Taliban Larang Penata Rambut Mencukur Janggut

Para tukang cukur mengaku berhenti menawarkan jasa merapikan janggut.

AP/Felipe Dana
Taliban Larang Penata Rambut Mencukur Janggut. Kepala polisi distrik Taliban Shirullah Badri berdiri di depan bendera Taliban selama wawancara di kantornya di Kabul, Afghanistan, Senin, 20 September 2021.
Rep: Rahma Sulistya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban melarang penata rambut di Provinsi Helmand, Afghanistan mencukur atau merapikan jenggot. Menurut taliban, hal itu melanggar hukum syariah.

Baca Juga

“Siapa pun yang melanggar aturan akan dihukum,” kata polisi agama Taliban. 

Beberapa tukang cukur di ibu kota Kabul mengatakan mereka juga menerima pesanan serupa. Instruksi tersebut menyarankan untuk kembali ke aturan ketat seperti di masa lalu saat kelompok itu berkuasa, meskipun kini mereka menjanjikan bentuk aturan pemerintahan yang lebih ringan.

Sejak mengambil alih kekuasaan bulan lalu, Taliban melakukan hukuman keras terhadap lawan. Pada Sabtu, para pejuang kelompok itu menembak mati empat orang yang diduga penculik dan tubuh mereka digantung di jalan-jalan kota barat Herat.

Dalam pemberitahuan yang dipasang di salon di provinsi Helmand selatan, petugas Taliban memperingatkan penata rambut harus mengikuti hukum syariah untuk tidak memotong rambut dan janggut.

"Para pejuang terus datang dan memerintahkan kami untuk berhenti mencukur janggut. Salah satu dari mereka mengatakan kepada saya mereka dapat mengirim inspektur yang menyamar untuk menangkap kami," kata seorang tukang cukur di Kabul, dilansir di BBC, Senin (27/9).

Baca juga : Afghanistan Mundur dari Sesi Debat Umum Sidang PBB

 

Penata rambut lain, yang mengelola salah satu salon terbesar di kota itu, mengatakan dia menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pejabat pemerintah. Mereka menginstruksikannya untuk berhenti mengikuti gaya Amerika dan tidak mencukur atau memotong janggut siapa pun.

Selama masa kekuasaan pertama Taliban dari 1996 hingga 2001, kelompok garis keras ini melarang gaya rambut flamboyan dan bersikeras pria harus menumbuhkan janggut. Tapi sejak itu, penampilan yang dicukur bersih menjadi populer dan banyak pria Afghanistan pergi ke salon untuk potongan yang lebih modis.

Namun, para tukang cukur, yang tidak disebutkan namanya untuk melindungi keselamatan mereka, mengatakan aturan baru membuat mereka sulit mencari nafkah. "Selama bertahun-tahun salon saya menjadi tempat bagi kaum muda untuk bercukur sesuai keinginan mereka dan tampil trendi. Kini tidak ada gunanya melanjutkan bisnis ini," kata salah satu dari mereka kepada BBC.

"Salon mode dan tukang cukur menjadi bisnis terlarang. Ini adalah pekerjaan saya selama 15 tahun dan saya rasa sekarang saya tidak bisa melanjutkannya," kata yang lainnya.

Tukang cukur lain di Herat mengatakan meskipun dia belum menerima perintah resmi, dia telah berhenti menawarkan cukur janggut. "Pelanggan tidak mencukur janggut mereka (karena) mereka tidak ingin menjadi sasaran pejuang Taliban di jalanan. Mereka ingin berbaur dan terlihat seperti mereka," katanya.

Baca juga : Ketua KPK: Jangan Biarkan Sistem Ramah Korupsi

https://www.bbc.com/news/world-asia-58700159

 
Berita Terpopuler