Warga Batam Diajak Kembangkan Homestay

Warga Batam diminta tak meniru rumah di kota untuk dijadikan homestay.

Antara/Teguh Prihatna
Sejumlah wisatawan berada di kawasan wisata Pulau Mubud, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (18/9/2021). Pemkot Batam mengajak warganya untuk mengembangkan homestay.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, terus mengajak warganya di kampung tua di pulau utama dan pulau penyangga untuk mengembangkan homestay sebagai alternatif tempat berlibur bagi pelancong yang datang ke daerah tersebut. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata menyatakan, homestay memiliki daya tarik yang mampu memikat wisatawan dalam dan luar negeri untuk berkunjung.

Baca Juga

"Kalau perbatasan Singapura dan Malaysia sudah dibuka, kami akan promosikan. Jangan meniru rumah di kota," kata Ardi di Batam, Senin.

Sembari menunggu kebijakan pemerintah tiga negara membuka perbatasan, Ardi mengajak warga setempat untuk mempersiapkan diri agar dapat langsung menggaet turis kelak ketika berdatangan. Menurut dia, wisatawan mancanegara, terutama yang datang melalui Singapura, akan lebih menyukai pengalaman tinggal di rumah-rumah warga ketimbang menginap di hotel mewah.

Ardi menyerukan warga agar menjaga suasana perkampungan yang tenang dan asri. Mereka juga diajak untuk mengembangkan tradisi lokal, demi memanjakan mereka yang hendak berlibur.

Ardi mengatakan, pihaknya telah mengadakan beberapa kali pelatihan pengelolaan homestay untuk warga. Selain kampung tua di pulau utama, ia juga ingin mengembangkan homestay di pulau penyangga.

"Di antaranya Pulau Ngenang dan Pulau Belakangpadang," kata dia.

Di Pulau Ngenang, pemerintah juga mengembangkan tenun khas Melayu karya warga setempat. Ardi mengatakan, apabila sudah menerima pelancong, maka wisatawan yang datang bisa ikut berlatih menenun di sana.

"Ini akan menarik sekali. Pelancong juga dapat menikmati juadah khas masyarakat. Ekonomi masyarakat pun akan berputar," kata Ardi.

 
Berita Terpopuler