Warga Afrika Berebut Vaksinasi Covid-19

Di saat negara kaya memberikan dosis ketiga, negara miskin kesulitan dapat vaksin.

AP
Warga berjalan melewati mural bergambar vaksinasi Covid-19 di kotapraja Duduza, Afrika Selatan, Rabu (23/6). Afrika Selatan memutuskan untuk menerapkan lockdown ketat mulai Senin (28/6) untuk melawan gelombang tiga pandemi Covid-19 karena lonjakan penularan varian Delta. (AP Photo/Themba Hadebe)Putra M. Akbar
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA — Lonjakan varian delta telah memicu serbuan vaksinasi di seluruh Afrika. Serbuan vaksinasi ini tidak dapat diikuti oleh jumlah dosis yang disumbangkan.

Baca Juga

Urgensi untuk mendapatkan dosis kedua di sebagian besar benua yang paling sedikit divaksinasi di dunia ini sangat kontras dengan negara-negara kaya yang sekarang mulai mengizinkan dosis ketiga.

Dr. Alfred Driwale, pejabat tinggi program imunisasi Uganda, mengatakan dengan sedih bahwa 5 juta orang Uganda yang memenuhi syarat untuk vaksinasi, mulai dari tentara hingga petugas kesehatan, berebut untuk mendapatkan suntikan. Suntikan diberikan kepada siapapun yang pertama kali datang. 

"Anda tidak bisa membuat kebijakan ketika tidak ada kepastian pasokan," kata Driwale, dilansir di AP News, Senin (16/8).

Pejabat kesehatan di seluruh 54 negara Afrika telah berulang kali menyatakan kekecewaan atas apa yang mereka lihat sebagai nasionalisme vaksin. Sebab, negara-negara kaya tampaknya menimbun dosis sementara negara-negara miskin tertinggal jauh di belakang. 

Pada bulan Juni, di tengah kekurangan yang parah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa kampanye vaksinasi di Afrika telah hampir berhenti. Kurang dari 2 persen dari 1,3 miliar orang di benua itu telah divaksinasi sepenuhnya. Negara-negara Afrika telah menerima lebih dari 100 juta dosis vaksin.

Menurut direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, John Nkengasong, sumbangan AstraZeneca dari negara-negara seperti Prancis tidak dianggap jumlah yang besar dalam upaya untuk memvaksinasi 60 persen populasi Afrika pada akhir tahun 2022.

 

"Vaksin terbaik untuk digunakan sebagai dosis kedua adalah vaksin apa pun yang tersedia," tambahnya.

Ia menggunakan contoh mendapatkan dosis AstraZeneca pertama dan kemudian vaksin Johnson & Johnson sekali pakai, yang mulai tiba di negara-negara Afrika setelah benua tersebut membeli 400 juta dosis. Uganda baru-baru ini menerima 300 ribu dosis vaksin Sinovac China yang menurut pihak berwenang tidak dapat digunakan dalam kombinasi dengan AstraZeneca.

 

Di Kongo, para ahli kesehatan sedang menunggu pengiriman lebih banyak dosis kedua COVID-19 pada hari Ahad, kata Dr. Jean-Jacques Muyembe. Sekitar 81.910 orang telah divaksinasi dengan AstraZeneca sejak dimulainya kampanye vaksinasi pada bulan April, dan lebih dari 4.000 orang telah kembali untuk dosis kedua. AstraZeneca kehabisan stok di sana.

Kelangkaan AstraZeneca menyebabkan kecemasan di negara-negara yang menggunakannya secara luas sambil berharap pengiriman yang substansial akan terus berdatangan. 

Nigeria, negara terpadat di Afrika dengan lebih dari 210 juta orang, awal bulan ini menerima 4 juta dosis Moderna yang disumbangkan oleh AS. Negara itu mengharapkan pengiriman lebih dari 29 juta dosis Johnson & Johnson yang dibeli oleh pemerintah melalui Uni Afrika.

Oso Kowe, seorang dokter Nigeria yang termasuk di antara banyak yang belum sepenuhnya divaksinasi, mengatakan dia menganggap dirinya beruntung telah lolos dari COVID-19 saat dia menunggu untuk mendapatkan dosis kedua setelah yang pertama diterima pada 7 Mei. Kowe, dari Negara Bagian Ekiti University Teaching Hospital, mengatakan dia telah mencoba tiga kali untuk mendapatkan dosis keduanya.

"Saya tidak mendapatkan dosis kedua bukan salah saya. Jadi, saya hanya akan mencoba yang terbaik dan berharap yang terbaik agar saya tidak tertular virus," kata Kowe.

Dr. Misaki Wayengera, kepala komite teknis yang menasihati tanggapan pandemi Uganda, mengatakan tidak dapat dihindari bahwa banyak yang harus menunggu lebih lama untuk vaksinasi.

 

Dengan beberapa situs vaksinasi yang mengalokasikan sekitar 100 dosis per hari, perjuangan untuk vaksin secara harfiah dapat berupa fisik. Bahkan banyak yang saling memukul demi mendapatkan vaksin. 

"Beberapa orang hampir saling pukul di sini pagi ini," kata Robinah Wataba setelah mendapatkan dosis kedua yang telah jatuh tempo selama beberapa hari.

 

Dia merasa putus asa pada hari sebelumnya ketika dia datang ke Balai Kota Kampala dan menyaksikan keramaian. "Dosis kedua ini, semua orang menginginkannya. Saya bertanya pada diri sendiri, 'Berapa kemungkinan saya akan berada di antara orang-orang yang bisa mendapatkannya?'" katanya. 

 
Berita Terpopuler