Tinggalkan Rakyat Afghanistan, Asharf Ghani Minta Maaf

Ashraf Ghani mengklaim kepergiannya untuk mengindari risiko pertempuran.

EPA-EFE/HEDAYATULLAH AMID
(FILE) - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara selama perayaan untuk menandai Tahun Baru Persia Nowruz di istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, 21 Maret 2021 (diterbitkan kembali 18 Agustus 2021). Pemerintah UEA pada 18 Agustus 2021 mengatakan presiden Afghanistan Ghani berada di Abu Dhabi Ghani meninggalkan Afghanistan pada 15 Agustus, ketika gerilyawan Taliban telah mencapai pinggiran Kabul.
Rep: Meiliza Laveda Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyesali dirinya tidak bisa mengakhiri konflik dengan cara yang berbeda. Menurutnya, meninggalkan Kabul adalah keputusan tersulit dalam hidupnya.

Baca Juga

Ghani mengklaim kepergiannya untuk menghindari risiko pertempuran yang semakin parah. Dalam sebuah pernyataan di Twitter, Ghani menegaskan tujuan dia meninggalkan Afghanistan hanya untuk menyelamatkan Kabul dan enam juta warganya.

“Saya pergi atas desakan keamanan istana yang menasihati saya. Saya tidak pernah berniat meninggalkan rakyat saya,” kata Ghani, dilansir Daily Sabah, Kamis (9/9).

Pernyataan Ghani pada Rabu berusaha untuk menolak tuduhan korupsi dan menyangkal klaim pemimpin Afghanistan melarikan diri dengan membawa uang jutaan dolar. Ghani menyebut tuduhan itu sepenuhnya salah.

“Korupsi adalah wabah yang melumpuhkan negara kita selama beberapa dekade dan memerangi korupsi telah menjadi fokus utama dari upaya saya sebagai presiden. Saya telah mengumumkan secara terbuka semua aset saya,” ujar dia.

 

 

Dia juga menyerukan adanya penyelidikan independen di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas keuangannya. Beberapa jam setelah berita pelarian Ghani pada 15 Agustus, Kedutaan Besar Rusia mengklaim pemimpin Afghanistan itu bergegas meninggalkan negara dengan mobil dan helikopter yang penuh uang. Sebelumnya, Ghani juga dituding korupsi oleh para kritikus dan aktivis.

“Saya memberikan penghargaan dan rasa hormat saya yang mendalam atas pengorbanan semua warga Afghanistan, terutama tentara Afghanistan dan keluarga mereka selama 40 tahun terakhir. Saya meminta maaf kepada orang-orang Afghanistan. Mereka tidak pernah goyah dan akan membimbing saya selama sisa hidup saya,” tambahnya.

 

Perang antara pasukan Taliban dan Afghanistan meningkat ketika pasukan asing mengumumkan penarikan mereka pada 11 September, peringatan 20 tahun serangan 9/11 yang mengarah pada invasi AS. Taliban meluncurkan pemerintah sementara baru pada Selasa, hampir tiga pekan setelah merebut Kabul dan mengumumkan perebutan kekuasaan.

 
Berita Terpopuler