Etika dan Skill Modal Penting Hadapi Era Digital

Era digital menuntut keahlian individu dan etika yang ekstra

pixabay
Era digital menuntut keahlian individu dan etika yang ekstra. Ilustrasi media sosial
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Pemanfaatan dunia digital lanjutnya, harus dibarengi dengan sikap terhadap informasi. Gunakan era digital untuk membuka jaringan yang berpeluang menghasilkan nilai ekonomi dengan dibarengi etika-etika yang luhur.  

Baca Juga

Demikian dikataka anggota Komisi 1 DPR, Dave Akbarshah, dalam webinar Aptika Kominfo Kamis (8/9). Menurut dia, dalam kaitan dengan etika komunikasi, khususnya berhubungan dengan publik juga mengalami perubahan. Masa depan media massa juga mendapat tantangan dari dunia digital ini. 

"Transformasi oleh teknologi digital mengubah cara memproduksi dan mendistribusikan informasi dan pengetahuan, serta cara bekerja dan bersosialisasi," ujarnya. 

Menurutnya, media baru menjadi gambaran teknologi informasi berdasarkan kode digital. Teknologi digital membawa karakteristik kunci yang membedakan dari dunia analog.  

Kemudian, persoalan etika yang sering terjadi di internet saat ini adalah seperti maraknya hacker, banyaknya hoax yang beredar, ujaran kebencian, cyber bullying, dan posttruth. 

"Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah membuat langkah-langkah seperti menindak sesuai hukum yang berlaku, memperkuat UU terkait digital, meningkatkan literasi, dan mensosialisasikan kepada publik tentang beretika dalam dunia internet," katanya. 

Dia menjelaskan ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar kita mempunyai etika di dunia digital, di antaranya mampu menyaring informasi dari berbagai platform digital.

“Setiap kata, gambar dan video yang diunggah dalam internet berpotensi dengan berbagai hal interpretasi. Digitalisasi membutuhkan kecerdasan kita untuk menyebarkan informasi," kata dia. 

Setiap hal yang dipublish ke ruang digital berpotensi meluas ke dunia maya dan dapat diakses dari mana saja di seluruh dunia. "Ini bisa menjadi kesempatan sekaligus tantangan di dunia digital. Kita harus terus menyebarkan semangat positif di dunia digital," katanya. 

Dosen Dosen Komunikasi Universitas Pancasila, Umar H Hutagulung,  mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini sudah memasuki masyarakat network society. Ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang sudah menggunakan internet dalam kehidupannya sehari-hari, sekitar 73 persen dari total masyarakat Indonesia. 

Salah satu tujuan internet diciptakan adalah untuk mengurangi kesenjangan antara dunia maju dengan dunia yang sedang berkembang. Digital skill berasal dari konsep digital divide dan dewasa ini berkembang menjadi digital inequality.  

"Skill ini bertujuan agar kita bisa mendapatkan outcomes atau benefits dari penggunaan digital tersebut,” kata dia.  

Sementara itu, digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. 

Dia menjelaskan, di dalam dunia pendidikan, digital skill bermanfaat untuk mencari sumber informasi membuat artikel, membuat karya dan juga diskusi. Dalam dunia ekonomi, digital skill dapat menambah income, baik itu melalui webinar, e-course, memasarkan produk, selebgram, dan lain-lain. 

Dalam kehidupan sosial dapat memperkuat jaringan pertemanan. Dalam konteks demokrasi, digital skill digunakan untuk membuat gagasan atau tulisan mengenai dunia politik. Partisipasi dan kolaborasi dari generasi muda di dunia digital akan membawa Indonesia lebih maju. Harapannya, level literasi digital masyarakat akan semakin meningkat ke depannya.   

Pakar IT dan Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia, M  Suryanegara, mengatakan sebelum pandemi terjadi, World Economic Forum membuat suatu prediksi tentang pekerjaan apa saja yang paling dibutuhkan di tahun 2022 mendatang.  

"Untuk dapat menjadi seseorang yang dibutuhkan industri dalam membangun dunia yang diinginkan, kita harus mempunyai skill," ujarnya. 

Beberapa bidang yang paling dibutuhkan saat ini di antaranya, analytical thinking and innovation, active learning and learning strategies, creativity, originality, and initiative, technology design and programming, dan sebagainya. 

 

"Ini adalah skill yang harus dimiliki semua orang dari background apa pun. Setelah pandemi terjadi, kita semakin tersadar bawah skill tersebut memang dibutuhkan semua orang," katanya.  

 
Berita Terpopuler