133 Kejadian Bencana Landa Kuningan

Sebanyak 133 kejadian bencana melanda Kabupaten Kuningan.

ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
[Ilustrasi] longsor
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KUNINGAN – Sebanyak 133 kejadian bencana melanda Kabupaten Kuningan sejak awal tahun ini. Masyarakat di daerah tersebut diimbau untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi menyusul mulai meningkatnya intensitas hujan.

Baca Juga

Berdasarkan data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Kabupaten Kuningan, total kejadian bencana sebanyak 133 kejadian itu terjadi dalam rentang waktu Januari – September 2021. Dari jumlah itu, kejadian tanah longsor paling mendominasi dengan 97 kejadian.

Selain tanah longsor, bencana lainnya adalah angin kencang 11 kejadian, rumah ambruk sepuluh kejadian, banjir enam kejadian, kebakaran rumah empat kejadian dan gerakan tanah tiga kejadian. Selain itu, orang hanyut dan orang tenggelam masing-masing satu kejadian.

Sedangkan jika dilihat dari bulan kejadiannya, paling banyak terjadi pada Januari sebanyak 49 kejadian. Sedangkan pada bulan lainnya, Februari tercatat ada 15 kejadian, Maret 47 kejadian, April sepuluh kejadian, Mei ada lima kejadian, Juni tiga kejadian, Juli satu kejadian, Agustus dua kejadian dan September satu kejadian.

Kepala Pelaksana BPBD  Kabupaten Kuningan, Indra Bayu mengakui, sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan memang rawan mengalami bencana hidrometeorologi. Meski berharap bencana tak lagi terjadi, namun dia mengimbau masyarakat di Kabupaten Kuningan untuk tetap mewaspadai bencana.

‘’Saat ini curah hujan di Kabupaten Kuningan sudah mengalami peningkatan, walau puncaknya nanti pada Januari 2022. Kami mengimbau masyarakat untuk waspada,’’ ujar Indra kepada Republika, Ahad (10/10).

 

Indra menyebutkan, bencana hidrometeorologi yang harus diwaspadai masyarakat di Kabupaten Kuningan pada musim penghujan terutama adalah longsor dan gerakan tanah. Selain itu, bencana lain yang juga harus diwaspadai yakni banjir di sejumlah daerah, baik akibat luapan sungai maupun lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.

Selain mewaspadai curah hujan yang tinggi, Indra juga meminta masyarakat untuk mulai memperhatikan lingkungan sekitar masing-masing. Jika ada saluran air yang tersumbat sampah, hendaknya dibersihkan.

‘’Waspadai juga pohon yang rawan tumbang,’’ tukas Indra.

Indra menambahkan, pihaknya juga sudah mempersiapkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana. Koordinasi dengan berbagai pihak lainnya juga sudah dilakukan.

Seperti diketahui,  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati Kabupaten Majalengka memprakirakan musim hujan tahun 2021/2022 di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) datang lebih awal. Mereka pun mengimbau masyarakat untuk bersiap menyambutnya.

Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, mengatakan, awal musim hujan di sebagian besar wilayah Ciayumajakuning tahun ini diprakirakan maju satu sampai tiga dasarian dibanding kondisi rata-ratanya (1 dasarian : 10 hari).

‘’Salah satunya Kabupaten Kuningan,’’ kata Faiz.

Awal musim hujan di Kabupaten Kuningan maju dua sampai tiga dasarian (20 – 30 hari). Untuk itu, sejumlah kecamatannya akan memasuki musim hujan pada Oktober dasarian I, meski adapula yang memasuki musim hujan pada Oktober dasarian II dan Oktober dasarian III.

Untuk daerah yang memasuki awal musim hujan pada Oktober dasarian I yakni tersebar di Kecamatan Darma, Kuningan Kota, Garawangi, Ciniru, Hantara, Selajambe, Maleber, Ciwaru dan Cilebak.

Untuk daerah yang memasuki awal musim hujan pada Oktober dasarian II yakni Kecamatan Pasawahan, Mandirancan, Cilimus, Jalaksana, Kramatmulya, Cigugur, Ciawigebang, Kalimanggis, Cidahu, Lebakwangi, Luragung, Cibeureum, Karangkancana dan Cibingbin.

Sementara daerah yang memasuki awal musim hujan pada Oktober dasarian III adalah Kecamatan Cigandamekar dan Japara.

 
Berita Terpopuler