Reinfeksi Covid-19 Intai Penyintas yang Belum Divaksinasi

Penyintas Covid-19 tetap perlu divaksinasi.

Prayogi/Republika.
Tes Covid-19. Penyintas Covid-19 tetap perlu divaksinasi karena imunitas yang didapat dari infeksi tidak bertahan lama.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imunitas yang didapatkan dari infeksi alami Covid-19 hanya bertahan dalam waktu singkat. Studi terbaru mengungkapkan bahwa orang yang tidak divaksinasi setelah pulih dari Covid-19 cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap reinfeksi.

"Reinfeksi bisa saja terjadi dalam waktu tiga bulan atau kurang dari itu (setelah terkena Covid-19)," jelas ketua tim peneliti dan profesor di bidang biostatistik Jeffrey Townsend dari Yale School of Public Health, seperti dilansir Times Now News, Rabu (6/10).

Oleh karena itu, Townsend menekankan pentingnya vaksinasi setelah seseorang terkena Covid-19. Menurut Townsend, imunitas yang terbentuk dari infeksi alami hanya dapat memberikan perlindungan jangka panjang yang sangat kecil dalam melawan infeksi selanjutnya.

Lebih tingginya risiko reinfeksi pada orang yang belum vaksinasi Covid-19 ini diungkapkan dalam studi terbaru yang dipublikasikan pada jurnal The Lancet Microbe. Melalui studi ini, tim peneliti menganalisis data terkait reinfeksi dan imunologi dari kerabat dekat virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pilek (selesma). Peneliti juga menganaisis data imunologi dari SARS-CoV-1 dan MERS.

Berdasarkan data yang terkumpul, tim peneliti lalu menciptakan sebuah model mengenai risiko reinfeksi Covid-19 dengan mengacu pada prinsip evolusi virus. Dari model ini, diketahui bahwa reinfeksi bisa terjadi bahkan dalam waktu yang cukup singkat setelah seseorang pulih dari Covid-19.

Baca Juga

 

 

Reinfeksi akan menjadi semakin umum seiring dengan menurunnya kekebalan terhadap Covid-19. Di waktu inilah, varian-varian SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, baru bisa kembali meningkat.

"Kita cenderung berpikir menjadi kebal atau tidak kebal saat memikirkan soal imunitas. Studi kami memperingatkan bahwa kita sebaiknya lebih fokus terhadap risiko reinfeksi seiring waktu berlalu," ujar asisten profesor di bidang bioinformatika dan genomik dari University of North Carolina, Alex Dornburg.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Dornburg mengatakan, respons imun akan menjadi kurang efektif dalam melawan virus di tengah kemunculan varian-varian SARS-CoV-2 baru. Hal ini membuat individu yang mengalami infeksi alami di awal pandemi dan tidak vaksinasi memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami reinfeksi.

"Seperti pilek biaa, dari satu tahun ke tahun berikutnya Anda dapat mengalami reinfeksi oleh virus yang sama," jelas Townsend.

Yang membedakan, selama pandemi ini Covid-19 terbukti jauh lebih mematikan dibandingkan pilek. Kemampuan SARS-CoV-2 dalam berevolusi dan mereinfeksi sangat mungkin mengubah pandemi ini menjadi sebuah penyakit endemik.

 
Berita Terpopuler