Ini yang Bisa Dilakukan Usai Dinyatakan Negatif Covid-19

usai dinyatakan negatif seseorang butuh waktu untuk benar-benar pulih dari Covid-19

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sejumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 bermain bola basket di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. setelah mendapatkan hasil tes PCR negatif, tubuh tidak dengan otomatis dapat kembali normal. Seperti dilansir dari The Pharmacy Times, disebutkan 87,4 persen orang yang pulih dari infeksi COVID-19 masih melaporkan mengalami setidaknya satu gejala seperti kelelahan dan sesak napas.
Rep: Farah Noersativa Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun angka penularan Covid-19 telah menurun, dan kesembuhan makin banyak, masyarakat diminta  tetap menerapkan protokol kesehatan, meningkatkan imunitas tubuh, dan memperhatikan kondisi kesehatannya.

Sebab, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), waktu pemulihan untuk mereka yang sudah sembuh dari Covid-19 akan sangat bergantung kepada tingkat keparahan penularan dan tipikal gejala yang dialami. 

“Lama waktu yang diperlukan untuk proses penyembuhan Covid-19 memang berbeda-beda bagi setiap orang. Buat yang bergejala ringan, biasanya butuh waktu pemulihan sekitar dua minggu, sedangkan mereka yang punya gejala parah atau bahkan kritis membutuhkan waktu hingga tiga sampai enam minggu,” ujar Chief of Medical Halodoc, dr. Irwan Heriyanto, MARS, seperti dalam siaran pers Halodoc yang diterima Republika.co.id, baru-baru ini. 

Dia melanjutkan, setelah mendapatkan hasil tes PCR negatif, tubuh tidak dengan otomatis dapat kembali normal. Seperti dilansir dari The Pharmacy Times, disebutkan 87,4 persen orang yang pulih dari infeksi COVID-19 masih melaporkan mengalami setidaknya satu gejala seperti kelelahan dan sesak napas. 

Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan, saat telah dinyatakan negatif Covid-19.

1. Memonitor kondisi kesehatan

Kita perlu mengetahui gejala yang masih dialami dan berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa perkembangan lanjutan kesehatan. Berdasarkan beberapa penelitian, pasien yang telah sembuh dari Covid-19 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit lainnya, setidaknya dalam waktu singkat.

Selain gejala fisik, ternyata penyintas Covid-19 juga kerap mengalami gejala emosional. Berdasarkan laporan ilmiah yang dipublikasikan oleh US Pharm pada tahun ini pasien yang pernah memiliki riwayat positif Covid-19 disebutkan memiliki tendensi untuk menderita kecemasan, disregulasi emosi, dan perburukan kondisi mental yang sebelumnya sudah ada. 

Baca juga : Penerapan Isoter Tekan Covid-19 di Bali

 

2. Terapkan protokol kesehatan dan lakukan vaksinasi

Orang yang telah sembuh dari Covid-19 akan memiliki kekebalan tubuh terhadap virus tersebut, selama sekitar delapan bulan lebih. Meski begitu, kasus terjadinya infeksi berulang masih dapat terjadi.

Artinya, meski telah sembuh, protokol kesehatan tetap harus diterapkan. Penyintas Covid-19 tetap harus memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas atau aktivitas di luar rumah.

Studi dari MMWR juga menyebutkan bahwa penyintas yang telah mendapatkan vaksin memiliki kemungkinan reinfeksi lebih rendah daripada mereka yang tidak.

3. Tingkatkan imunitas dan konsumsi makanan bergizi 

Virus Covid-19 sejatinya dapat ditangkal atau disembuhkan dengan sendirinya asal tubuh memiliki sistem imun yang kuat. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan untuk menjaga kekuatan imun adalah asupan nutrisi yang cukup, khususnya protein. “Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang menjadi sumber pembentukan sel imun dan antibodi dalam tubuh,” kata dr. Irwan.

Protein, kata dia, memastikan bahwa sistem imun dapat bekerja dengan baik. Setidaknya, penyintas Covid-19 disarankan untuk memakan tiga porsi protein sehari.

“Jika masyarakat tidak yakin apakah asupan protein harian yang dikonsumsi mencukupi, konsumsi suplemen makanan kaya protein dan asam amino sebagai tambahan,” jelas dia. 

Salah satu suplemen makanan kaya protein yang dapat menjadi pilihan adalah saripati ayam yang mengandung bio amino peptida. Lebih lanjut, secara klinis kandungan protein dan bio amino peptida pada saripati ayam terbukti membantu meningkatkan imunitas tubuh.

Baca juga : Antibodi Monoklonal, Apa Bedanya dengan Vaksin Covid-19?

“Berbagai jurnal penelitian internasional juga menyebutkan pentingnya protein dalam meningkatkan imunitas tubuh. Bahkan, salah satu penelitian yang dimuat di laman resmi FAO, badan pangan PBB menunjukkan bahwa saripati ayam juga membantu mengurangi kelelahan fisik dan mental,” jelas General Manager PT  Brands Suntory Indonesia, Agus Setio Joewono.

Selain itu, lanjut Agus, penelitian dari Cambridge menunjukkan kekurangan protein dan bio amino peptida akan menurunkan fungsi imunitas tubuh. Itu akan membuat tubuh lebih mudah terinfeksi penyakit. 

 
Berita Terpopuler