Serba-serbi Muslim Jerman, Sejarah Hingga Organisasi

Muslim mewakili sekitar 6,1 persen dari populasi Jerman.

Reuters/Fabrizio Bensch
Serba-serbi Muslim Jerman, Sejarah Hingga Organisasi. Gereja Martha Lutheran di Berlin, Jerman menjadi lokasi sholat Jumat umat Muslim karena keterbatasan ruang di masjid imbas Covid-19, Jumat (22/5).
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Salah satu negara Eropa yang memiliki populasi Muslim terbanyak adalah Jerman. Menurut laporan wadah pemikir Pew Research Center pada tahun 2017, Muslim membentuk kelompok agama minoritas terbesar di Jerman dengan sekitar lima juta orang. Jumlah tersebut mewakili sekitar 6,1 persen dari populasi Jerman.

Baca Juga

Lebih dari separuh Muslim di Jerman, sekitar 63,2 persen berasal dari Turki dan Kurdi. Kedua kelompok tersebut diikuti oleh Muslim dari Pakistan, Bosnia, Albania, Afrika Utara, Levant, Iran, Irak, dan Afghanistan. Sebagian besar Muslim tinggal di ibu kota Berlin dan kota-kota besar bekas Jerman Barat.

Jika dilihat sejarahnya, Muslim pertama kali pindah ke Jerman sebagai bagian dari hubungan diplomatik, militer, dan ekonomi antara Jerman dan Kekaisaran Ottoman abad ke-18. Pada 1745, Frederick II dari Prusia mendirikan sebuah unit Muslim di tentara Prusia disebut Penunggang Muslim yang sebagian besar terdiri dari orang-orang Bosnia, Albania, dan Tatar.

Pemakaman Muslim pertama di Jerman didirikan di Berlin pada 1798. Sementara Masjid Wünsdorf adalah masjid pertama di Jerman dan dibangun pada 1915 lalu dihancurkan pada 1925. Setelah Perang Dunia I, ada 3.000 Muslim di Jerman. Sebanyak 300 di antaranya adalah keturunan Jerman.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya 1961, Pemerintah Jerman Barat mengundang pekerja asing yang dikenal dengan Gastarbeiter. Dari kebijakan itu, jumlah populasi Muslim melonjak menjadi 4,3 juta dalam dua dekade. Kebanyakan dari mereka merupakan orang Turki dari daerah pedesaan Kurdi di Anatolia tenggara.

Pada 2010, Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman menetapkan Studi Teologi Islam sebagai disiplin akademik di universitas negeri untuk melatih guru pendidikan agama Islam dan teolog Muslim. Sejak itu, departemen teologi Islam telah didirikan di beberapa universitas untuk melakukan penelitian dan pengajaran tentang Islam dari perspektif teologis.

Organisasi dan kelompok Muslim

Seiring berjalannya waktu, Muslim di Jerman mulai membuat organisasi dan kelompok Muslim. Pertama, ada Kongres Islam Dunia yang merupakan bgian Jerman dari Kongres Islam Dunia dan Kolokium Islam, sebuah lembaga pendidikan Muslim Jerman pertama untuk anak-anak yang didirikan 1932.

Kedua, ada Institut Islam Ma’ahad-ul-Islam yang didirikan 1942 selama Perang Dunia II. Saat ini, lembaga itu dikenal dengan nama Zentralinstitut Islam-Archiv-Deutschland.

Kemudian ada Diyanet Ieri Turk Slam Birligi (DITIB). DITIB adalah cabang dari Kepresidenan Turki untuk Urusan Agama di kota Cologne. Pada 2016, pemerintah Turki mendanai dan menyediakan staf untuk 900 dari sekitar 3.000 masjid di Jerman yang dijalankan.

Pada 1994, Verband der Islamischen Gemeinden der Bosniaken didirikan di Kamp-Lintfort dekat kota Duisburg setelah jumlah imigran Bosnia datang ke Jerman meningkat. Dan terakhir, ada Dewan Pusat Muslim di Jerman yang merupakan federasi Islam di Jerman. Dengan 15 ribu hingga 20 ribu anggota, terutama Jerman, Arab Jerman, dan Muslim Turki Jerman, itu memiliki kurang dari setengah ukuran Islamrat für die Bundesrepublik Deutschland.

Salah satu legiun Muslim yang ikut sebagai tentara Jerman pada perang dunia II. Keikutsertaan mereka karena ingin membebaskan negaranya dari kolonial barat. Tapi ketika Jerman kalah, dosa peradaban orang Eropa yang membantai orang Yahudi dibebankan kepada Palestina yang mayoritas Muslim. Padahal sebelum itu, hubungan antara Muslim dan Yahudi damai saja. Bahkan, seluruh kesultanan Islam menerima orang Yahudi sebagai warganya. - (dw.com)

Masjid dan Islamic Center

Dilansir About Islam, Rabu (29/9), dari sekitar 3.000 institusi Islam yang digunakan sebagai masjid di Jerman, hanya ratusan di antaranya yang dikenal sebagai masjid. Sisanya disebut masjid halaman belakang yang berarti kamar di gedung-gedung yang memiliki tujuan lain atau tidak tampak seperti masjid. Pada 2004, masjid dengan menara berjumlah 141.

Masjid Schwetzingen dibangun pada 1779 di kompleks taman Istana Schwetzingen di Baden-Württemberg. Ini dikenal sebagai bangunan bergaya masjid paling awal di Jerman. Dibangun pada saat arsitektur Islam mendominasi dunia, tetapi tidak pernah dimaksudkan untuk berdoa meskipun kemudian melayani tujuan keagamaan di berbagai waktu.

Selain itu, ada pula Masjid Yavuz Sultan Selim di Mannheim yang merupakan masjid terbesar di Jerman hingga 2008. Sebanyak 3.000 Muslim mengunjunginya setiap akhir pekan. Sejak masjid dibuka pada 1995, toko-toko Muslim dan pusat pemuda di dekatnya telah menjadi magnet bagi komunitas Muslim.

https://aboutislam.net/muslim-issues/europe/muslims-in-germany-facts-figures/

 
Berita Terpopuler