BKMT Fokus Benahi Pendataan Organisasi

Pendataan BKMT merupakan agenda penting bagi organisasi.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Syifa Fauzia dalam sesi wawancara dengan Republika di Jakarta, Senin (1/4).
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Pusat, Syifa Fauzia, menyampaikan beberapa hal yang akan menjadi fokus selama periode 2021-2026 setelah ia kembali terpilih untuk memimpin BKMT dalam Muktamar IX. Salah satunya ialah melakukan pendataan seluruh anggota organisasi di berbagai wilayah.

Baca Juga

"Yang menjadi fokus untuk dikembangkan, adalah pendataan organisasi, mendata jumlah anggota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ini sangat penting bagi organisasi-organisasi, apalagi seperti kami, BKMT, yang sudah berada di 33 provinsi, 400 lebih kabupaten, dan ribuan kecamatan di seluruh Indonesia," tuturnya kepada Republika.co.id, Senin (11/10).

Syifa menyadari, selama ini pendataan BKMT yang seharusnya menjadi agenda penting bagi organisasi masih sulit dilaksanakan. Anggota cenderung hanya ingin memiliki kartu tanpa mengisi data-data yang dibutuhkan. Padahal, dia menyampaikan, yang terpenting adalah data tersebut masuk ke dalam sistem BKMT sehingga ke depan bisa diketahui jumlah riil kepengurusan dan keanggotaan BKMT.

Hal lain yang akan menjadi sorotan Syifa ihwal pencetakan kader-kader BKMT. Menurut dia, dalam pencetakan kader ini, perlu menjaring kalangan yang lebih muda sehingga bisa mengikuti kegiatan majelis taklim sekaligus berorganisasi. Ia melihat, selama ini kebanyakan yang berada di majelis taklim masih di rentang usia 40-50 tahun, bahkan 60-70 tahun.

"Saya ingin usia-usia yang lebih muda untuk bisa ikut membangun majelis taklim dan ikut dalam tatanan organisasinya, agar bisa lebih aktif dalam menjalankan program BKMT dan menjadi penerus generasi majelis taklim selanjutnya," tuturnya.

 

 

Syifa juga menyampaikan perlunya peningkatan ekonomi bagi para pengurus dan anggota BKMT. "Dan kita juga ingin lebih memfokuskan kepada hal-hal lain seperti meningkatkan wawasan kebangsaan bagi para anggota dan pengurus," ucapnya.

Dia berharap, seluruh pengurus dan anggota BKMT lebih solid dan bisa memberikan manfaat yang besar untuk bangsa Indonesia. Dengan begitu, kalangan muslimin dan muslimat, baik dari sisi peranan maupun kualitas, bisa terdongkrak.

"Jadi tidak hanya anggota atau pengurus BKMT, tetapi juga masyarakat luas dan umat. Majelis taklim adalah aset bangsa dan wadah yang tidak hanya berfungsi menjadi tempat pembelajaran agama tetapi juga meningkatkan peran demi kemaslahatan umat," imbuhnya.

Selama hampir dua tahun, terang Syifa, memang ada beberapa program yang tertunda akibat situasi pandemi Covid-19. Namun, berbagai program lain terus berjalan. Di antaranya, peningkatan pendalaman organisasi kepada para anggota dan pengurus, kegiatan sosial, kunjungan kerja sebagai ketua umum ke 25 kota/provinsi di seluruh Indonesia, dan terlibat dalam berbagai agenda baik yang digelar oleh pemerintah, organisasi maupun instansi yang mengundang BKMT.

 

"Dan kami juga ikut-serta dalam berbagai hal yang dilaksanakan, seperti di televisi swasta dan event lainnya," tutur dia.

 
Berita Terpopuler