Memilih Reksa Dana Saham Kala Momentum Pemulihan Ekonomi

Pakar ingatkan nasabah memilih manajer investasi terpercaya kelola reksa dana saham

modernsaver.com
Reksa dana/ilustrasi.Menilik peluang potensi pemulihan ekonomi lebih lanjut di tengah program vaksinasi yang terus dipercepat, reksa dana saham dapat menjadi pilihan di periode yang sesuai sebagai entry point seperti saat ini, terutama bagi investor jangka panjang dan atau berprofil agresif.
Rep: Retno Wulandhari  Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Indonesia akhirnya berhasil keluar dari resesi ekonomi dengan mencatatkan pertumbuhan positif 7,07 persen secara tahunan di kuartal kedua 2021.

Menilik peluang potensi pemulihan ekonomi lebih lanjut di tengah program vaksinasi yang terus dipercepat, reksa dana saham dapat menjadi pilihan di periode yang sesuai sebagai entry point seperti saat ini, terutama bagi investor jangka panjang dan atau berprofil agresif.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja, membagikan kiat dalam memilih reksa dana saham. Menurut Freddy, langkah awal yang harus dilakukan sebelum memilih reksa dana saham adalah memastikan kapan dana investasi ini akan dimanfaatkan. 

Freddy mengatakan, reksa dana saham sangat cocok bagi investor dengan profil risiko agresif serta memiliki horizon investasi jangka panjang. Meski menawarkan peluang pertumbuhan yang tinggi, reksa dana saham juga memiliki tingkat volatilitas atau risiko naik-turunnya harga yang sangat tinggi.  

"Jadi, reksa dana saham sebaiknya dimanfaatkan untuk memenuhi tujuan keuangan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang atau lebih, misalnya untuk persiapan pensiun," kata Freddy dalam keterangannya dikutip Republika, Selasa (17/8). 

Untuk investor dengan profil risiko moderat atau memiliki horizon investasi jangka menengah, menurut Freddy, tetap bisa menempatkan sebagian kecil investasinya pada reksa dana saham. Strategi ini bisa menjadi booster untuk menggenjot kinerja portofolio investasi secara keseluruhan. 

Freddy mencontohkan, 10 persen dari komposisi portofolio ditempatkan di reksa dana saham. Kemudian sisanya bisa ditempatkan di investasi lain yang risikonya cenderung lebih rendah, seperti reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.

 

Dalam berinvestasi reksa dana saham, Freddy mengatakan, investor harus memilih perusahaan Manajer Investasi (MI) yang terpercaya. MI memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola dana investasi para investor reksa dana. 

Freddy menjelaskan, investor perlu mencari tahu rekam jejak MI yang akan mengelola dana dengan cara memastikan legalitas MI di situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Investor juga bisa memeriksa rekam jejak MI melalui situs perusahaan MI maupun beragam artikel berita. Selain itu, investor sebaiknya juga mengetahui perusahaan yang terafiliasi dengan MI tersebut, para profesional di dalamnya, serta tata kelola perusahaan yang diterapkan di MI tersebut. 

Selanjutnya, investor harus menari tahu strategi pengelolaan dari MI yang dipilih. Menurut Freddy, ada banyak reksa dana saham yang bisa dipilih, masing-masing reksa dana saham memiliki strategi pengelolaan. Ada yang menggunakan tema investasi berdasarkan kapitalisasi pasar, syariah, konvensional, ESG, dan lain sebagainya), atau berdasarkan sektor tertentu (infrastruktur, teknologi, dan lain lain), atau pun dari cara strategi pengelolaan. 

Terakhir, investor harus memperhatikan konsistensi kinerja reksa dana untuk periode menengah panjang. Salah satu faktor yang penting diperhatikan adalah peringkat dan konsistensi kinerja reksa dana. Beberapa perusahaan domestik maupun global mengadakan pemeringkatan reksa dana. 

 

Salah satu perusahaan pemeringkat yang terpercaya adalah Morningstar Rating. Perusahaan pemeringkat global ini memberikan rating bintang 1-5 terhadap produk dengan usia minimal 3 tahun yang telah melalui proses perhitungan berdasarkan Morningstar Risk-Adjusted Return yang meliputi kinerja bulanan produk dan konsistensi kinerja produk. 

Walaupun tidak selalu harus digunakan, rating tersebut dapat melengkapi pertimbangan dalam memilih reksa dana. Sebagai contoh, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) dan Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF) memperoleh rating bintang 5 dari Morningstar Rating pada Juni 2021.  

Reksa dana MSA memiliki imbal hasil sebesar 27,43 persen YTD per Juli 2021, jauh di atas tolok ukurnya yaitu IDX80 yang tumbuh negatif 12,25 persen.  Sedangkan reksa dana MGIF memberikan imbal hasil 24,22 persen YTD per Juli 2021, melebihi tolak ukurnya yaitu IDX80 dalam dolar AS yang juga tumbuh negatif 14,78 persen.

 

Di tengah potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang positif, peluang investasi pada reksa dana saham dapat dimanfaatkan oleh masyarakat investor yang forward looking, mencermati risiko saat ini namun pada saat yang sama juga menangkap peluang jangka panjang. 

 
Berita Terpopuler