IDI Bandar Lampung: Karena Stigma, Pasien Isoman tak Lapor

Berbahaya jika pasien Covid-19 yang melakukan isoman tak lapor ke aparat desa.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Pasien isolasi mandiri perlu melapor ke aparat desa. Hanya saja, mereka dibayangi stigma hingga enggan melapor.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandar Lampung mengungkapkan, banyak pasien isolasi mandiri (isoman) tidak melapor ke aparat desa atau Dinas Kesehatan. Hal itu terjadi akibat adanya stigma buruk terhadap orang yang terpapar Covid-19.

"Paling susah itu kan menghilangkan stigma, karenanya banyak tidak mau lapor, takut dikucilkan dan sebagainya bila terpapar Covid-19," kata Ketua IDI Cabang Bandar Lampung, dr Aditya M.Biomed di Bandar Lampung, Kamis.

Dr Aditya mengatakan, misinformasi di masyarakat terkait dengan Covid-19 harus segera diklarifikasi. Masyarakat perlu disadarkan bahwa Covid-19 bukan aib.

Baca Juga

Ketika stigma terhapus, orang yang positif Covid-19 akan lebih kooperatif untuk melaporkan kondisi kesehatannya. Dengan begitu, proses pelacakan menjadi lebih mudah.

"Banyak pasien isoman ini lebih memilih melakukan swab test (tes usap) secara mandiri dan bila positif malah menyembunyikannya," kata dr Aditya.

Baca juga : Satgas: Kasus Covid-19 di Jakarta Turun 90 Persen

Dr Aditya mengatakan, banyak warga positif Covid-19 dan menjalani isoman tidak terdata. Alhasil, hal ini menyulitkan dalam proses penelusuran kasus oleh petugas.

"Kalau mereka tidak terdata atau melaporkan tentunya tracing (pelacakan) tidak jalan, padahal itu kan kewajiban pemerintah setelah ada yang terkonfirmasi harus ada penelusuran guna mengurangi risiko," kata dia.

Infografis Panduan Makanan Pasien Covid-19 Isoman - (republika.co.id)


Menurut dr Aditya, ada bahaya di balik menyembunyikan status positif Covid-19. Sebab, mereka bisa menjadi sumber penularan Covid-19.

"Saya harap masyarakat juga sadar terkait masalah ini. Mungkin mereka menganggap kalau kondisinya baik-baik saja dan hanya gejala ringan, tapi kan buat lingkungan itu bahaya karena bisa jadi sumber penularan," kata dr Aditya.

 
Berita Terpopuler