Ketika Sebuah Bujukan Redam Niat Suarez Pergi dari Liverpool

Suarez tetap mencintai Liverpool.

EPA-EFE/JUANJO MARTIN
Luis Suarez dari Atletico Madrid bereaksi selama pertandingan sepak bola grup B Liga Champions UEFA antara Atletico Madrid dan Liverpool FC di stadion Wanda Metropolitano di Madrid, Spanyol, 19 Oktober 2021.
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Striker Atletico Madrid, Luis Suarez mengaku sempat ingin hengkang dari Liverpool sebelum waktunya. Ia pernah mengira kariernya bersama The Reds tidak akan lama. 

Pemain berpaspor Uruguay itu direkrut Liverpool dari Ajax Amsterdam pada Januari 2011. Selama membela The Reds, ia mencetak 82 gol dari 133 pertandingan di semua kompetisi. 

Hingga akhirnya, Suarez memutuskan pindah ke Barcelona pada musim panas 2014 dengan mahar 70 juta poundsterling. Akan tetapi, ia sempat mengira akan hengkang dari Liverpool pada 2012. 

"Saya pernah berpikir karier di Liverpool hanya bertahan selama satu setengah tahun ketika Brendan (Rodgers) menangani tim pada Juli 2012," kata Suarez seperti dilansir Liverpool Echo, Selasa (2/11). 

Suarez mengungkapkan dirinya sudah didekati oleh beberapa klub asing yang siap menampungnya. Akan tetapi, ia mendapat telepon dari Brendan Rodgers yang memintanya untuk bertahan. 

"Dia bilang percaya saya dan saya menyukai filosofinya terhadap klub. Setelah itu saya berbicara kepada agen dan mengatakan padanya saya tidak jadi pindah. Saya ingin mengambil kesempatan dan sukses bersama Liverpool," ujarnya. 

Meski gagal menjuarai Liga Primer Inggris bersama Liverpool, Suarez enggan mempermasalahkannya. Ia menganggap perjalanannya di Liverpool merupakan salah satu yang terbaik.

"Tahun itu mungkin tidak berjalan dengan baik. Tapi seluruh ide sangat jelas. Musim 2012/13 berlalu dan saya hampir bergabung dengan Arsenal karena mereka selalu tampil di Liga Champions," ucapnya. 

Suarez turut berbahagia dengan apa yang dicapai anak asuh Juergen Klopp sejauh ini. Di balik itu, ia juga menceritakan kesedihan lantaran gagal mengamankan gelar juara pada 2014. Setelah itu, Suarez pernah dibenci penggemar Merseyside Merah. 

"Pada tahun terakhir ketika saya bermain di Anfield, saya begitu sedih kepada suporter (karena Liverpool gagal juara)," kata dia. "Saya tahu beberapa pendukung Liverpool marah kepada saya karena saya merayakan gol melawan Liverpool di Camp Nou dan untuk itu saya sangat sedih."

Momen itu terjadi saat Barcelona bertemu Liverpool pada leg pertama semifinal Liga Champions musim 2018/2019. Saat itu, Suarez mencetak gol. Dengan spontan penyerang asal Uruguay melakukan selebrasi. Suarez dinilai tidak menghormati eks timnya. 

 

Ia menerima segala konsekuensi dari keadaan itu. Suarez meminta penggemar the Reds memahami bahwa ia sudah bermain untuk Barcelona dan kebetulan mencetak gol di Camp Nou sehingga terbawa suasana. Apalagi itu momen semifinal kompetisi terelite Benua Biru. 

Suarez merasa menjalani salah satu petualangan terbaik dalam kariernya, ketika berkostum Liverpool. Ia berharap para penggemar the Reds tidak melupakan betapa sikapnya yang mati-matian tatkala membela Liverpool di lapangan.

Bersinar di Atletico

Suarez sempat mengalami momen pahit ketika didepak Barcelona tahun lalu. Namun, di Atletico, namanya masih diperhitungkan. Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, tak henti-hentinya memberikan pujian untuk Luis Suarez. Itu karena penampilan impresif penyerang asal Uruguay di lini depan Los Colchoneros.

Suarez benar-benar menolak redup meski usianya sudah memasuki masa gantung sepatu, 34 tahun

Sepanjang musim lalu, sang penyerang mengoleksi 21 gol di La Liga. Timnya menjadi juara. Kini Atletico berhasrat mempertahankan apa yang sudah mereka capai. Sejauh musim berjalan, Suarez selalu tampil sebagai andalan Atletico.

"Dengan Suarez, kami selalu memiliki pilihan untuk mencetak gol atau membantu rekan setim," kata Simeone, dikutip dari Football Espana.

 

 
Berita Terpopuler