JK Yakin Taliban akan Lebih Moderat

JK sebut Taliban telah belajar Islam moderat dari banyak negara, termasuk Indonesia.

Dok Setwapres
Jusuf Kalla ketika menerima kunjungan Pendiri dan Wakil Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar saat masih menjadi Wakil Presiden pada 2019 silam.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla yakin bahwa Taliban kini lebih moderat. Menurutnya Taliban telah mempelajari Islam yang terbuka dari banyak negara-negara Islam di dunia seperti Indonesia.

"Saya undang dua kali dua pemimpin Taliban ke Indonesia untuk melihat Islam di Indonesia, saya yakin bahwa perubahan Taliban yang konservatif dari 1996-2001 ada pada Taliban untuk lebih moderat," ujar Jusuf Kalla saat memberi pengarahan kepada media secara virtual, Senin (16/8).

JK melihat, bahwa Taliban telah melihat secara luas dan mempelajari bagaimana Islam di negara-negara Islam di dunia termasuk Indonesia. Seperti dilihat Taliban tidak merisak orang, tidak membunuh orang, dan lain sebagainya. Hal tersebut menurut JK merupakan suatu tanda Taliban lebih moderat dibanding 1996-2001 sebelum Amerika serikat (AS) memasuki negara tersebut.

"Taliban melihat cara negara-negara lain mengelola negara Islam yang tidak seperti konservatif dan saya yakin bahwa perubahan itu terjadi," ujarnya.

Menurut JK, Taliban juga sudah menyampaikan tidak akan mengusik kantor-kantor kedutaan besar negara asing di Afghanistan, apalagi Kedubes RI di negara tersebut. JK yang sebagai juru runding konflik di Afghanistan mewakili Indonesia juga meyakini bahwa tidak bakal terjadi perang maupun pertumpahan darah di negara tersebut. Sebab kedua pihak yang bertikai, Taliban dan pemerintah Afghanistan, sama-sama menginginkan tidak adanya korban jiwa.

Baca Juga

Baca juga : 12 Fakta tentang Taliban yang Kembali Kuasai Afghanistan

"Baik Taliban maupun Pemerintah Afghanistan sama-sama meyakini bahwa mereka bersaudara dan tidak akan memerangi negara yang sudah ditinggalkan oleh tentara Amerika Serikat,” ujar Jusuf Kalla

Saat menjabat Wakil Presiden periode 2014-2019, JK mewakili pemerintah RI dalam berbicara langsung dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, serta para petinggi Taliban. Bahkan perwakilan Pemerintah Afghanistan dan Pemimpin Politik Taliban, secara bergantian diundang makan di kediaman dinas Wakil Presiden RI, Jalan Diponegoro Menteng - Jakarta Pusat.

Mengunjungi Indonesia

Saat mengunjungi Indonesia, Taliban melihat Islam di Indonesia yang saling rukun dan hidup berdampingan. JK menjelaskan kepada Taliban bahwa Islam di negara mayoritas Islam ini terbuka dan moderat. Meski saat itu, pemerintah Indonesia yakin Taliban masih konservatif. "Namun dengan adanya diplomatik atau non-pemerintah antara Indonesia dan Afghanistan, kita mengakui Afghanistan sebagai kesatuan negara, bukan Taliban maupun Pemerintah Afghanistan," kata JK.

Indonesia saat ini tidak memihak siapapun, dan masih melihat perkembangan yang terjadi. Namun demikian, JK mengatakan, bahwa dunia termasuk Indonesia menantikan masa depan Afghanistan setelah Taliban berkuasa.

Baca juga : BPIP Ganti Tema Lomba Artikel

"Saya harapkan Afghanistan terbuka dengan kerja sama dengan negara-negara lain yang tidak punya kepentingan politik, tetapi kerja sama perekonomian," kata dia.

JK mengatakan, Indonesia punya peran penting di Afghanistan. Dalam menjajaki perdamaian, Pemerintah Indonesia harus mendukung upaya damai sekarang saat Taliban memimpin Afghanistan, pasca penarikan tentara asing akhir bulan Agustus ini. Hubungan diplomatik antara Afghanistan dengan Indonesia juga menurutnya tidak akan terputus, meski Taliban berkuasa.

Media-media asing dan kelompok HAM khawatir Taliban yang digulingkan AS pada 2001 akan mengembalikan hukum Islam versi mereka sendiri saat memimpin Afghanistan. Taliban dikhawatirkan akan melarang perempuan bekerja, membatasi akses sekolah, dan kebebasan dalam berbicara.

Namun juru bicara Taliban meyakinkan bahwa mereka akan lebih moderat. Juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem mengatakan bahwa Taliban tidak ingin hidup dalam isolasi dan menyerukan hubungan internasional yang damai dengan seluruh negara di dunia.

“Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara dan rakyat kami. Tidak akan ada yang dapat menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapapun dan kami tidak ingin merugikan orang lain.” Jelas Naeem.

 
Berita Terpopuler