AFKN Terima Penganugerahan Lembaga Dakwah Khusus MUI

AFKN menerima penganugerahan dari Lembaga Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (LDK)

Istimewa
AFKN menerima penganugerahan dari Lembaga Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (LDK MUI)
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) menerima penganugerahan dari Lembaga Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (LDK MUI) Pusat, Sabtu (2/10). Penganugerahan diberikan sebagai bentuk apresiasi LDK MUI Pusat terhadap keluarga dan lembaga yang dianggap berdedikasi dalam merawat aqidah umat.

Baca Juga

Ada 25 lembaga mualaf yang menerima penganugerahan, di antaranya: Al-Fatih Kaaffah Nusantara, Pesantren Mualaf Center An-Naba, Tim FAKTA, Mualaf Center Indonesia, dan beberapa lainnya. Sementara, ada 28 keluarga mualaf yang menerima penganugerahan, di antaranya Ustadz Ahmad Kainama, Agus Tan, Jarudin Saragih, Saroni Paulus Ariantje, dan beberapa orang lainnya.

Penganugerahan untuk AFKN diterima langsung oleh Hj Sri Fiftin Irjani dan M Faqar Garamatan, istri dan anak Ustadz M Fadzlan Garamatan (Presiden AFKN). Selain itu, yang juga menerima penganugerahan adalah Bapak Jarudin Saragih, Ketua AFKN Cabang Fakfak, Papua Barat.

Ketua Panitia dari LDK MUI Pusat, Epen Supendi, M.Si, bersyukur acara yang rutin dilaksanakan dua kali dalam setahun ini mendapatkan antusias yang positif dari para ulama, aktivis Islam, dan keluarga mualaf. Epen menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap pimpinan dan pengurus Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN yang telah menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Diklat ini.

“Alhamdulillah, berkat dukungan dari tuan rumah Ustadz Fadzlan Garamatan, acara ini dapat berlangsung dengan baik,"ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima. 

 

 

 

Diklat

Berbarengan dengan penganugerahan tersebut,  Ketua LDK MUI Pusat, Dr Abu Deedat Syihabudin membuka ajang Diklat Nasional Kristologi ke-6 yang bertempat di Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN, Setu, Bekasi, Jawa Barat.

Acara yang bertajuk “Meneguhkan Komitmen, Menjaga Aqidah Umat dari Pemurtadan dan Aliran Sesat” ini dihadiri oleh ratusan peserta, baik dari kalangan ulama, pembina mualaf, maupun perwakilan organisasi Islam.

Dalam sambutannya, Ketua LDK MUI Pusat, Dr Abu Deedat Syihabudin mengatakan, salah satu tugas LDK adalah menjaga umat dari aliran sesat dan menangkal pemurtadan. “Saat ini program pemurtadan di tengah umat masih terus berjalan luar biasa,” ujarnya.

Oleh karena itu, ujarnya, dibuatnya kegiatan Diklat ini dalam rangka membekali para dai untuk dapat menangkal pemurtadan di tengah umat.

 

Sekjen MUI Pusat, Dr Amirsyah Tambunan, MA yang membuka acara menegaskan hal yang sama. Katanya, menangani agenda pemurtadan itu harus secara struktur dan sistematik.  “Perlu dilakukan sinergi kelembagaan dan upaya langkah ekonomi, sebab pemurtadan juga sering kali masuk dengan motif ekonomi,” ulasnya di hadapan ratusan peserta Diklat.

Ia juga mengharapkan, agar setelah Diklat ini perlu disusun rencana tindak lanjut. “Jangan hanya berhenti pada Diklat, tapi harus ada upaya-upaya lanjutan yang dikoordinasikan oleh LDK,” imbuhnya.

Dalam Diklat yang digelar dua hari ini (2-3/10), hadir sebagai pembicara KH Muhyidin Junaidi (Dewan Pertimbangan MUI Pusat), Dr Abu Deedat Syihabudin, dan Ustadz M Fadzlan Rabbany Garamatan (Dai Pedalaman/Presiden AFKN). 

 
Berita Terpopuler