7 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir Usai Meninggal

Tujuh amalan yang pahalanya bisa terus mengalir setelah meninggal dunia.

Dailymail.co.uk
Kematian (ilustrasi)
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA --  Seorang muslim dapat melakukan tujuh amalan yang pahalanya bisa terus mengalir setelah meninggal dunia. Amalan-amalan saleh ini telah ditegaskan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sebuah hadits.

Baca Juga

Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,

سبع يجري على العبد أجرهن وهو في قبره بعد موته، من علم علما أو كرى نهرا أو حفر بئرا أو غرس نخلا، أو بنى مسجدا، او ورث مصحفا أو ترك ولدا يستغفر له بعد موته

“Tujuh amalan yang mengalir pahalanya bagi seorang hamba yang sudah meninggal dunia, yaitu mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanam kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf Alqur’an, dan meninggalkan anak yang senantiasa memohonkan ampunan untuknya setelah dia meninggal dunia.”

Al Azhar Fatwa Global Center menjelaskan tentang sebuah amalan yang pahalanya sama dengan pahala ibadah haji dan umrah, yaitu ketika umat Islam menuju masjid dalam keadaan suci.  Dalam hadits, Nabi bersabda,

مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ، وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يَنْصِبُهُ إِلَّا إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ، وَصَلَاةٌ عَلَى أَثَرِ صَلَاةٍ لَا لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ

“Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji. Barangsiapa keluar untuk salat Sunnah Duha, yang dia tidak melakukannya kecuali karena itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah.” (HR Abu Daud).

 

 

Selain itu, Al Azhar Fatwa Global Center juga menyebutkan bahwa di antara amal saleh yang memiliki pahala seperti pahala haji dan umrah adalah menghormati orang tua.

Dalam hadits, Rasulullah Saw bersabda, 

إِنِّي أَشْتَهِي الْجِهَادَ وَلَا أَقْدِرُ عَلَيْهِ، فَقَالَ: هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ؟ قَالَ: أُمِّي، قَالَ : فَأَبْلِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عُذْرًا فِي بِرِّهَا ، فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ وَمُعْتَمِرٌ وَمُجَاهدٌ إِذَا رَضِيَتْ عَنْكَ أُمُّكَ، فَاتَّقِ اللَّهَ وَبَرَّهَا 

“Ada seseorang yang mendatangi Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya padanya apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup. Rasul pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.”

Selain itu, membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat juga memiliki pahala yang sama dengan pahala haji dan umrah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi Saw. Mereka berkata, orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka puasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad, serta bersedekah. Nabi Saw lantas bersabda, 'Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya dapat terdepan dari orang yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir salat sebanyak tiga puluh tiga kali.”

 

 

Sedangkan amalan yang dianggap paling cepat mendatangkan kebaikan adalah menjaga silaturrahim. Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah Saw bersabda,

أَسْرَعُ الْخَيْرِ ثَوَابًا الْبِرُّ وَصِلَةُ الرَّحِمِ، وَأَسْرَعُ الشَّرِّ عُقُوبَةً الْبَغْيُ وَقَطِيعَةُ الرَّحِم

“Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah balasan  (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang paling cepat mendatang kan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR Ibnu Majah). 

Sementara itu, Dar Al-Ifta Mesir atau otoritas utama Mesir tentang fatwa agama (Islam) memperingatkan bahwa menghormati orang tua lebih besar dari jihad dan bisa membuat masuk surga jika merawat mereka di masa tua.

Banyak hadits Nabi yang telah mengajarkan untuk selalu menghormati orang tua. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud, ia berkata.

سَأَلْتُ النَّبِيَّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَت: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ

 

 

“Aku bertanya kepada Nabi Muhammad Saw tentang amalan apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala? Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Kemudian apa? Beliau menjawab, “Berbuat baik kepada kedua orangtua.” Kemudian apa? Beliau menjawab, “Jihad fi sabilillah.”

 
Berita Terpopuler