BPIP Gunakan Cara Kekinian Sosialisasi Ideologi Pancasila

BPIP sebut penguatan pembinaan ideologi Pancasila perlu disesuaikan dengan zamannya

Muhammad Hafil / Republika
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prakoso saat menjadi pembicara kunci dalam Dialog Kebangsaan bertajuk Rajut Erat Nilai-Nilai Pancasila di Kota Palu, Jumat (18/6).
Rep: Mimi Kartika Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prakoso, mengatakan pihaknya menggunakan cara kekinian untuk melakukan sosialisasi pembinaan ideologi Pancasila di era digital. Penguatan pembinaan ideologi Pancasila pun perlu disesuaikan dengan zamannya.

"Dalam pembinaan ideologi Pancasila itu juga menggunakan cara-cara yang tidak biasa, kita juga perlu cara-cara yang sesuai dengan zamannya, karena eranya era digital," ujar Prakoso dalam dialog daring, Kamis (26/8).

Menurut dia, di tengah kemajuan digitalisasi ini, berbagai nilai-nilai tertentu yang bertentangan dengan Pancasila juga mudah masuk ke kehidupan masyarakat. Dengan demikian, cara-cara kekinian dalam pembinaan ideologi Pancasila agar bisa diimplementasikan sebagai pemersatu bangsa sangat diperlukan.

Apalagi, perkembangan teknologi informasi juga memunculkan serangan hoaks atau informasi bohong yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini tentu berbahaya bagi anak-anak dan kalangan milenial yang setiap hari mengakses informasi secara daring.

Untuk itu, BPIP telah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera menurunkan konten di internet yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Langkah ini sebagai upaya menciptakan warga negara yang memiliki karakter Pancasila.

BPIP juga menggandeng sejumlah media massa seperti Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) dan komunitas lainnya untuk mendorong penguatan pembinaan ideologi Pancasila. Upaya ini diharapkan dapat menangkal nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila agar tidak masuk ke sendi-sendi kehidupan warga.

"Karena Pancasila adalah dasar negara kita sebagai pandangan hidup, sebagai pemersatu yang majemuk ini, dan sebagai kesepakatan ketika negara ini dibangun, dan cita-cita negara ini," kata Prakoso.

Direktur Program dan Produksi LPP RRI, Soleman Yusuf mengatakan, pihaknya bersama BPIP akan membuat formula untuk pembinaan ideologi Pancasila yang mengena di kalangan anak muda. Menurutnya, upaya menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa kepada milenial di tengah gempuran produk asing tidak bisa dilakukan secara memaksa.

"Misalnya, sebelum pandemi Covid-19 kita menyelenggarakan konser kebangsaan, anak muda pasti datang, rame terus. Ada pemusik yang disukai. Nanti di tengah-tengah musik itu kita sampaikan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk puisi dan sebagainya, nanti kita bisa rancang," tutur dia.

Bahkan, kegiatan penguatan pembinaan ideologi Pancasila juga bisa dilakukan hingga ke luar negeri. Kegiatan tersebut dibalut dengan konten yang menarik dan tetap mengajak warga Indonesia makin cinta dan bangga Tanah Air dan menghargai keberagaman.

BPIP dan LPP RRI menandatangani perjanjian kerja sama dalam rangka menguatkan ideologi Pancasila kepada masyarakat. Menurut Kepala BPIP Yudian Wahyudi, media saat ini menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter.

BPIP berharap kerja sama dengan RRI menghasilkan konten-konten alternatif yang positif mengenai pembinaan Pancasila, terutama yang tepat untuk dikonsumsi generasi milenial. BPIP juga berharap gagasan Pancasila tersebar ke berbagai kalangan, seperti diaspora yang berada jauh di luar negeri dan masyarakat yang tinggal di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal).

 

"Dengan hadirnya kerja sama ini  sepertinya harapan presiden agar pembinaan Pancasila bisa menjangkau ke semua aspek segmen masyarakat bisa diwujudkan," kata Yudian.

 
Berita Terpopuler