PAHO Ungkap Penderitaan Anak Akibat Belum Divaksinasi

PAHO mencatat kasus rawat inap-kematian Covid-19 didominasi anak belum divaksinasi.

www.freepik.com.
Vaksinasi Covid-19 pada anak (Ilustrasi). PAHO mencatat, 1,9 juta kasus Covid-19 terjadi pada anak-anak di negara anggotanya sejak awal 2021.
Rep: Haura Hafizhah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pan American Health Organization (PAHO) mencatat, orang dewasa yang mendapatkan vaksin Covid-19 semakin banyak. Di sisi lain, anak-anak yang belum memenuhi syarat untuk vaksinasi kini mendominasi persentase rawat inap dan bahkan angka kematiannya lebih besar di sebagian besar negara.

"Sembilan bulan terakhir, infeksi di kalangan anak-anak dan remaja di Amerika telah melampaui 1,9 juta kasus dan mereka menghadapi risiko kesehatan yang signifikan," kata Direktur PAHO Carissa Etienne dikutip dari Reuters pada Kamis (16/9).

Pandemi Covid-19, menurut Etienne, telah memicu krisis pendidikan terburuk yang pernah terjadi di Amerika karena tidak adanya sekolah tatap muka. Ia juga menyebut, pandemi mengganggu layanan kesehatan seksual dan reproduksi di lebih dari setengah negara di kawasan itu, mengakibatkan salah satu lompatan terbesar dalam kehamilan remaja yang terlihat dalam satu dekade.

Etienne menyebut, lockdown dan disrupsi ekonomi telah meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga dan bagi banyak anak. Rumah pun mungkin bukan lagi tempat yang aman.

"Anak-anak kita melewatkan lebih banyak hari sekolah daripada anak-anak di wilayah lain. Setiap hari anak-anak belajar tanpa ke sekolah, semakin tinggi kemungkinan mereka putus sekolah, dan tidak pernah kembali ke sekolah," kata dia.

Sementara itu, Asisten Direktur PAHO Jarbas Barbosa mengatakan, sejauh ini satu-satunya vaksin yang disetujui WHO untuk remaja adalah Pfizer. Sementara itu, Moderna telah meminta persetujuan penggunaan darurat vaksinnya untuk anak usia 12 sampai 15 tahun.

Baca Juga

Menurut Barbosa, Sinovac dan Sinopharm, perusahaan farmasi dari China, juga telah meminta persetujuan WHO untuk penggunaan vaksin mereka bagi anak dan remaja mulai dari usia tiga hingga 17 tahun. Ia menyoroti, beberapa negara telah mulai memvaksinasi anak-anak dan remaja, seperti Chile dan Kuba, tanpa menunggu persetujuan WHO.

"Kuba mulai memvaksinasi remaja bulan ini dalam upaya untuk mengimunisasi lebih dari 90 persen populasinya pada Desember dan akan mulai memberikan vaksin untuk anak-anak berusia dua hingga 10 pada minggu ini, menjadikannya negara pertama di dunia yang memvaksinasi anak-anak di bawah usia enam tahun secara massal," kata dia.

PAHO memuji Chile, Uruguay, dan Kolombia atas program yang berhasil membatasi dampak pandemi pada kaum muda. PAHO merupakan cabang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) regional Amerika.

"Anak-anak dan remaja di seluruh wilayah kita berisiko menjadi generasi yang kehilangan kesempatan kesehatan, pendidikan dan sosial," kata Barbosa.

 
Berita Terpopuler