9 Pandangan Keliru Soal Islam di Barat

Islam masih disalahpahami oleh banyak orang.

world bulletin
Kelompok Muslim Amerika Serikat mengampanyekan anti Islamofobia
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --  Islam masih disalahpahami oleh banyak orang, sehingga memberi jalan kepada Islamofobia. Dalia Mogahed, direktur penelitian di Institute for Social Policy and Understanding (ISPU) mengatakan, Islamofobia ada jauh sebelum 9/11.

Baca Juga

 

Mogahed mengatakan, Islamofobia pasca tragedi 9/11 telah bermanifestasi dalam berbagai cara di seluruh dunia, termasuk penerapan larangan perjalanan Muslim yang diterapkan oleh kebijakan khas mantan Presiden AS Donald Trump. Juga penganiayaan terhadap orang-orang Uighur di Tiongkok setidaknya sejak 2017; dan pembunuhan massal Rohingya di Myanmar.

Sekitar 20 tahun setelah tragedi 9/11, ketidaktahuan tentang Islam dan lainnya terus didorong oleh pandangan-pandangan yang keliru yang umumnya digunakan banyak pihak. Berikut ini 9 pandangan keliru tersebut, sebagaimana dilansir dari CNN.

 

 

1. Semua Muslim adalah Arab

Islam dimulai di Timur Tengah, tetapi sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Dari Rohingya di Myanmar, hingga Uyghur di Cina, dan Bosnia di Balkan, Muslim adalah komunitas yang sangat beragam dan tidak berasal dari satu wilayah.

Meskipun banyak orang menggunakan istilah Muslim dan Arab secara bergantian, tetapi tidak tepat untuk melakukannya. "Orang Arab sebenarnya adalah minoritas dari populasi Muslim, baik secara global maupun di Amerika Serikat. Mereka 20 persen dari Muslim dunia," kata Mogahed. 

2. Semua wanita Muslim tertindas

Patriarki dan penindasan terhadap perempuan adalah isu yang ada di semua komunitas, bukan hanya umat Islam. "Ini adalah hal yang biasa kita dapatkan, dan ini menunjukkan ketidaktahuan dan kurangnya konteks tentang Islam," kata Zainab Chaudry, juru bicara markas nasional Council on American-Islamic Relations (CAIR).

"Islam memberikan hak perempuan untuk pendidikan, kepemilikan properti, warisan, dan perceraian. Salah satu poin penting yang perlu diingat adalah bahwa budaya sering disamakan dengan agama. Islam sebenarnya mendorong perempuan untuk menjaga otonomi dan hak pilihannya," kata Chaudry.

 

 

3. Semua wanita Muslim memakai atau harus memakai jilbab

Jilbab adalah kerudung yang menutupi rambut yang dikenakan oleh sebagian wanita Muslim untuk mempraktikkan kesopanan. "Kenyataannya menurut penelitian survei, sekitar setengah dari wanita Muslim di AS memakainya dan setengahnya lagi tidak," kata Mogahed.

Sementara beberapa pemerintah, seperti Arab Saudi dan Iran, telah mewajibkan jilbab bagi perempuan di ruang publik, dan Islam sendiri melarang paksaan dalam bentuk apa pun. "Itu harus menjadi keputusan pribadi untuk setiap wanita. Itu saja bukan indikator kesalehan yang akurat," kata Chaudry. 

4. Alquran mendorong umat Islam untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap non-Muslim

Klaim bahwa Islam mendorong kekerasan terhadap non-Muslim biasanya merupakan hasil dari orang-orang yang keliru dalam memahami ayat-ayat Alquran. Chaudry menyebutkan, mengeluarkan ayat suci Alquran dari konteksnya dan menyalahgunakan untuk membenarkan atau memaafkan segala jenis kekerasan adalah sangat berbahaya dan tidak pantas.

Allah SWT berfirman, "...Siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi." (QS Al-Maidah Ayat 32)

Apalagi, pemeluk agama lain juga ada yang melakukan kekerasan sehingga lebih berkaitan dengan individu daripada agama. "Orang-orang yang menyampaikan mitos bahwa Islam itu kekerasan belum mempelajari agama itu," kata Chaudry.

 

 

5. Muslim ingin mengobarkan perang suci dengan cara Jihad

Di Barat, istilah jihad sering digunakan secara bergantian dengan perang suci. Tapi bukan itu maksudnya. Jihad adalah istilah Arab yang berarti berjuang. Dalam konteks Islam, itu berarti bekerja untuk menjadi Muslim yang lebih baik.

Ada dua jenis jihad, lahir dan batin. Pertama dikenal sebagai jihad besar, dan dapat mencakup apa saja mulai dari tidak menyerah pada godaan atau berusaha lebih keras untuk berdoa.

Kedua adalah jihad kecil, lebih umum merujuk pada tindakan seperti bersikap baik kepada orang lain. Mogahed menunjukkan bahwa istilah "perang suci" berasal dari Perang Salib, dan sama sekali tidak berasal dari bahasa Arab atau tradisi Muslim. "Dan perang tidak akan pernah bisa menjadi suci," tambahnya.

6. Muslim menyembah Allah, Tuhan khusus mereka sendiri

Allah adalah kata Arab untuk "Tuhan," bukan Tuhan khusus dan spesifik umat Islam. Sebab, Muslim menyembah Tuhannya Ibrahim, yang juga disembah oleh orang Kristen dan Yahudi. "Penutur bahasa Arab Kristen menyebut Tuhan 'Allah' juga," kata Mogahed.

 

7. Muslim tidak percaya pada Yesus atau tidak menghormati ajarannya

Yesus adalah seorang Nabi dalam Islam, yakni Nabi Isa AS, sama seperti Nabi Muhammad. Gagasan bahwa umat Islam tidak percaya kepada Yesus berakar pada "pembedaan" kelompok agama.

"Muslim percaya pada semua nabi yang disebutkan dalam wasiat lama dan baru dari Alkitab," kata Mogahed.

"Muslim melihat Muhammad sebagai nabi terakhir, bukan yang pertama dan satu-satunya, seperti banyak orang yang salah percaya." 

Faktanya, ada banyak ayat dalam Alquran yang mengisahkan Maryam ibu Nabi Isa. "Yesus memiliki peran yang sangat menonjol dalam Islam, dan dia dicintai umat Islam seperti halnya Muhammad," katanya. 

8. Muslim ingin membawa syariah ke Barat

Syariah telah menjadi kata negatif di Barat, dan kadang-kadang ditafsirkan secara tidak sesuai dengan demokrasi. Syariah adalah seperangkat pedoman yang diambil dari Alquran dan ajaran Nabi Muhammad yang dirancang untuk membantu umat Islam menjalani cara hidup yang bermoral dan etis.

"Orang-orang telah mengembangkan kesalahpahaman tentang hal itu karena informasi yang salah yang dibagikan melalui media, budaya pop, dan RUU anti-syariah yang berkontribusi pada histeria," kata Chaudry.

Faktanya, yang termasuk bagian dari syariah adalah bahwa umat Islam harus mematuhi hukum negara tempat mereka tinggal. Bahkan negara-negara mayoritas Muslim tidak sepenuhnya mengadopsi atau mengikuti syariah, tetapi campuran hukum yang ditinggalkan oleh kolonialisme Eropa dan syariah.

 

 

9. Semua Muslim harus bertanggung jawab atas tindakan teroris Muslim

Kesalahan kolektif komunitas Muslim setelah terjadi aksi teroris adalah anggapan tidak bermoral. Padahal, tidak etis menyalahkan seluruh kelompok atas tindakan individu. Gagasan bahwa Muslim harus melakukan itu atau menganggap Muslim setuju dengan terorisme tidak dapat diterima.

Dukungan terhadap setiap dan semua kiasan Islamofobia sangat berbahaya tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi semua orang. Islamofobia buruk bagi demokrasi, bukan hanya bagi Muslim.

 

 

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler