Hujan Rekor di Cabor Renang Peparnas Papua

Venue yang baik juga memiliki pengaruh atas pemecahan rekor nasional.

Antara/Wahyu Putro A
Para perenang melakukan start pada final renang 200 meter gaya bebas putra klasifikasi S9 Peparnas Papua di Venue Aquatic Kompleks Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (10/11/2021).
Rep: Fitriyanto Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penampilan memukau ditunjukkan atlet cabang olahraga pararenang pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021. Tak kurang 15 rekor nasional berhasil dipecahkan oleh atlet pararenang dalam perlombaan yang berlangsung di Lukas Enembe Aquatic Stadium, Kabupaten Jayapura, Papua, sejak awal November 2021.

Tidak hanya perenang elite yang mampu mempertajam rekor nasional, perenang-perenang lokal pun sanggup mengukir rekor nasional.

Pemecahan rekor nasional dibuka dengan penampilan gemilang perenang Kalimantan Barat, Simson Abraham, di nomor 100 meter gaya dada putra S5 dengan waktu 2:01.90 mengungguli rekor lama 2:03.65 milik Munawar Haris yang diukir di Bandung, Jawa Barat.

Perenang Pelatnas Mulyadi dari Kalimantan Selatan yang tampil di 100 m gaya dada putra S6 juga membuat rekor nasional dengan catatan waktu 1:40.49, memperbaiki rekornas milik Toif Fauzi yang dibuat di Bandung.

Sementara, perenang putri Laura Aurelia Dinda Sekar Devanti juga mempertajam rekornas miliknya. Laura mencetak rekornas baru di nomor 100 m gaya bebas putri S6 dengan waktu 1:26.21, mempertajam rekor sebelumnya 1:30.54.

Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia, Rima Ferdianto, mengungkapkan, pembinaan paraatlet atau atlet penyandang disabilitas khususnya cabang pararenang sudah mulai hidup atau berjalan baik. Ini terbukti dengan banyaknya rekor nasional yang berhasil dipecahkan di ajang Peparnas 2021 Papua.

Rima pun bersyukur atas hasil Peparnas Papua cabang pararenang. "Alhamdulillah banyak rekornas. Ini berarti pembinaan di daerah-daerah mulai hidup dan berkualitas dengan adanya pemecahan rekor tersebut," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (10/11).

Baca juga : Rekor demi Rekor Kembali Tercipta di Peparnas XVI Papua

Rima menambahkan, meski kesadaran daerah untuk melakukan pembinaan sudah bagus, masih ada daerah yang memandang sebelah mata. "Secara umum sudah baik dengan mendukung dan membangun fasilitas olahraga ramah disabilitas. Namun, masih ada pemerintah provinsi yang memandang sebelah mata terhadap olahraga disabilitas."

Technical Delegate Pararenang Peparnas Papua 2021 Dimin menyatakan, hujan rekor baru menjadi bukti daerah melakukan persiapan dengan baik. Banyaknya pemecahan rekor nasional di Peparnas kali ini merupakan bukti kesiapan atlet untuk menghadapi event di Papua. "Setiap provinsi sangat serius dalam berlatih sehingga tercipta rekor-rekor nasional ini," ujarnya.

Menurut Dimin, kondisi pandemi yang melanda dunia dalam beberapa tahun terakhir tampaknya tidak terlalu berpengaruh bagi latihan atlet pararenang. Atlet pararenang tetap menjalani latihan dengan protokol kesehatan selama pandemi. "Berlatih secara intensif dalam dua bulan jelang Peparnas Papua 2021, mereka mampu mencetak sejumlah rekornas di Peparnas,” katanya menjelaskan.

Selain persiapan serius yang dilakukan daerah, Dimin melanjutkan, kondisi venue yang baik juga memiliki pengaruh atas pemecahan rekor nasional. "Venue akuatik di Jayapura ini sudah standar internasional. Kondisi kolam renang yang bagus tentu ada pengaruhnya kepada atlet pararenang mencetak waktu terbaik," ujarnya.

Dimin menambahkan, secara umum olahraga untuk atlet disabilitas mengalami kebangkitan. "Asian Para Games 2018 bisa dibilang awal kebangkitan ditambah hasil Paralimpiade Tokyo 2021 yang cukup baik, ini juga memiliki pengaruh besar. Apalagi perhatian pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo sangat baik."

Bonus bagi atlet peraih medali di ajang multievent internasional, Dimin melanjutkan, sudah disamakan oleh pemerintah. Ini bukti perhatian yang luar biasa. "Untuk bonus peraih medali Peparnas 2021 ini juga ada daerah yang menyamakan dengan PON Papua. Bahkan, khusus Papua kalau bisa juara umum akan dilebihkan."

Dimin berharap ke depannya rutin digelar kejuaraan pararenang. Selama ini para atlet berlatih jika akan ikut multievent. Untuk kejuaraan single event masih minim. "Harapan ke depan setahun minimal ada dua kejuaraan pararenang. Kalau ini bisa terwujud, prospek pararenang di dunia internasional cukup baik," kata dia.

Dimin menjelaskan, di tingkat Asia Tenggara, pararenang Indonesia sudah merajai. Di level Asia walau masih kalah dari Cina, Uzbekistan, dan Kazakhstan, namun Indonesia masih bisa merebut medali. "Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi."

Baca juga : Papua Puncaki Klasemen Sementara Peparnas

 
Berita Terpopuler