Risiko Stroke 85 Persen Lebih Tinggi Jika Tidur Seperti Ini

Cara tidur dapat secara signifikan tingkatkan risiko stroke.

Pixabay
Cara tidur dapat secara signifikan tingkatkan risiko stroke.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda harus tidur dengan kipas angin atau membutuhkan tiga bantal? Setiap orang memiliki preferensi dalam rutinitas malam. Namun, banyak yang tidak memikirkan bagaimana kebiasaan itu dapat berdampak serius pada kesehatan secara keseluruhan.

Dilansir Best Life pada Jumat (27/8), penelitian terbaru menemukan bahwa cara tidur dapat secara signifikan meningkatkan peluang terkena stroke.

1. Baik tidur malam maupun siang dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan
Sebuah studi pada 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Neurology melihat efek tidur pada risiko stroke. Para peneliti menganalisis lebih dari 31 ribu karyawan pensiunan selama enam tahun, meminta mereka menyelesaikan kuesioner tentang pola tidur malam dan siang mereka. Selama penelitian, lebih dari 1.500 peserta akhirnya mengalami stroke. Menurut penelitian, dua faktor membantu meningkatkan risiko stroke orang, yaitu tidur siang yang lama dan tidur malam yang lama. Orang yang sama-sama tidur lebih dari sembilan jam dan melaporkan tidur siang lebih dari 90 menit, ternyata 85 persen lebih mungkin mengalami stroke daripada orang yang tidur siang dan tidur malam cukup.


2. Risiko stroke juga lebih tinggi jika hanya melakukan salah satu dari dua hal ini
Tidak hanya tidur siang dan malam yang lama berisiko lebih tinggi, masing-masing kebiasaan ini juga meningkatkan risiko secara terpisah. Orang yang tidur siang lebih lama dari 90 menit itu 25 persen lebih mungkin mengalami stroke daripada orang yang tidur siang selama maksimal 30 menit. Dalam hal tidur panjang di malam hari, orang yang tidur sembilan jam atau lebih setiap malam memiliki kemungkinan 23 persen lebih besar terkena stroke daripada mereka yang tidur paling banyak delapan jam per malam.

Baca Juga

3. Tidur berlebihan dan tidur siang menunjukkan gaya hidup tidak aktif secara keseluruhan
Studi itu tidak menyimpulkan mengapa persisnya hubungan antara pola tidur dan stroke ini ada. Namun, rekan penulis studi dan seorang profesor di Huazhong University of Science and Technology, Xiaomin Zhang mengatakan bahwa tidur siang dan malam lama menunjukkan gaya hidup tidak aktif secara keseluruhan, yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko stroke.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana tidur siang yang lama dan tidur lebih lama di malam hari dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke, tetapi penelitian sebelumnya menunjukkan tidur siang dan malam yang lama memiliki perubahan yang tidak menguntungkan pada kadar kolesterol dan peningkatan lingkar pinggang, keduanya di antara merupakan faktor risiko stroke," kata Zhang.


4. Kualitas tidur buruk juga dapat berkontribusi pada risiko stroke
Bukan hanya berapa lama Anda tidur, menurut penelitian, kualitas tidur buruk juga berperan dalam peningkatan risiko stroke. Para peneliti menemukan peserta yang melaporkan kualitas tidur buruk menunjukkan risiko 29 persen lebih tinggi terkena stroke total dibandingkan mereka yang melaporkan kualitas tidur yang baik. Ketika melihat mereka yang tidur lama dan melaporkan kualitas tidur  buruk, maka risiko terkena stroke 82 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidur sedang dengan kualitas tidur yang baik.

 
Berita Terpopuler