Berani Mundur dari ASN untuk Jadi Penjual Donat

Sejak berhenti sebagai ASN, banyak usaha yang dicoba sebelum sukses dengan donat.

jagalilin
Endah Kurnianingsih di antara karyawannya yang sedang mengerjakan adonan donat
Rep: Amri Amrullah Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jiwa wirausaha memang hutuh keberanian yang tidak mudah. Terkadang kondisi yang terjepit membuat keberanian wirausaha muncul, terkadang juga karena pilihan untuk keluar dari zona nyaman. Keluar dari zona nyaman inilah yamg dipilih Endah Kurnianingsih, mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berhenti dan memutuskan untuk menjadi penjual donat.

Baca Juga

Perjalanan Endah akhirnya menjadi pengusaha donat dengan mengusung brand Donat Muna, bukan hal yang mudah. Sejak berhenti sebagai PNS karena alasan keluarga, Endah telah mencoba berbagai usaha. Mulai dari fashion hingga ia pindah ke Kota Depok dan memulai bisnis kuliner. Sejak awal Endah memang meniatkan ingin berusaha untuk bisa membuka lapangan kerja bagi banyak orang.

"Saya memulai usaha awalnya kepengennya dalam rangka merekrut karyawan, jadi usaha yang tidak dikerjakan sendiri," kata Endah seperti dikutip di kanal Youtube Jagalilin. 

Hal inilah yang membuat Endah akhirnya memutuskan untuk berbisnis bakery. Pada 2016, Endah ingin membuat bisnis yang bisa dimakan banyak orang, dari sinilah ia memulai merek Muna Bakery. "Muna Bakery kemudian berkembang, kurang dari dua tahun dengan produksi sehari kurang lebih seribu roti," ujarnya.

 

Di saat itu, Endah justru mulai menghadapi kendala SDM, karena produksi roti harus dimulai di malam hari agar roti fresh di pagi hari untuk di jual. Sedangkan para karyawannya adalah ibu-ibu yang tidak bisa bekerja di malam hari. "Sehingga saya berpikir bagaimana membuat produk yang bisa dikerjakan secara rutin setiap hari, repeat order tinggi. Akhirnya saya mulai membuat donat," imbuhnya.

Endah mengakui di awal ia memang tidak punya ilmu dan pengalaman membuat donat yang enak. Namun dengan semangat ingin belajar, ia mencari info dan ilmu dari berbagai sumber, dimana donatbyang sesuai selera masyarakat serta adonannya bisa dibekukan. Endah berharap dengan adonan donat bisa dibekukan pembuatan donat bisa rutin setiap hari.

Dari sinilah, mulai 2017 Endah memutuskan fokus untuk membuat donat dengan merek Donat Muna. Masa-masa berat diakui dia ketika seminggu tidak bisa menjual satupun, namun karena donat yang sudah bisa difrozen, sehingga penjualan pesanan pun bisa disesuaikan.

"Alhamdulillah semakin lama, semakin luas jangkauan pasaran kami. Prang sudah merasakan bagaimana rasanya donat kami akhirnya meningkat produksinya," terang Endah.

 

Sejak awal ketika produksi di dapur sendiri, namun ketika penjualan mulai meningkat Endah memindahkan ruang produksinya ke garasi mobil. Kemudian seiring dengan semakin banyaknya permintaan dan penjualan, kini Endah sudah bisa memproduksi donatnya di bangunan sendiri dengan lahan sendiri.

"Awalnya di dapur sendiri dua orang, kemudian ketika di garasi tambah empat orang, dan terus bertambah hingga lebih dari 10 karyawan," kata Endah.

Kini diakui Endah sehari ia bisa memproduksi adonan donat hingga sebanyak tiga karung tepung. Dengan perkiraan 3.000 buah donat setiap hari yang terjual kepada konsumen. Dan ia mengakui, justru di kala pandemi, omset usaha donat miliknya bertambah besar hingga 300 persen, dengan semakin banyaknya pihak yang menjadi reseller ke berbagai wilayah di Jabodetabek hingga wilayah Serang, Banten.

 

 
Berita Terpopuler