Untuk Indonesia 'Dari Bumi Sendiri'

Hilirisasi menjadi tujuan utama Presiden Jokowi membangun industri dalam negeri.

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
Produk Nusakita menjawab tantangan dimana masyarakat saat ini peduli terhadap produk yang ramah lingkungan.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam menjawab kebutuhan konsumen melakukan langkah strategis melalui strategi hilirisasi.  Ini merupakan bagian dari langkah transformasi PTPN, termasuk di dalamnya adalah strategi Optimalisasi Portfolio dan Operational Excellence, Commercial Excellence dan Ekspansi Hilir, Optimalisasi Aset dan Kemitraan Strategis, Pengembangan Kapabilitas dan Budaya dan Peningkatan Sistem dan Teknologi.

Langkah strategis yang dilakukan oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sejalan dengan kebijakan strategis yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin. Dimana dalam upaya pengembangan sektor industri yang lebih mandiri dan berdaya saing, Presiden RI Jokowi menyampaikan lima program prioritas untuk lima tahun, salah satu diantaranya adalah melaksanakan kebijakan hilirisasi sehingga dihasilkan produk yang bernilai tambah. Hilirisasi menjadi tujuan utama Presiden Jokowi membangun industri dalam negeri.

Perkebunan Nusantara Group dalam perannya sebagai penjaga ketahanan pangan (food security) berupaya untuk terus melakukan ekspansi hilir, disamping karena memberikan nilai tambah bagi perusahaan, juga memberikan dampak yang luas bagi perekonomian Indonesia, yang pada akhirnya meningkatkan penerimaan devisa bagi negara.  

Strategi commercial excellence dan ekspansi hilir diimplementasikan melalui pembentukan brand nasional Nusakita. Brand Nusakita diluncurkan pada tgl 17 Agustus 2021 bertepatan dengan peringatan HUT RI yang ke 76 dan diresmikan secara langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Produk yang dikenalkan pertama kali kepada konsumen adalah minyak goreng dan gula kemasan satu kilogram. 

Nusakita akan fokus pada empat produk, yakni minyak goreng, gula, kopi dan teh, namun tidak menutup kemungkinan untuk meluaskan produk lainnya. Pada saat peluncuran brand Nusakita, Menteri BUMN Erick Thohir berharap brand ini dapat membangun nasionalisme dan kemandirian PTPN Group dan juga para konsumen yang menikmatinya, serta semakin memperkuat brand PTPN Group di pasar ritel.

Erick juga menekankan kepada PTPN untuk mengemban perannya sebaik-baiknya, baik sebagai BUMN yang dapat memberi nilai tambah bagi stakeholders utamanya dalam mendatangkan komersial bisnis dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai agent of development. “Nusakita ini mereknya sangat luar biasa, 'Dari Bumi Sendiri'," demikian Menteri Erick Thohir ungkapkan dalam sambutannya

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia, dimana PTPN Group sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan produk turunan CPO.

"Sudah saatnya PTPN Group serius memasuki industi hilir dengan memproduksi minyak goreng yang bermutu. Langkah hilirisasi ini adalah menjaga ketahanan pangan dan mendorong peningkatan nilai tambah, salah satunya melalui brand Nusakita, Dari Bumi Sendiri,” demikian ungkap Ghani, dalam siaran persnya, Kamis (21/10).

Brand Nusakita membidik segmen pasar konsumen yang baru menikah dan yang baru bekerja kurang lebih lima tahun, termasuk di dalamnya kalangan millenial, karena mereka adalah segmen konsumen yang memang mencari produk berkualitas. Segmen ini juga tertarik dengan ajakan yang baik, seperti Nusakita dengan ajakan” Indonesia Mandiri” karena salah satu ciri umum generasi mereka adalah ingin membuat dunia lebih baik.  Nusakita adalah produk yang berkualitas karena diproduksi dari kebun PTPN sendiri dan diolah oleh tangan-tangan terampil yang sudah berpengalaman lebih dari 100 tahun.  

Andrey (25 tahun), seorang milenial dari  sebuah perusahaan BUMN mengatakan bahwa dalam memilih makanan untuk keluarga termasuk minyak goreng, ia harus pastikan bahwa makanan yang disajikan adalah sehat dan berkualitas. Bahkan sekarang generasi milenial semakin pintar dalam memilih produk lokal dengan harga terjangkau dan kualitas yang tidak kalah dengan produk impor.  

Dini (27 tahun) seorang wanita pekerja sekaligus ibu rumah tangga mengatakan, lebih memilih minyak goreng Nusakita untuk mengolah makanan bagi keluarganya, alasannya minyak goreng Nusakita adalah produk yang berkualitas. Karena minyak goreng Nusakita diolah dari bahan baku yaitu kelapa sawit yang bersumber dari hasil perkebunan sendiri, maka kualitas lebih terjamin.

Dini mengenal produk ini melalui laman media sosial Instagram nusakita_id dan langsung jatuh cinta dengan produk ini. Kalangan millenial dan bahkan generasi baby boomers begitu antusias dengan kahadiran produk Nusakita.

Komentar dari para audience di media sosial, ”ini yang ditunggu-tunggu dari dulu!”, ”kalo bukan kita, siapa lagi (yang memulai menuju industri hilir dan menciptakan brand nasional)”, ”setuju (mengganti minyak goreng di rumah dengan brand Nusakita)”, dan ”bisa dibeli di mana dan sudah ready-kah di supermarket?” Saat ini produk Nusakita dapat dibeli melalui market place TaniHub, Gudang Ada dan Warung Pintar.

Minyak goreng berkualitas tinggi Nusakita mengandung zat bermanfaat, antara lain adalah 1) Tokoferal: mencegah penuaan kulit,mencegah lemak, menurunkan tekanan darah, anti tumor, anti kanker, membantu penderita diabetes, anti pembengkakan, membantu kesehatan tulang; 2) Tokotrienol: menurunkan kolesterol LDL, sehingga menurunkan resiko stroke pengerasan pembuluh darah dan penyakit jantung iskemik; 3) Fitosterol: menurunkan kolestorel, anti kanker, meningkatkan kekebalan tubuh; 4) Karoten: antioksidan, melindungi dari radikal bebas, kardioprotektif, anti kanker; 5) Pro Vit A: mencegah rabun senja dan 6) Vitamin E : bermanfaat dan baik untuk kesehatan kulit.  

Produk Nusakita menjawab tantangan dimana masyarakat saat ini peduli terhadap produk yang ramah lingkungan. Tahapan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan saat ini sudah meningkat dari bukan sekadar ”mengajak untuk peduli pada lingkungan” namun melakukan ’aksi nyata” dengan tindakan ramah lingkungan, yaitu dengan membeli produk ramah lingkungan Nusakita.  

Mengapa Nusakita ramah lingkungan? Nusakita dihasilkan dari lahan perkebunan milik Perkebunan Nusantara Group, dimana lahan budidaya berasal dari konversi lahan pertanian, lahan marginal dan hutan sekunder, bukan dari proses deforestasi. Khusus untuk perkebunan kelapa sawit, lebih dari 40 persen unit kebun dan pabrik kelapa sawit PTPN Group telah mendapatkan sertifikasi Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan lebih dari 20 persen unit kebun dan pabrik kelapa sawit yang sudah mendapatkan sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).

Jumlah tersebut setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga ditargetkan pada tahun 2025 lebih dari 85 persen unit kebun dan pabrik kelapa sawit PTPN Group sudah mendapatkan sertifikasi sustainability. Tentu saja hal ini menjamin keberlangsungan (sustainability) produk Nusakita.

Disamping itu pohon sawit memerlukan air lebih sedikit (1,104 mm per tahun) dibanding tanaman lain, misalnya pinus, karet, jati 1,300 dan bambu 3,000 mm per tahun. Selain itu, produksi oksigen kelapa sawit lebih besar dari hutan tropis yaitu 18.7 ton oksigen per hektare per tahun sementara hutan tropis 7,0 ton oksigen per haktre per tahun.

Pembentukan brand Nusakita merupakan langkah implementasi strategi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam rangka mencapai visi dan misi menjadi perusahaan kelas dunia. Selain fokus pada komoditi utama di hulu, Holding Perkebunan Nusantara juga telah memasuki industri hilir. Setelah sebelumnya memiliki brand-brand lokal yang sudah diterima dengan baik oleh masyarakat, maka untuk semakin memperkuat brand di pasar ritel Brand Nasional “NUSAKITA” dihadirkan di tengah masyarakat.

 
Berita Terpopuler