Erdogan: Turki Pantau Pemerintahan Baru Afghanistan

Turki pantau pemerintahan baru Afghanistan yang dibentuk Taliban.

Aljazirah
Mullah Mohammad Hasan Akhund, kepala pemerintahan sementara Taliban
Rep: Kiki Sakinah Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (7/9) memberikan tanggapan yang hati-hati terhadap pemerintahan baru Afghanistan yang diumumkan oleh Taliban. Erdogan memberikan komentar pertamanya tentang penunjukkan Mullah Mohammad Hassan Akhund sebagai pemimpin Taliban.

Baca Juga

Ia mengatakan, ia tidak tahu berapa lama susunan pemerintahan baru saat ini akan bertahan. Namun, ia memastikan akan mengikuti jalur masa depan pemerintahan baru itu dengan cermat.

"Seperti yang Anda ketahui sekarang, sulit untuk menyebutnya permanen, tetapi kabinet sementara telah diumumkan. Kami tidak tahu berapa lama kabinet sementara ini akan bertahan. Tugas kami sekarang adalah mengikuti proses ini dengan hati-hati," kata Erdogan kepada wartawan selama penampilan media bersama dengan Presiden DR Kongo Felix Tshisekedi yang sedang berkunjung, dilansir di Al Araby, Rabu (8/9).

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu juga menyuarakan catatan hati-hati. Ia mengatakan, masyarakat internasional tidak boleh terburu-buru mengakui legitimasi Taliban.

"Tidak perlu terburu-buru. Ini adalah saran kami kepada seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional," kata Cavusoglu.

 

 

Turki telah mengadakan pembicaraan rutin dengan Taliban di Kabul, Afghanistan, di mana Turki masih memiliki keberadaan diplomatik. Kedua pihak membahas tentang kondisi di mana Turki bisa membantu mengoperasikan bandara di Kabul.

Para pejabat AS mengatakan mereka tidak lagi mengontrol wilayah udara di Afghanistan. Selain itu, dikatakan bahwa bandara utama di Kabul, yang direbut militer AS pada Agustus untuk evakuasi, dalam keadaan rusak.

Cavusoglu mengatakan, Turki bekerja sama dengan Qatar dan AS dalam kondisi di mana bandara dapat dibuka kembali untuk penerbangan reguler yang diperlukan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan, mengevakuasi warga sipil yang terdampar, dan membangun kembali misi diplomatik di Kabul.

Namun dia mengatakan keamanan tetap menjadi poin utama. Dia menekankan bahwa penerbangan komersial tidak akan pernah dapat dilanjutkan sampai maskapai dan perusahaan asuransi mereka merasa bahwa kondisinya cukup aman. Menurut Cavusoglu, pasukan Taliban atau Afghanistan dapat memastikan keamanan di luar bandara.

 

"Tetapi di dalam, bisa jadi ada perusahaan keamanan yang dipercaya masyarakat internasional atau semua perusahaan lain. Bahkan jika maskapai penerbangan, termasuk Turkish Airlines, ingin terbang ke sana, perusahaan asuransi tidak akan mengizinkannya," katanya.

 
Berita Terpopuler