Taliban Kirim Milisi ke Wilayah Tersisa di Afghanistan

Taliban mengirim milisinya ke Lembah Panjshir yang belum dikuasai

AP/Rahmat Gul
Milisi Taliban berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengatakan 'ratusan' milisi bergerak menuju Lembah Panjshir, salah satu dari sebagian kecil wilayah Taliban yang belum dikuasai kelompok tersebut.

Baca Juga

Sejak Taliban menguasai Afghanistan, mantan pasukan pemerintah Afghanistan yang diakui masyarakat internasional melakukan perlawanan. Mereka berkumpul di Panjshir, sebelah utara Kabul yang sudah lama dikenal benteng anti-Taliban.

"Ratusan Mujahidin Emirat Islam bergerak menuju negara bagian Panjshir untuk menguasainya, setelah pemerintah loka menolak menyerahkannya dengan damai," cicit kelompok itu dalam Twitter bahasa Arab, seperti dikutip Aljazirah, Senin (23/8).

Sementara itu, komandan pasukan anti-Taliban Ahmad Massoud mengatakan ia berharap dapat berbicara dengan damai dengan Taliban tapi kelompoknya siap untuk bertempur. Taliban merebut Kabul pekan lalu.

"Kami ingin membuat Taliban sadar satu-satunya cara untuk melangkah maju adalah melalui negosiasi," katanya melalui sambungan telepon.

Saat ini, Massoud berada di Lembah Panjshir  di mana ia mengumpulkan pasukan dari sisa pasukan unit-unit angkatan darat dan pasukan khusus serta pasukan milisi setempat. "Kami tidak ingin perang pecah," ujarnya.

Baca juga : JTBC: Takut Taliban, Penggemar Sembunyikan Album BTS

Massoud adalah putra Ahmad Shah Massoud, salah satu pemimpin gerakan anti-Soviet pada tahun 1980-an. Ia mengatakan pendukungnya siap bertempur bila Taliban mencoba menginvasi lembahnya.

"Mereka ingin bertahan, mereka ingin bertempur, mereka ingin melawan setiap rezim totaliter," katanya.

Namun, ada sejumlah ketidakpastian mengenai kapan operasi Taliban di mulai. Pejabat Taliban mengaku sudah mengirimkan serangan ke Panjshir. Tapi, staf Massoud mengatakan belum ada tanda-tanda barisan pejuang Taliban masuk ke lembah itu dan tidak ada laporan bentrokan.

Dalam video pendek terlihat barisan truk dengan bendera putih Taliban tapi masih terlihat tanda pemerintah Afghanistan, bergerak di jalan tol. Satu-satunya bentrokan anti-Taliban setelah kelompok itu menguasai Kabul pada 15 Agustus dilaporkan di tiga distrik Provinsi Baghlan yang berbatasan dengan Panjshir.  

Namun, Massoud mengatakan ia tidak mengorganisasi operasi tersebut. Ia mengatakan serangan itu dilakukan kelompok milisi setempat untuk merespons 'brutalitas' di daerah tersebut.

 

Massoud menyerukan pemerintahan di Kabul inklusif yang mewakili semua etnik di Afghanistan. Ia menambahkan masyarakat internasional tidak boleh mengakui 'rezim totaliter'.

Sementara itu, tokoh Taliban yang memimpin keamanan di Kabul, Khalil Ur-Rahman Haqqani mengklaim kelompoknya mendorong agar 'semua rakyat Afghanistan merasa aman di bawah pemerintahan Emirat Islam'. Ia mengatakan Taliban memberi pengampunan di seluruh 34 provinsi.

Haqqani mengatakan Taliban bekerja untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban di Afghanistan yang mengalami perang selama empat dekade. "Bila kami bisa mengalahkan negara adidaya, tentu kami bisa memberikan keamanan pada rakyat Afghanistan," kata veteran perang Afghanistan-Soviet itu.

Namun, rakyat Afghanistan ragu dengan pemimpin Jaringan Haqqani yang dikenal kelompok paling brutal yang berasosiasi dengan Taliban itu dapat membawa kedamaian. PBB dan Amerika Serikat (AS) melabelkan kelompok itu sebagai kelompok teroris.

Profesor kajian perdamaian di  American University of Afghanistan, Victoria Fontan mengatakan ia mendengar staf dan mahasiswa di Kabul takut Taliban menggeledah pemukiman mereka.

"Belum ada ancaman langsung, tapi terjadi sejumlah penggeledahan rumah yang dilakukan untuk mengetahui siapa bekerja untuk siapa dan siapa yang memiliki hubungan dengan pasukan koalisi," katanya.

"Dan orang-orang dimasukan ke dalam sebuah daftar dan mereka takut ketika mata masyarakat internasional ke tempat lain, akan dimulai gelombang pembalasan terhadap orang-orang ini," kata Fontan. 

Baca juga : Pengakuan Deddy Corbuzier dan Mengenal Badai Sitokin

 
Berita Terpopuler