Strok Bisa Sebabkan Kecacatan, Kenali 5 Cara Pencegahannya

Strok bisa menyebabkan kecacatan dan kematian.

republika
Deteksi gejala stroke dengan metode FAST. Strok dapat menyerang orang usia produktif.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Strok masih menjadi penyakit mematikan nomor satu di Indonesia disusul penyakit jantung dan pembuluh darah serta diabetes melitus. Sementara itu, data American Heart Association pada 2017 menunjukkan, setiap dua detik akan ada seseorang di dunia yang mengalami serangan strok. 

Strok adalah suatu kondisi yang memengaruhi otak. Penyakit ini merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian di banyak negara.

Baca Juga

Strok otak biasanya dimulai dengan rasa lemas atau mati rasa yang tiba-tiba pada satu sisi tubuh diikuti dengan kesulitan melihat, berbicara, atau kehilangan koordinasi tubuh. Strok dapat terjadi baik karena suplai darah ke otak yang terbatas atau pecahnya pembuluh darah yang mengakibatkan kematian sel-sel otak.

"Untuk mencegah strok, pilihan gaya hidup sehat bisa sangat membantu," ujar Wakil Presiden Indian Stroke Association (ISA) Jeyaraj Pandian, dikutip Indian Express, Rabu (3/10).

Gejala strok - (Republika)

Berikut lima langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko strok:

1. Mengobati hipertensi

Faktor risiko strok nomor satu adalah hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, menyebabkannya menyempit, bocor atau pecah. Pemantauan dan pengelolaan tekanan darah tinggi secara teratur diperlukan untuk mencegah strok otak.

2. Kelola diabetes

Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dalam jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan gumpalan, sehingga meningkatkan kemungkinan strok. Memastikan kadar gula darah yang optimal merupakan aspek penting untuk mencegah strok bagi pengidap diabetes.

3. Makan yang sehat

Memastikan diet sehat yang kaya akan buah-buahan dan sayuran segar adalah praktik yang sangat efektif untuk mencegah strok. Diet seimbang dengan makanan yang rendah sodium, lemak jenuh dan lemak trans, serta tinggi serat dapat membantu menurunkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang keduanya diketahui meningkatkan risiko strok.

4. Sering berolahraga

Tetap aktif secara fisik dan berolahraga secara teratur sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Selain itu, olahraga teratur dapat membantu seseorang menurunkan berat badan, mengatur tekanan darah, dan menurunkan kadar kolesterol, sehingga mengurangi kemungkinan terkena strok.

5. Tidak merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko strok karena mengentalkan darah dan menaikkan risiko penggumpalan darah. Berhenti merokok dapat membantu mengurangi risiko strok secara signifikan.

Mengidentifikasi strok

Deteksi gejala strok dengan metode FAST - (Republika)

Jika curiga ada orang terdekat yang mengalami strok, ingatlah akronim FAST untuk mengenali gejalanya. Dengan begitu, penderita bisa mendapatkan pengobatan yang tepat pada waktu yang tepat.

F: Wajah terkulai

A: Kelemahan lengan

S: Kesulitan bicara

T: Waktu (memanggil bantuan medis)

Pandian mengatakan, waktu sangat penting dalam penanganan strok. Penderita perlu dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas CT scan dan dokter ahli saraf dalam periode emas 4,5 jam sejak timbulnya gejala. "Perawatan yang diterima dalam periode emas dapat membantu menghindari kehilangan nyawa dan kecacatan," kata Pandian.

 
Berita Terpopuler