Kasus Covid Terus Turun Bukti Kekebalan Masyarakat Meningkat

Kekebalan masyarakat ada yang secara alami setelah sembuh dari sakit dan vaksinasi.

ANTARA/Arnas Padda
Warga menerima suntikan vaksin di dalam mobil vaksinasi Covid-19 di area Pasar Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (9/10). Kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini dalam tren penurunan dinilai akibat terus meningkatnya kekebalan masyarakat baik secara alami atau hasil dari program vaksinasi. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Fauziah Mursid, Dadang Kurnia

Perkembangan kasus positif di Indonesia terus menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Bahkan pada Senin (11/10) kemarin, penambahan kasus positif baru Covid-19 hanya sebanyak 620 kasus.

Baca Juga

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia ini disebabkan karena banyaknya masyarakat yang telah memiliki kekebalan baik melalui vaksinasi maupun karena sembuh dari sakit.

“Jadi melihat bahwa kasus di Indonesia turun dengan sangat drastis, salah satu penjelasan ilmiahnya adalah karena sudah banyak rakyat Indonesia yang memiliki kekebalan baik itu secara buatan manusia melalui vaksin ataupun alamiah karena sembuh dari sakit,” jelas Menkes Budi saat konferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden.

Budi menyebut Indonesia saat ini berada di peringkat kelima dunia yang memberikan suntikan vaksinasi terbanyak ke masyarakat. Saat ini, sudah lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia yang menerima suntikan vaksin dosis pertama dan lebih dari 50 juta masyarakat yang menerima suntikan dosis kedua.

“Ini memposisikan kita di posisi kelima dari seluruh negara di dunia yang sudah mendapatkan akses ke vaksinasi dari jumlah manusianya. Dan lima ini adalah lima negara di dunia yang sudah melebihi dari 100 juta orang warganya disuntik,” ujar Budi.

Menkes menyebut, total sebanyak 160 juta suntikan vaksin Covid-19 telah diberikan ke masyarakat. Laju suntikan vaksin juga tercatat telah menembus angka 2 juta per hari yakni pada 23 dan 25 September 2021. Ia berharap, jumlah vaksinasi ini dapat lebih sering dicapai ke depannya.

 

Kementerian Kesehatan pun bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri menyiapkan sero prevalence survey sebanyak 21.880 sampel di 34 provinsi dan 100 kabupaten kota di Indonesia. Hasil survei ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai kondisi kekebalan atau antibodi dari seluruh masyarakat Indonesia sehingga bisa menjadi basis dalam penyusunan kebijakan ke depannya.

Hasil survei ini ditargetkan selesai pada pertengahan Desember nanti. Menurut Menkes, rencananya sero prevalence survey akan dilakukan setiap enam bulan sekali.

“Survei ini juga kami lakukan bekerja sama dengan Universitas Indonesia, masyarakat, dan WHO agar hasilnya nanti bisa di-share di dunia dan menunjukan kesiapan Indonesia dalam mengantisipasi penanganan pandemi dan transisinya menjadi endemi,” ujar dia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan perkembangan kasus konfirmasi harian Covid-19 di Jawa-Bali pada pekan ini mengalami penurunan hingga 98,99 persen dari puncak kasus pada 15 Juli 2021. Sedangkan kasus konfirmasi harian nasional tercatat menurun 98,4 persen.

“Situasi pandemi Covid-19 terus menunjukkan perbaikan satu minggu ke belakang ini,” ucapnya saat konferensi pers usai rapat terbatas terkait PPKM di Istana Kepresidenan.

Selain kasus harian yang terus membaik, jumlah kasus kematian harian di Indonesia juga terus mengalami penurunan. Luhut menyebut, pada 10 Oktober kasus kematian nasional tercatat sebanyak 39 dan sebanyak 17 kasus kematian di Jawa dan Bali. Bahkan ia menyebut, dibandingkan negara-negara tetangga di Asean, perkembangan kasus di Indonesia ini termasuk rendah.

“Covid-19 recovery indeks Indonesia yang dirilis Nikkei menunjukkan peringkat Indonesia jauh lebih baik dibandingkan Singapura, Malaysia, hingga Thailand,” tambah Luhut.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, syarat minimum cakupan vaksinasi lansia pada minggu ini juga mampu mendongkrak kecepatan vaksinasi lansia di Jawa dan Bali secara signifikan. Tingkat vaksinasi dosis 1 untuk Jawa-Bali pun tercatat telah mencapai 40 persen per 10 Oktober. Angka ini naik 8 persen sejak 13 September 2021.

Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya agar segera menyiapkan strategi pencegahan penyebaran kasus Covid-19 menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022. Luhut mengatakan, peningkatan kasus positif sering terjadi setelah libur panjang ataupun diselenggarakannya acara keagamaan.

Untuk mengantisipasi penyebaran kasus saat Natal dan Tahun Baru 2022, pemerintah pun akan terus mengejar capaian vaksinasi khususnya di wilayah aglomerasi dan pusat pertumbuhan ekonomi.

“Sehingga jika terjadi gelombang berikutnya, maka angka kematian dan perawatan rumah sakit dapat ditekan,” tambahnya.

In Picture: 46.800 Dosis Vaksin Pfizer Tiba di Aceh

Petugas mendata paket berisi vaksin Pfizer yang baru tiba dengan pesawat kargo My Indo Airlines di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Selasa (12/10/2021). Kementerian Kesehatan mengirim delapan boks vaksin yang terdiri dari 46.800 dosis Pfizer ke Provinsi Aceh untuk mendukung program pemerintah mempercepat vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat. - (Antara/Irwansyah Putra)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyebut asesmen PPKM mingguan di wilayah luar Jawa-Bali terus mengalami perbaikan. Untuk level provinsi, sudah tidak ada provinsi yang berada di level empat.

"Untuk asesmen mingguan PPKM di kabupaten atau kota di luar Jawa-Bali dari 386 kabupaten kota, satu Kabupaten kota masih di level 4," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Senin.

Airlangga menjelaskan, dari 27 provinsi di luar Jawa-Bali, tiga provinsi di level 3, 22 provinsi di level 2 serta dua provinsi di level 1 yaitu Kepulauan Riau dan NTB. Khusus untuk tranmisi komunitas dari 27 provinsi, tiga provinsi di level tingkat dua, sedangkan 24 provinsi di level tingkat satu dan dua provinsi yaitu Bangka Belitung dan NTB mengalami penurunan pekan ini.

Selanjutnya, untuk asesmen mingguan PPKM di kabupaten atau kota di luar Jawa-Bali dari 386 kabupaten kota, satu kabupaten/kota masih di level 4, ada 38 kabupaten/kota di level 3 dan 278 kabupaten/kota di level 2 dan 69 kabupaten kota di level satu.

"Dari asesmen yang masih naik saja, satu kota yaitu Kota Sabang, karena data mengenai jumlah kematian yang masih ada peningkatan," ujar Airlangga.

Airlangga menyebut perbaikan di kabupaten/kota di level 1 juga terus meningkat dari 52 kabupaten/kota menjadi 69 kabupaten kota. Kemudian enam kabupaten kota yang sebelumnya menerapkan PPKM level 4 di luar Jawa-Bali, dibandingkan periode minggu lalu pada 5 Oktober terdapat dua kabupaten yang turun levelnya atau mengalami perbaikan yaitu di Kota Padang dan Banjarmasin.

Kemudian, angka positivity rate juga lima kabupaten turun di Pidie, Bangka, Kota Padang, Bulungan dan Tarakan. Selain itu, target pemeriksaan tercapai di kabupaten kota, kecuali Pidie, Banjarmasin dan Bulungan.

"Vaksinasi empat kabupaten kota rata-rata di bawah nasional dan juga yang terkait dengan lansia di 4 kabupaten tersebut," kata Airlangga.

Karikatur Opini Prokes PTM - (republika/daan yahya)

 

Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dr. Windhu Purnomo mengingatkan, meski kasus penyebaran Covid-19 terus mengalami penurunan, bukan berarti masyarakat boleh lengah. Penularan dan peningkatan kasus Covid-19 menurutnya sewaktu-waktu bisa kembali melonjak, jika tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Windhu juga mengingatkan para orang tua untuk tetap memperhatikan potensi penularan pada anak. Sebab, pergerakan virus Covid-19 linier dengan pergerakan manusia dan perlu diwaspadai.

"Sekarang kita menghadapai kondisi landai dengan baik yakni dengan memperbaiki perilaku keluarga di rumah dan di sekolah. Karena, tidak hanya anak didik saja, tapi juga keluarga di rumah dan tenaga pendidik memiliki risiko," ujarnya, Jumat (8/10).

Windhu berharap adanya kekompakan antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam upaya menanggulangi penularan Covid-19. Sehingga. tidak terjadi ledakan gelombang ketiga penularan Covid-19.

"Masyarakat kalau di-tracing, testing, vaksin, prokes, harus mau. Tentu, itu peranan masyarakat yang baik. Kalau nggak mau, takut di-Covid-kan, bisa saja kondisinya kembali memburuk," ujarnya.

Windhu melanjutkan, meskipun pernah terkena Covid-19, tidak ada salahnya bagi masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi yang diselenggarakan pemerintah. Masyarakat yang pernah terinfeksi Covid-19 memang akan memiliki kekebalan secara alamiah. Namun, kata dia, dengan dilakukan vaksinasi, tubuh penyintas akan jauh lebih tangguh.

Syarat Wajib Dipenuhi Pasien Penyakit Jantung Sebelum Vaksinasi - (Republika)

 
Berita Terpopuler