Facebook Tuntut Warga Ukraina Penjual Data Pribadi Pengguna

Warga Ukraina diduga menjual data dari 178 juta penggun Facebook.

AP/Richard Drew
Dalam file foto 29 Maret 2018 ini, logo Facebook muncul di layar di Nasdaq MarketSite di Times Square New York.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Facebook telah mengajukan gugatan pada Jumat (22/10), terhadap seorang warga negara Ukraina. Warga ini diduga mengeruk situs web Facebook dan menjual data pribadi lebih dari 178 juta pengguna di forum kejahatan dunia maya (underground cybercrime forum).

Baca Juga

Menurut dokumen pengadilan yang diajukan, pria itu diidentifikasi sebagai Alexander Alexandrovich Solonchenko, warga Kirovograd, Ukraina.

Facebook menuduh Solonchenko menyalahgunakan bagian fitur dari layanan Facebook Messenger yang disebut Importir Kontak (Contact Importer). Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyinkronkan buku alamat telepon mereka dan melihat kontak mana yang memiliki akun Facebook untuk memungkinkan pengguna menjangkau teman-teman mereka melalui Facebook Messenger. Pengerukan data berlangsung selama 21 bulan.

Antara Januari 2018 dan September 2019, Facebook mengatakan Solonchenko menggunakan alat otomatis untuk menyamar sebagai perangkat Android. Perangkat itu mencuri data dari server Facebook dengan tujuan nomor telepon acak.

Ketika server Facebook mengembalikan informasi nomor telepon mana yang memiliki akun di situs, Solonchenko mengumpulkan data, yang kemudian ia kumpulkan dan tawarkan untuk dijual pada 1 Desember 2020, dalam sebuah posting di RaidForums, forum kejahatan dunia maya terkenal dan pasar untuk data curian.

Facebook mengatakan Solonchenko adalah pengguna yang luar biasa di forum. Dia beroperasi menggunakan nama pengguna Solonchenko(kemudian diubah namanya menjadi barak_obama) dan telah menjual data ratusan juta pengguna dari beberapa perusahaan.

“Sejak tahun 2020, Solonchenko telah menjual data curian atau mengeruk dari bank komersial terbesar di Ukraina, layanan pengiriman swasta terbesar di Ukraina dan perusahaan analisis data Prancis,” kata Facebook dalam dokumen pengadilan, Jumat (22/10), dilansir dari  The Record, Ahad (24/10).

Facebook mengatakan Solonchenko bekerja sebagai programmer komputer lepas dengan pengalaman bekerja dengan beberapa bahasa pemrograman termasuk Python, PHP dan Xrumer, yang merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk spamming, mengotomatisasi tugas pada emulator Android.

“Hingga pada atau sekitar Juni 2019, Solonchenko juga menjual sepatu secara online dengan nama bisnis ‘Drop Top’” tambah Facebook.

Jejaring sosial itu sekarang meminta hakim untuk mengeluarkan perintah yang akan melarang Solonchenko mengakses situs-situs Facebook dan menjual lebih banyak lagi data-data Facebook yang terkeruk.

Facebook Hentikan fitur Importir Kontak pada September 2019

Insiden Solonchenko menandai pengerukan data Facebook kedua yang dikumpulkan menggunakan fitur Messenger Contact Importer dan kemudian dibagikan melalui RaidForums.

Pada April 2021, orang lain membocorkan nomor telepon 533 juta pengguna Facebook, yang juga dikatakan Facebook dikumpulkan dengan menyalahgunakan fitur yang sama.

Beberapa hari setelah kejadian ini, Facebook mengungkapkan bahwa mereka menghentikan fitur Messenger Contact Importer pada September 2019 setelah menemukan Solonchenko dan pelaku ancaman lain menyalahgunakannya.

 

 

 
Berita Terpopuler