi SARS-CoV-2 yang terdeteksi dapat menghasilkan memori sel T yang menargetkan sel terinfeksi dengan mempercepat protein replikasi, bagian dari mesin internal virus.

 

Prof Maini menjelaskan, protein ini diperlukan di tahap paling awal siklus hidup virus sesaat setelah memasuki sel umum. Protein tersebut jamak untuk semua virus corona dan tetap ada untuk seterusnya sehingga tidak mungkin berubah atau bermutasi.

"Vaksin yang dapat menginduksi sel T untuk mengenali dan menargetkan sel terinfeksi yang mempercepat produksi protein ini akan lebih efektif dalam menghilangkan SARS-CoV2 di awal dan mungkin memiliki manfaat tambahan karena vaksinnya juga mengenali virus virus corona lain yang saat ini menginfeksi manusia atau virus yang lainnya di masa mendatang," kata Prof Maini, seperti dikutip dari laman The Sun, Kamis (11/11).

Prof Maini mejelaskan, sel T yang mampu mengenali mesin replikasi virus akan memberikan lapisan perlindungan tambahan yang telah diberikan oleh vaksin yang sudah ada saat ini. Selama ini, vaksin diproduksi untuk menginduksi kekebalan dengan fokus pada protein lonjakan (spike protein) virus.

Vaksin dengan aksi ganda ini nantinya akan memberikan lebih banyak fleksibilitas terhadap virus yang bermutasi. Mengingat sel T dapat bertahan sangat lama, vaksin masa depan itu juga dapat memberikan kekebalan yang bertahan lebih lama.

Dengan memperluas sel T yang sudah ada sebelumnya, vaksin semacam itu dapat membantu menghentikan virus di jalurnya di tahap yang sangat awal. Penelitian ini didanai oleh National Institute for Health Research dan UK Research dan Innovation's UK Coronavirus Immunology Consortium.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Penulis utama Leo Swadling dari Divisi Infeksi dan Imunitas University College London mengatakan, penelitian ini menjelaskan bagaimana orang terinfeksi virus. Dia mengatakan, petugas kesehatan yang mampu mengendalikan virus sebelum terdeteksi lebih mungkin memiliki sel T yang mengenali mesin internal sebelum pandemi Covid-19 dimulai.

"Paparan selesma sebelumnya mungkin telah memberi orang-orang ini langkah awal melawan virus, memberi keseimbangan yang mendukung sistem kekebalan mereka untuk menghilangkan virus sebelum bisa mulai bereplikasi," katanya.

 
Berita Terpopuler