Mimpi Seniman Muslim Kanada

Seniman kerap merasa tertekan untuk menjadi Muslim.

onislam.net
Muslimfest di Kanada dibanjiri ribuan umat muslim dan warga Kanada.
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  OTTAWA -- Seniman visual yang berbasis di Ottawa, Kanada, Aquil Virani, mendorong seniman Muslim untuk memimpikan masa depan yang lebih baik. Hal ini seperti yang telah dia lakukan melalui sebuah antologi seni dwibahasa.

Baca Juga

Mimpi-mimpi itu sekarang diterbitkan di Ottawa, sebuah buku yang menampilkan segala sesuatu mulai dari puisi dan fotografi hingga desain pacar. Virani terinspirasi untuk mengeksplorasi tema selama lockdown pandemi.

"Saya pikir kita semua dapat menghubungkan gagasan tentang masa-masa sulit saat ini, dan memimpikan masa depan yang lebih baik adalah hebat dalam banyak hal," katanya dilansir dari CBC.

"Ini seperti brainstorming untuk membuat dunia kita menjadi tempat yang lebih baik," lanjutnya.

Bagi penyair lokal Shamima Khan, judul antologi tersebut terkait dengan gagasan itu. "Ini campuran bahasa Inggris dan Arab, itu adalah mikrokosmos dari perbedaan dan persamaan dan saya pikir ada nada harapan yang kuat di kata kedua, karena Insya Allah memiliki banyak arti. Saya memilih untuk melihatnya sebagai simbol masa depan yang optimis," katanya. 

Virani mengatakan, meski antologi ini adalah perayaan kreativitas Muslim, dia berharap bisa dinikmati semua orang, apa pun agamanya. "Ini adalah undangan untuk belajar lebih banyak dan undangan untuk bermimpi," ucapnya.

 

 

Meskipun itu adalah buku yang terdiri dari seniman Muslim, Virani menegaskan dalam seruannya untuk pengajuan bahwa ia tidak ingin seniman merasa tertekan untuk menjadi Muslim.

"Nuansanya di sini adalah saya memberikan kesempatan kepada seniman dan penulis individu untuk memutuskan sendiri hubungan mereka sebagai Muslim (dan) apakah mereka ingin memasukkannya ke dalam karya mereka," katanya.

Sentimen tersebut digaungkan oleh Khan, yang karyanya dalam antologi adalah puisi berjudul Identity. Sebagian surat cinta dan sebagian kritik, puisinya mengeksplorasi sejarah kolonisasi Ottawa, reputasinya sebagai kota yang terlupakan, dan apa artinya baginya sebagai rumah pilihannya.

"Apa yang menurut saya sangat menarik tentang Ottawa adalah bahwa Ottawa memang memiliki reputasi tertentu dan seperti semua reputasi, itu adalah campuran dari generalisasi dan persepsi. Dan saya pikir kenyataannya sangat berbeda dan unik," ujarnya. 

Sementara Khan mengatakan agamanya hanyalah salah satu bagian dari identitasnya, memiliki lensa Muslim membuat tulisan menjadi jauh lebih menarik. Khan mengatakan, dia mendapati dirinya merenungkan pertanyaan seputar keaslian multikulturalisme Ottawa dan tempatnya sebagai imigran di wilayah Algonquin yang tak tergoyahkan ke depan. 

"Semakin tua saya, semakin saya menyadari betapa pentingnya representasi, siapa yang (dianggap) seniman Kanada. Semua itu membantunya mempertimbangkan seperti apa masa depan dan apa yang dapat kita sumbangkan dan bangun di sini," tuturnya.

 

 
Berita Terpopuler