Pilot Rimbun Air PK OTW Dulunya Merupakan Anggota TNI AU

Pangkat terakhir Kapten H Mirza adalah Lettu

Republika/Putra M. Akbar
Keluarga Pilot Rimbun Air Kapten Agithia Mirza memegang foto yang ditempel di peti jenazah setibanya di rumah duka, Komplek AURI, Curug, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9). Kapten Agithia Mirza meninggal dunia setelah Pesawat Rimbun Air dengan nomor registrasi PK OTW yang dikemudikannya bersama Co Pilot, M. Fajar Dwi Saputra serta Teknisi, Utra Iswahyudi hilang kontak dan terjatuh di Pegunungan Intan Jaya saat dalam perjalanan penerbangan dari Bandara Nabire menuju Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Shabrina Zakaria Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pilot pesawat Rimbun Air PK OTW, Kapten H. Mirza yang jatuh di Intan Jaya, Papua merupakan mantan anggota TNI AU yang berdinas terkahir di Lanud Atang Senjaya (ATS), Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hal itu disampaikan oleh anak kedua Mirza, Yudistira.

“Iya, ikatan dinas pendek pensiun dini. Terkahir ya di sini (Lanud Atang Senjaya),” kata Yudistira ketika ditemui wartawan di rumah duka, di Jalan Komplek AURI, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Kamis (16/9).

Yudistira menjelaskan, sang ayah juga merupakan seorang pilot helikopter di satuannya. Dengan pangkat terakhir yakni Letnan Satu (Lettu).

Sejumlah keluarga Pilot Rimbun Air Kapten Agithia Mirza memegang peti jenazah setibanya di rumah duka, Komplek AURI, Curug, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9). Kapten Agithia Mirza meninggal dunia setelah Pesawat Rimbun Air dengan nomor registrasi PK OTW yang dikemudikannya bersama Co Pilot, M. Fajar Dwi Saputra serta Teknisi, Utra Iswahyudi hilang kontak dan terjatuh di Pegunungan Intan Jaya saat dalam perjalanan penerbangan dari Bandara Nabire menuju Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Selepas dari situ, sambung dia, baru kemudian ayahnya bergabung ke maskapai komersil. Untuk di Rimbun Air sendiri, almarhum Mirza diketahui mulai bertugas sejak Februari 2021.

“Sebagai pilot helikopter, langkat terakhir Letnan Satu. Kalau di Rimbun dari Februari tahun ini, 2021. Sebelumnya di Avia Star mayoritas di Papua. Tapi ada juga di Kalimantan dan Sumatra,” kata dia menjelaskan.

Di matanya, sang ayah merupakan pilot handal. Ditambah lagi dengan penerbangan yang sudah dilakukan hampir ke seluruh Indonesia. Atas musibah ini, keluarga pun mengaku telah ikhlas karena merupakan bagian dari risiko pilot.

“Sabang sampai Merauke pernah. Kita sudah terima, saya juga pilot saya tahu (risikonya),” ucap Yudistira.



Seperti diketahui, Pesawat Rimbun Air dilaporkan terbang dari Nabire pukul 06.40 Wita, Rabu (15/9). Airnav Sugapa sempat melakukan komunikasi terakhir dengan pilot pada pukul 07.30 Wita sebelum dinyatakan hilang kontak. Pesawat ini tidak mengangkut penumpang dan hanya membawa bahan bangunan serta sembako.

Tim SAR sudah menemukan tiga awak pesawat yakni Mirza selaku pilot, ko-pilot Fajar, dan teknisi bernama Iswahyudi. Ketiganya meninggal dunia dalam musibah tersebut.

 
Berita Terpopuler