Jejen Musfah: Kampus Seharusnya Bisa Mulai PTM

PTM menurut Jejen Musfah bisa dilakukan di kampus.

Dok UIN Jakarta
Jejen Musfah: Kampus Seharusnya Bisa Mulai PTM. Foto: Jejen Musfah, pengamat pendidikan dari UIN Jakarta menanggapi penghapusan materi perang dan khilafah dalam kurikulum madrasah.
Rep: Rossi Handayani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jejen Musfah mengatakan, perguruan tinggi seharusnya dapat melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), seperti beberapa madrasah yang sudah siap melakukan kegiatan tersebut. 

Baca Juga

"Saya rasa seharusnya kampus juga mulai PTM terbatas. Mahasiswa dan dosen sudah bosan, tidak semua mahasiwa dan dosen memiliki jaringan internet yang baik, dan untuk meningkatkan hasil belajar," kata Jejen pada Rabu (1/9).

Madrasah disebut sudah siap melakukan PTM, setelah melakukan uji coba dari 10 Agustus. Jejen mengatakan, seharusnya mahasiwa dan dosen lebih siap PTM dibandingkan dengan siswa dan guru.

"Dengan berada di kampus, mahasiswa akan merasakan kultur akademik yang identik dengan belajar, buku dan perpustakaan, sementara di rumah mungkin hanya bermain-main," kata Jejen.

Dia mengungkapkan, apabila pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus dilanjutkan akan berdampak pada penurunan hasil belajar. Hal ini karena fasilitas dan dan kompetensi untuk PJJ tidak memadai, baik internet, laptop, maupun literasi digital dosen dan mahasiswa. 

"Semoga PTM dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga pendidikan untuk belajar meningkatkan kapasitas intelektual sehingga menjadi pribadi yang cerdas dan berkarakter," kata Jejen.

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler